Mobil dengan warna biru langit yang biasanya orang awam akan menyebutnya sebagai mobil sport padahal bukan mobil balap tapi tetap saja dipanggil dengan julukan itu.
Ahh, bukan itu yang harus di deskripsikan.
Mobil dengan warna biru langit itu terparkir di basement yang penuh dengan berbagai macam mobil. Aamon keluar di ikuti oleh Floryn yang menatap sekitar.
"Ayo." Ucap Aamon setelah mengunci mobilnya hanya dengan sekali tekan.
Mereka memasuki lift dan menuju lantai atas. Floryn merasa sedikit gugup, karena ini adalah pertama kalinya setelah pulang sekolah langsung ke mall tanpa harus mengganti baju terlebih dahulu. Ini sudah biasa dilakukan oleh anak sekolahan setelah lelah menguras otak, tiba saatnya melakukan refreshing dengan pergi ke mall.
Itupun jika masih ada uang lebih.
Dering lift terbunyi, pintu otomatis terbuka. Aamon melangkah keluar duluan dan di ek ori oleh Floryn, gadis itu terperangah memandang isi mall. Sangat mewah dan lebih besar dari mall yang sering dia kunjungi bersama teman-temannya. Para pengunjung juga tampil seperti model dengan berpakaian bermerek yang mungkin saja sangat ternama dan mahal.
Awalnya Floryn merasa kurang percaya diri karena datang hanya dengan mengenakan seragam sekolah, tapi untungnya dia tidak sendirian karena Aamon juga memakai seragam sekolah. Jadi, tak perlu malu bila dilihat orang-orang. Karena malunya sudah dibagi ke kakak OSIS.
"Jangan murung kayak anak nyasar dong. Dan juga, lalat akan mudah masuk ke dalam mulutmu." Sindir halus Aamon, pria itu sangat gemas dengan sikap adik kelasnya.
Floryn tersadar dan segera menyusul Aamon. "H-habis ini pertama kalinya aku memasuki mall yang sangat mewah ini."
"Wajar, mall ini berada di pusat kota dan terlalu jauh dari rumahmu." Ucap Aamon sambil berjalan.
"Lalu kenapa kakak memilih tempat ini?" Tanya Floryn.
Aamon tersenyum miring. "Hmmm, kenapa ya~ nanti kau juga tahu."
Floryn memiringkan kepalanya dengan bingung, penasaran dengan alasan dari Aamon memilih mall ini padahal dia tahu bahwa mall ini sangat jauh dari rumah Floryn. Walaupun menggunakan mobil, pastinya akan memakan waktu lama untuk sampai rumah bila tidak terkena macet.
Aamon memasuki restoran yang menjual berbagai macam minuman, "kau mau minum apa?"
"Eh? Dibayarin nih?" Tanya Floryn memastikan.
Pria itu tertawa kecil sebelum menjawab. "Kalo gak dibayarin aku gak bakal nawarin."
Kemudian Floryn melihat menu yang berada di meja kasir dan hanya memerlukan waktu sepuluh detik untuk mendapat minumaan yang dia mau. "Aku pesan Caramel Frappucino saja."
7 menit telah berlalu dan minuman sudah siap dihidangkan. Aamon memberikan bagian milik Floryn, lalu melangkah keluar dari restoran dengan santai.
"Eh-- tunggu kak! Belum bayar!" Seru Floryn menahan Aamon.
Aamon sedikit menengok sambil menyeruput minumannya. "Sudah bayar kok."
Alis sebelah Floryn terangkat. "Hah? Tapi... Aku gak liat kakak ngeluarin dompet sama sekali..."
"Serius aku sudah bayar, kalaupun belum pasti mbak kasir itu udah teriakin aku duluan." Ujar Aamon santai dan kembali berjalan.
🦐🦐🦐
Floryn POV
Aku yakin betul kakak kelas itu sama sekali tidak mengeluarkan dompet, kedua penglihatanku ini walau sempat tertuju pada handphone pasti akan terlihat penggerakan mengambil dompet walau sedikit. Tapi ini tidak sama sekali!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Your Babu!
FanfictionFloryn seorang siswi dari SMA Dawn, adalah seorang gadis yang biasa saja dan menikmati masa mudanya dengan biasa saja. Hidupnya berubah dratis saat dirinya tak sengaja menabrak seorang kakak kelas sekaligus Ketua OSIS. Namun, Floryn tidak sadar bah...