Ujian Dimulai!

564 60 10
                                    

Hari yang tidak ditunggu telah tiba, para siswa-siswi SMA Dawn datang dengan semua persiapan yang ada walau sebagian pasti belum siap, pasrah, santai, atau tiba-tiba amnesia.

"Prinsipku adalah datang, kerjakan, lupakan." tutur Zilong penuh kepercayaan diri, Ling yang bersamanya sampai memutar bola mata karena merasa muak.

Claude seperti tengah berbisik pada monyet yang bertengker di pundaknya. "Begitu Dexter, kau paham?"

Monyet bernama Dexter itu bersuara antusias seolah mengerti, Yin mencuri pandang kemudian bertanya. "Apa yang kau bicarakan pada monyet itu?"

"Rencana yang sangat rahasia! Aku sudah melakukan ini sejak kelas tahun pertama dan tidak pernah gagal." sahut Claude mantab.

Sejak kelas tahun pertama, Claude tidak pernah sedikitpun meleset saat melakukan kecurangan di tengah ujian. Dexter, monyet---atau bisa dibilang sahabat bagi pria itu adalah kunci keberhasilannya, sampai sekarang ini guru-guru tidak ada yang tahu menahu soal monyet milik Claude. Sekarang di kelas tahun kedua, dengan wali kelas berbeda dan tentu Claude harus penuh hati-hati. Karena Argus bukan sembarangan beliau.

(Jangan ditiru ya adik-adik.)

Ujian dimulai pukul 8 pagi, masih ada waktu sekitar 6 menit sebelum bel masuk berdering. Floryn mereview ulang apa yang sudah ia pelajari selama berminggu-minggu, tentu ajaran dari Aamon tidak akan Floryn lupakan.

"Belum mulai saja aku sudah gugup.. Padahal ini cuman Ujian Tengah Semester tapi tetap saja jika nilai ku jelek bisa-bisa aku dikurung di perpustakaan!" Guinevere mengacak-acak rambut frustasi.

Ruby terkekeh pelan. "Kau pernah begini waktu kita masih duduk di bangku tahun pertama. Dan hasilnya, kau mendapat peringkat bagus dan tetap kau pertahankan."

"Y-ya... Kali ini berbeda!"

"Ayo semangat Guinevere! Ini bakpao untukmu!" Wanwan memberikan satu bakpao kepada Guinevere berniat memberikan semangat lewat makanan, Guinevere menerima dengan senang hati.

Bakpao dari gadis bercepol dua itu seperti sebuah jimat atau ramuan bagi mereka yang gugup atau jauh dari kata semangat. Wanwan dengan senang hati membagikan bakpao buatan untuk seluruh teman kelasnya, tiba giliran bakpao terakhir dia berikan untuk teman masa kecilnya.

"Ini bagianmu, Yin! Isi yang sama seperti dulu!" seru Wanwan seraya memberikan bakpao.

Yin menerima dengan antusias. "Wahaha! Kau memang yang terbaik, Wanwan! Hmm, aroma kacang merah dipadukan dengan daging ayam tercium dengan sempurna."

"Hehe! Sudah jelas!"

Sementara Ling menyaksikan dalam diam, rasa hangat dari bakpao yang dia pegang mendadak hilang. Dia memilih untuk menaruh makanan itu di kolong meja.

Bel telah berdering, Argus memasuki ruangan tepat waktu dengan sebuah map coklat tergenggam. "Ayo duduk yang rapih!" tegasnya kemudian.

"Langsung saja, waktu pengerjaan 2 jam, periksa kembali sampai waktu habis, kerjakan dengan sungguh-sungguh, ada saja sedikit kecurangan... Bapak langsung usir lewat jendela, gak ada lagi lewat pintu." Argus menjelaskan seluruh peraturan dengan lantang.

Zilong berseru dari belakang. "Serem amat pak, nanti saya dendam lho."

"Oh, kamu mau bapak lempar keluar jendela?"

"Canda pak."

Argus mengeluarkan beberapa kertas dari map dan dibagikan setiap baris. Jarum jam panjang telah menunjuk angka dua belas, waktu pengerjaan dimulai dari sekarang.

---

Suasana kelas sampai pelosok sekolahan hening tanpa adanya suara semericik apapun, bahkan benda seperti jam yang biasa mengisi kekosongan hampir tak terdengar. Mereka---kelas 11-2 mengerjakan serius, menebak, santai, ngebut, bahkan ngasal.

I'm Not Your Babu! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang