Us : 07

2.3K 313 131
                                    

"Terus kita pacaran?"

"Kalo kamu mau."

"Tapi emang boleh? Pak Elang kan dosen."

"Kalo dosen gak boleh punya pacar?"

"Ya bener juga sih, tapi Pak Elang dosen di kampus saya Pak!"

Elang cekikikan, hampir terbahak. Habis lihat Prima yang gemas begitu lucu sih. "Ya diem-diem. Atau kalo gak mau yaa... ya gak papa. Saya gak mau maksa juga. Saya cuma mau bilang saya suka kamu, udah."

Tapi Prima tidak mengatakan apa-apa lagi. Lebih tepatnya tidak melanjutkan cerita kejadian sepulang dari makan cake dengan Elang pada Galvin dan Faisal yang haus akan kejelasan.

Wajahnya masih saja terasa panas kalau ingat yang satu itu, meski Prima paham benar kalau memang hari dimana ia resmi jadi pacar dosennya itu lebih banyak janggalnya dibanding romantisnya.

Ya pertama karena semua serba tiba-tiba, rasanya PDKT juga tidak ada. Lalu Elang juga sama sekali tidak menjelaskan sejak kapan ia tau kalau Prima suka dengan Elang. Janggal. Apalagi di pikiran Galvin dan Faisal yang sudah berpengalaman soal cinta-cintaan ini. Pun, terntaya Elang ini adalah pacar pertama Prima.

"Gue masih ngerasa nih orang sus sih Bas. Ya maksud gue bukannya gua gak percaya banget, gue yakin juga kalo emang dia bener suka sama lo, cuma ya gue gak sepenuhnya percaya gitu loh."

"Iya. Paham kok gue juga Sas."

"Tapi sikap dia ke lo gimana? Berubah gak?"

Prima mengernyit, "Berubah gimana? Biasa aja ah. Kalo lagi kampus ya dosen, di luar ya pacar Sas. Lagian gue juga malu kali kalo di kampus mah. Nanti yang ada dikira sok deket sama si es."

"Hmm, ya bagus sih." Faisal baru angkat suara. "Ini mungkin karena masih awal Gal, lagian kita juga taunya Pak Elang tuh dingin. Tapi denger cerita dari nih anak kan, malah kita tau kalo Pak Elang ngetreat Prima dengan baik. Terus gak usah lah kita takut-takut mereka bakal ketawan, mereka biasa aja kok kalo di kampus."

Prima mengangguk cepat. Ini sudah seperti Prima minta izin Galvin dan Faisal untuk pacaran dengan pengajarnya. Seperti minta izin orang, Galvin mamanya, Faisal papanya. Padahal ketiganya sama-sama pihak menerima.

"Terus?"

"Apaan?"

"Gimana rasanya cinta berbalas dari pak crush?"

"Hah?"

"Dapet juga kan lo daddy-daddy kayak gue."

"Dih. Ya baru ini gue punya pacar Sas. Kebetulan aja kali dapetnya serupa daddy."

Faisal terbahak keras, ia lihat wajah Prima malah makin merah tiap Galvin bilang kalau Elang itu sugar daddy Prima.

"Terus lo manggilnya apa ke daddy lo? Kan kalo gue ya daddy aja gitu. Kan gue emang baby."

"Najis juga gue denger omongan lo lama-lama ya Gal!?"

"Gue manggil Pak Elang ya tetep Pak Elang lah. Ya coba aja lo bayangain Sas, kalo gue jadi kebiasaan manggil daddy juga, atau pet name lainnya, terus gue keceplosan waktu di kampus, apa gak kelar?!"

"Ya mana tau nanti lo di kelas, mau nanya kan, Daddy ini gimana sih?"

"ANJIM merinding guaa. Sumpah ya gue sama cowok gue aja gak ada pet name apa lah itu. Panggilan kita tuh ya Nyet lah Njing, manggil Babi lah. Nama hewan semua."

"Ya lo mah duo barbar." Prima melengos. "Lagian gue geli juga manggil Pak Elang pake pet name. Dan masalahnya gue gak kayak lo Sas! Tipikal uke!"

Recalling Us (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang