Mari Kita Berteriak

699 53 2
                                    

Hari Sabtu adalah hari terindah sebelum hari Minggu, suasana serta atmosfer berbeda dari hari-hari biasa meningkatkan ardenalin pada tubuh masing-masing siswa menjalani aktivitas di Sekolah.

Seperti biasa dengan penuh semangat Floryn hadir lebih awal sambil bersenadu dalam kelas yang hanya kehadirannya seorang diri. Sambil menunggu Floryn memastikan keadaan kelasnya dalam keadaan rapih dan bersih, bahkan dia rela mengisi vas yang kosong dengan kehadiran bunga yang baru. Tentu bunga itu berasal dari botani sekolah yang selalu Floryn rawat.

"Hari baru, kelas bersih, semangat oke!" seru Floryn menuturkan semboyan dadakan yang dia buat.

Hari Sabtu adalah dalam jadwal SMA Dawn biasanya adalah hari bebas namun absen tetap berjalan. Seperti mengisi waktu kosong sekadar datang ke sekolah lalu melakukan kegiatan seperti menjalani eskul, memperbaiki nilai, atau numpang internetan. Bagi Floryn, hari apapun sama saja karena Floryn akan menjalaninya dengan semangat membara.

Tak terasa waktu sudah hampir pukul 8 pagi, sedikit demi sedikit area sekolah mulai ramai. Di kelas Floryn pun juga sudah ada yang beberapa datang.

"Selamat pagi, Floryn." sapa Miya bersama dengan Ruby, Guinevere dan Lesley.

"Selamat pagi semua!"

"Aku iri deh Floryn masih bisa tetap semangat sedangkan aku sudah mau berubah jadi zombie..." keluh Guinevere kemudian bersandar seperti bapak-bapak di warkop.

"Pertama kali bekerja memang sangat melelahkan." ucap Miya sambil memijat kedua bahu Guinevere.

"Sepertinya pulang nanti aku akan mampir ke toko roti milik bu Pharsa. Terlihat sangat lezat!" seru Ruby kemudian.

Floryn tersenyum gembira teman-temannya terlihat tertarik untuk mengunjungi toko roti bu Pharsa. "Kita mampir kesana bareng-bareng, roti buatan ibu Pharsa sangat enak!"

Selang beberapa waktu kemudian, pasukan anak cowok kelas 2-B telah memasuki ruangan kelas. Terdengar keras suara narator dari game yang dimainkan oleh Claude, Hayabusa, Yin dan Zilong bahwa sepanjang jalan mereka fokus pada ponsel selama perjalanan.

"Dasar anak cowok pagi-pagi sudah main game. Mana sambil jalan lagi, habis ini nyunsep deh keluar jendela." celoteh Wanwan berkacak pinggang.

"Ayo, Yin! Mumpung musuh kita alihin lo push aja tuh tower!" teriak Zilong tetap fokus.

"Iya! Iya! Ini nungguin minion-nya!"

"Set! Eeee! Eat! Yak yak...! Yeaaah! Menang!" Claude mengangkat kedua tangannya ke udara antusias ketika suara kemenangan dari narator game terserukan.

"Nice, Yin!" Zilong merangkul leher Yin lalu mengacak rambut anak itu dengan gemas.

Yin sedikit kesakitan namun dia menerima itu dengan gelak tawa. Masing-masing kembali pada tempat duduk, tidak berselang lama kemudian kelas yang tadinya kosong telah ramai dengan jumlah murid yang pas sesuai dengan absen. Setelah menghitung, Floryn mencatat pada buku kehadiran bahwa semua telah hadir di kelas kemudian meletakan buku tersebut di meja depan alias meja guru.

Di tengah keramaian kelas, Ruby menyadari sesuatu bahwa suasana di luar kelas terasa lebih sunyi. Dengan pendengaran tajam biasanya Ruby dapat menangkap suara ribut dari kelas sebelah maupun koridor, tetapi untuk kali ini Ruby tak mendengar apapun kecuali suara ramai dari teman-teman kelasnya.

Aneh, pikir Ruby. Untuk melawan rasa penasarannya yang tinggi dia memutuskan untuk keluar kelas dan mengecek keadaan sendirian. Sekilas dia mengintip pada jendela kelas sebelah dan di dalamnya ada beberapa yang Ruby kenali seperti Lunox dan Freya yang tengah serius membaca buku masing-masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm Not Your Babu! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang