"KYAAAAAAAA!!"
Pemuda dengan warna rambut biru langit terkejut ketika Floryn tiba-tiba berteriak dan berjalan mundur dengan cepat sampai menabrak tembok.
"Kenapa kau teriak?" tanya pemuda itu.
"H-habis kau tiba-tiba deketin aku!" balas Floryn dengan tegas sekaligus waspada.
Pemuda itu menghela nafas pelan sebelum menjawab. "Menurutku sangat tidak sopan bila jarakku sangat jauh dari lawan bicara, makanya aku mendekatimu."
Floryn berkedip dia kali setelah mencerna perkataan dari pemuda di depannya. Ada benarnya juga bila dipikir-pikir, dan Floryn jadi merasa malu dengan diri sendiri karena sudah berpikir tidak-tidak.
"Begitu ya... Maaf." Floryn sedikit membukuk.
Tangan dari pemuda itu mengibas udara sebagai jawaban secara gerakan fisik. "Tak perlu sampai minta maaf begitu."
"Emm.. Namaku Floryn, dari kelas 2-B." ucap Floryn memperkenalkan diri dengan senyum kaku.
Pemuda itu membalas dengan senyuman lembut. "Xavier, kelas 3-A. Panggil saja langsung namaku."
"A-aku rasa itu tidak sopan..."
Pemuda bernama Xavier terkekeh pelan menyangkal pernyataan gadis lebih muda di depannya, kemudian pemuda itu melangkah menuju tumpukan canvas yang berceceran lalu disusun rapih. "Jika aku mengatakan bahwa itu tak masalah.. Maka kau tak perlu merasa tak enak."
Floryn membalas dengan anggukan kecil walau sedikit canggung. Kedua matanya bermain memperhatikan canvas satu persatu yang telah terwanai dengan tinta biru, langkah kecilnya mendekati sang adam yang tengah duduk dengan pandangan serius sambil menggerakan tangan kanan untuk membuat sebuah coretan,
"Kau menggambar ini semua?" tanya Floryn berbasa-basi.
"Menurutmu? Apa sekarang ada orang lain di ruangan ini?" Xavier kembali bertanya tanpa menoleh.
"Tidak ada si.... Apa mungkin saja disini habis ada kegiatan klub?"
"Tentu tidak ada. Aku sendirian disini."
Perkataan Xavier sukses membuat Floryn terkejut sekaligus terheran. Klub yang mungkin sangat digemari atau diidamkan oleh para penyuka Seniman, tentu tidak akan melewati kesempatan untuk bergabung. Apa mungkin saat ini tidak ada satupun yang tertarik? Rasanya mustahil karena setiap klub wajib menghadirkan anggota baru bila tidak mau klub tersebut dibubarkan.
"Dari wajahmu kau pasti bertanya kenapa hanya aku seorang." sela Xavier terlebih dahulu ketika Floryn hendak membuka suara.
Floryn tak menyahut lantaran bingung karena gerak-geriknya mudah ditebak.
"Anggaplah aku menyewa hanya untuk diriku. Dengan begini aku bebas berekspresi dan melukis dengan tenang ditemani oleh sayup-sayup angin beserta gesekan daun."
Hembusan angin tertiup dalam damai memasuki ruangan, pemuda bernama Xavier posisinya tak jauh dari jendela dapat merasakan derai angin meniupkan dirinya, pantulan senja sebagai terpantul pada kedua mata biru langit milik sang adam nampak begitu mengkilap. Floryn tak kuasa memalingkan pandangan yang cukup elok setelah sekian lamanya, Floryn ingin menikmatinya sedikit lagi.
"Apa ada sesuatu di wajahku?" Xavier segera bertanya setelah sadar dirinya terlalu lama dipandang oleh sang gadis.
Floryn terkesiap dan buru-buru menggeleng. "T-tidak ada!" kedua maniknya sedikit bermain memandang jam dinding yang tertempel pada tembok kelas. Waktu berlalu begitu cepat, mungkin Floryn sudah terlalu lama menghabiskan waktu disana sampai lupa dengan tujuan awal, "ya ampun sudah mau jam 6! Maaf kak, aku permisi dulu. Sudah ditunggu seseorang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Your Babu!
FanfictionFloryn seorang siswi dari SMA Dawn, adalah seorang gadis yang biasa saja dan menikmati masa mudanya dengan biasa saja. Hidupnya berubah dratis saat dirinya tak sengaja menabrak seorang kakak kelas sekaligus Ketua OSIS. Namun, Floryn tidak sadar bah...