Us : 08

2.4K 293 128
                                    

Akhirnya setelah Elang beres ngajar, langsung ketemuan dengan Prima di Love at First Sip. Bukannya Prima balik kerja lagi, tapi memang ada barang yang tertinggal, pun temannya sengaja ogah mengirim pada Prima, maunya Prima saja yang datang, biar ramai seperti hari-hari biasa.

Tujuan mereka makan siang dulu, baru nanti ke Mangga Dua cari laptop. Prima bilang uang tabungan di rekeningnya ada sekitar delapan juta lebih. Itu hasil kerja, lemburan, juga komisan gambar, dan kiriman-kiriman uang dari dua pasang kakek-neneknya.

Mungkin kalau dipisah dari uang pemberian kerabat, uang tabungan Prima sekita enam jutaan.

Elang rasa uang segitu banyaknya cukup untuk laptop dan handphone, tapi ya handphone tetap Elang yang beli. Kalau boleh laptopnya juga, tapi pasti Prima menolak. Lagipula Elang mau menghargai usaha kerja Prima, demi beli sesuatu yang ingin ia punya.

"Tadi aku tanya-tanya Pak Edi, soal spek laptop, di situ ada anak-anak IF juga. Ya aku bilang buat yang suka gambar, main game gitu-gitu, terus mereka nyaraninnya laptop game aja. Ramnya besar, enak juga kalo buat grafik gitu Ma."

"Ooh, harganya?"

"Yang lima jutaan ada kok. Nanti liat-liat aja dulu. Kalo kurang ada aku Ma. Budget kamu berapa, kalo kurang aku yang tambahin."

Prima diam dulu, sebenarnya ragu, malah ingin ganti laptop yang biasa saja. Tapi kalau murah tapi cepat kalah, ya buat apa juga? "Oke."

"Kamu masih hobi main game emang? Kan mainnya di hp."

"Tapi aku mau nyoba main The Sims 4 juga Lang. Bagus banget aku liat di Twitter."

"The Sims ya Ma?"

Prima ikut cekikikan, masalahnya memang teman Prima main game yang lain, Prima masih main The Sims. "Komputer kamu di rumah itu dipake gak sih?"

"Jarang banget aku pake itu, laptop terus. Lagian suntuk banget kalo di kamar tuh Ma, enak di depan kan?"

"Aku pake aja tau gitu mah."

"Ya pake aja, emangnya aku pernah larang-larang kamu apa?"

Hanya cengiran yang Prima umbar. Karena nyatanya Prima sama sekali tidak pernah dengar ada larangan untuknya saat Prima di rumah Elang. Benar-benar seperti di rumah sendiri. Bahkan Prima punya kunci rumah Elang, sudah lama diberikan.

"Aku pengen milkshake blackcurrant deh. Seger kayaknya."

"Ayok! Aku mau yang seger-seger juga Lang. Yuk!"

"Nanti aja kita cari jajanan di Mangga Dua."

Karena nyatanya, setelah pacaran, hobi keduanya jadi sama. Jajan. Ya jajanan pinggir jalan, benar-benar jajan, sesekali sengaja diniatkan jajan ke tempat-tempat baru. Prima yang semula tidak pernah jajan, sejak pacaran sama Elang, diasupi jajanan terus. Seperti Elang memang senang juga jajan ini-itu buat Prima.

Di Mangga Dua, keduanya langsung ke tempat tujuan, beli laptop dulu. Prima cengok, biar Elang yang bicara soal spek laptop yang diinginkan. Rata-rata laptop jaman sekarang bagusan. Prima malah ditawarkan yang touch screen sampai yang layarnya bisa dilipat ke belakang. Waktu Elang menoleh, Prima menggeleng. Bukan itu tujuan beli laptop.

Ditawarin banyak laptop sampai akhirnya Prima dapat yang klop dengannya. Masih laptop game, speknya bagus, bagus juga untuk hobi gambar seperti Prima. Malah Prima sempat ditawari tablet sekalian kalau memang hobi gambar. Tapi ya tentu menolak. Selain karena Prima butuhnya hanya laptop, ya tablet kan mahal juga.

Selesai dengan laptop, mereka lanjut counter handphone. Makin bingung, masalahnya Prima kan tidak persiapan beli handphone, jadi ia belum lihat-lihat review yang mana yang bagus. Jadi sampai sana ya Prima bengong lagi, memperhatikan jajaran handphone.

Recalling Us (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang