Us : 24

2K 236 57
                                    

Nyatanya skripsi tidak berjalan mulus. Prima berhasil menyelesaikan Bab 4 dengan baik tapi tidak dengan Bab 3. Yup, bagian Metode Penelitian. Dosen Pembimbing sama Prima paham benar metode apa yang Prima gunakan, tapi sayangnya cara Prima merangkai kata-kata cukup payah dan berbelit dalam menjelaskan tentang metode yang ia gunakan untuk tugas akhir ini.

Prima minta teman-temannya baca, jawabannya selalu sama, berbelit. Prima minta Elang baca, dan seketika beberapa lembar itu isinya coretan spidol merah semua.

"Ini kan bisa nih taro disini Ma, ngapain baru ngasih tambahan di akhir coba?"

"Ya.. kan tambahan?"

"Kan kamu gak lagi bikin surat. Bikin laporan penelitian. Orang udah serius baca ini begini-begini, udah paham terus baca ada tambahan ini jadi mikir ulang."

Prima diam. Mode dosen Elang sudah keluar.

"Ini kan, kalimat ini udah nutup paragraf yang ini, paragraf baru berarti ide pokok baru dong, kok malah ngebuka yang di atas lagi?"

"Emang gak papa panjang?"

"Ya gak papa, atau kalau mau bukin dua paragraf, yang diatas jangan pake kalimat nutup pembahasan gitu. Lagian ini tamabhannya tanggung gini, kan bisa disambung di atas, malah gak perlu paje kalimat nutup ini Ma."

"Okee."

"Kata Bu Riska apa?"

"Bu Riska mah ngecek website sama Bab 4 doang. Bab 3 ini sama Pak Mahmud."

"Ngomongnya sama kayak aku gak?"

"Iya." Prima menunduk lagi, ternyata yang memang salah.

"Ayo benerin dulu, Bab 4 sama 5 udah kan?"

"Udah fix banget itu mah Lang. Malah sinopsis udah aku kasihin juga, besok tinggal bimbingan."

"Abstrak?"

"Aman. Aku minta bantuan Fahmi sama Wahyu bahasa Inggrisnya. Maksudnya koreksi gitu loh, kan aku gak pinter Bahasa Inggris."

"Gak kasih liat ke aku?"

"Nanti, kamu mah terakhir, pemutakhir."

Elang baru terkekeh. "Terserah deh. Beresin dulu, terus kita beli makan. Bentar lagi Sidang loh Ima."

"Bentar lagi sarjanaaa~"

"Kalo lulus."

"Ah Elang!"

Elang hanya menyeringai, ia acak rambut tebal Prima seraya bangkit dari sofa meninggalkan Prima menyelesaikan revisi terakhirnya. Oh, sebelum revisi final Senin depan.

Sejak kejadian lalu, Prima jadi benar-benar tinggal di rumah Elang, kamar belakang jadi kamar Prima, tetap butuh kamar sendiri karena Prima butuh serius tanpa distraksi kehadiran Elang, atau rasa ingin menyalakan tv kalau di ruang tengah.

Kalau suntuk, ya tinggal melipir ke kamar Elang, minta peluk sambil misuh skripsi susah, skripsi bikin pusing dan segala macamnya tapi kelar juga.

Kadang teman-temannya main kesana, tapi hanya sampai teras, sungkan untuk masuk. Pun, masih saja merasa Elang ini es batu. Jadi lebih sering ke rumah Galvin atau Faisal yang memang teras depannya mendukung untuk kumpul-kumpul. Belum lagi ngobrol di salah satu mobil angkot milik ayahnya Faisal.

Prima dan kelima temannya pernah ke mall naik angkot itu, parkir di besmen tanpa rasa malu hanya penuh lawak saja sepanjang jalan dan masuk mall. Ternyata seru juga. Paling Fahmi yang dongkol karena selalu jadi tumbal mengemudi.

Ketika waktu sidang sudah ditentukan, semua jadi jadi lebih serius untuk latihan sidang. Dari 35 mahasiswa, 4 diantaranya tidak lulus sidang dan harus mengulang sidang. Itu yang dikatakan di awal pengumuman hasil sidang skripsi. Prima ketar-ketir, tanganmya dingin. Nama-nama yang lulus disebut satu persatu namun tidak juga disebut nama Prima Nurmansyah saat kelima temannya sudah disebut di awal. Apalagi Galvin. Disebut paling pertama.

Recalling Us (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang