Jadi, Prima benar-benar ditagih penjelasan selengkap-lengkapnya oleh Galvin alias sohib virtual yang jadi nyata, selirsasuke.
Galvin yang malam-malam ke kosan Prima, batal menginap di rumah Galvin karena Prima juga bingung gimana ia harus menghabiskan semua makanan yang dibelikan Elang. Faisal ditelpon untuk datang, tadinya menolak karena mau futsal sama pacarnya, tapi waktu Galvin bilang:
"Sohib lo abis pacaran sama Pak Elang."
Faisal batalkan seluruh janji yang ia punya malam itu untuk langsung meluncur ke kosan Prima. Kejelasan lebih penting daripada futsal sama pacar!
Oh jelas Prima gugup, mana hidungnya mulai terasa perih lagi karena habis mandi tadi, lupa malah kucek-kucek hidung. Tapi ya dua temannya ini ternyata sama sekali tidak bisa menunggu.
Mau tidak mau Prima jelaskan pelan-pelan, soal Elang yang tiba-tiba menjemputnya sampai mereka jalan-jalan, berakhir Prima yang mengakui kalau ia baper pada Elang.
"Bener-bener lo Prim. Lo kenapa gak bilamg dari dulu sih?"
"Ya... kenapa juga? Lagian gue ngerasa, gue tuh baper aja. Kan gue juga bukan gay kayak kalian."
"Tapi kalo gini jadinya ya lo gay." toyor Faisal. Gemas karena Prima baru cerita setelah selama ini. "Terus dia mau nikah? Sabtu ini?"
"Iya. Setau gue gitu."
"Lupain Bas. Jangan sampe jadi pelakor. Sumpah ya, lo kalo mau sama daddy-daddy gitu, nanti gue kenalin deh sama temen daddy gue."
"Ish apaan sih Sas?! Gue gak mikir sampe sana!"
"Ya elo mikirnya si es batu itu mulu anjir!" toyor Faisal lagi. Makin gemas rupanya. "Udah ya Prim, lo sampe sini aja deket saka tuh dosen. Kalo lo lanjutin, lo baper, lo yang sakit hati. Percaya sama gue."
"Iya... gue juga paham."
"Kalo paham, kenapa lo tadi sama dia Baaas?!"
"Kan udah gue bilang Sas, gue gak enak. Maunya juga gue balik pake motor. Mana ini banyak banget dia beliin gue makanan. Gue kira ini punya dia, ternyata dikasih semua ke gue, kan gila."
"Gal.. mending bener deh lo cariin daddy buat temen lo nih."
"Apaan sih Sal?"
Malamnya berakhir dengan ceramah Faisal dan Galvin yang lebih berpengalaman untuk Prima yang baru merasakan jatun cinta pada laki-laki, tapi harus kandas lusa nanti.
Besoknya Prima kuliah seperti biasa, masih pakai masker seperti sedang flu. Teman sekelas jelas banyak tanya, tapi ya jawab Prima itu-itu saja. Untung ada Wahyu dan Kamal serta si barbar tukang ribut Faisal, yang siap jadi tameng Prima kalau pertanyaan mulai kemana-mana.
Pulang seperti biasa, kerja juga sama. Di tempat kerja ditanya-tanya juga, cuma ya kalau disini bisa jawab suka-suka. Pun, rasa kepo sesama pegawai disini tipis, sudah paham apa itu privasi.
Prima diizinkan pulang cepat karena bilang mau pulang kampung. Kupingnya juga terasa panas kena ceramah sang ibu. Ya namanya musibah, siapa yang tau kan?
Jam delapan Prima sudah siap berangkat ke pool travel. Ya pakai travel, sudah kemalaman, lagipula Prima nurut saja apa kata ibunya. Prima pakai maskernya lagi, baru kok bukan bekas. Prima pikir, enak juga pakai masker. Ia rasa ia jadi lebih keren, apalagi pakai yang warna hitam.
"Prim, mau pulang?"
"Iya Bu. Prima titip motor ya Bu."
"Iya aman, ibu jagain." si ibu, sebenarnya sudah punya tiga cucu, tapi maunya dipanggil ibu saja. Ia pakai daster dan kerudung seadanya, berjalan mendekati Prima membawa plastik putih sedang lalu disodorkan. "Nih, buat bekel di jalan. Naik apa pulangnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Recalling Us (BL 18+) [COMPLETE]
Romance❝𝑾𝒉𝒂𝒕 𝒊𝒇, 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒏𝒅 𝑰 𝒘𝒆𝒓𝒆 𝒎𝒆𝒂𝒏𝒕 𝒕𝒐 𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒘𝒂𝒚𝒔, 𝒐𝒏𝒍𝒚 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒘𝒆 𝒄𝒐𝒖𝒍𝒅 𝒇𝒊𝒏𝒅 𝒆𝒂𝒄𝒉 𝒐𝒕𝒉𝒆𝒓 𝒂𝒈𝒂𝒊𝒏.❞ Apa yang ada dalam benakmu, ketika dengar kata 'Space'? . . . ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ A...