"Suara kamu Ima.."
"Nnhh... Elang.."
Sungguh. Prima merasa jadi anak yang paling-paling durhaka dan kurang ajar. Ayolah! Ini pertama kali Prima datang ke rumah orang tua pacarnya dan mereka malah bersenggama?!
Prima akalmu dimana?!
Elang juga.
Elang yang melancarkan semuanya. Terjadi amat cepat, entah. Prima bilang ia ereksi dan Elang mengiyakan. Rasanya keduanya ini dihasut setan. Habis dalam sekejap mata mereka sudah di kamar mandi dalam kamar Elang. Bersenggama. Benar-benar bersenggama!
Prima mencari-cari apapun yang bisa ia remat, agar bisa jadi pegangan tapi tidak ada sama sekali. Tangan kirinya bertahan pada kepala kloset duduk, tangan kanannya menutup mulut, sementara Elang di belakang, giat mengeluar-masukan benda sakralnya dengan cepat.
Kaki Prima sampai lemas tapi ia tetap harus berdiri untuk bisa menuntaskan semuanya. Kadang ia merasakan kedua tangan Elang di pinggangnya, kadang satunya dipundak. Atau bahkan di dadanya ketika Elang ikut membungkuk.
"Aku pulang naik motor Elang-"
"Aku anter.."
"Mmmh!"
"Tahan Ima. Aku tau kamu gak nyaman."
Prima menggeleng. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Ia membenarkan kalau posisinya kurang nyaman, tapi Prima juga tidak bisa menyangkal kalau penis Elang di anusnya terasa sangat dalam. Nikmat pula!
"Aku- Elang- aku mau keluar-"
"Keluarin, aku juga bentar lagi."
Rasanya Prima sampai tidak bisa mendeskripsikan apa yang ia rasa. Baru itu ia mau teriak amat keras. Mungkin karena ini pertama kalinya mereka bersenggeama cepat-cepat, dengan rasa khawatir yang memburu.
Ingin Elang tarik tangan Prima yang digigit agar tidak berteriak saat pelesapannya. Tapi gigitannya amat keras, kalau Elang tarik mungkin malah akan semakin luka.
Panik? Jelas.
Tapi Elang masih ingat untuk hati-hati melepas penisnya dan mendudukan Prima dia kloset. Ia lihat air mata Prima bercucuran, entah karena nikmat atau malah kesakitan akan seksnya.
"Kenapa gigit tangan, Ima? Sakit kan?"
Prima terengah, napasnya masih putus-putus bekas pelepasannya. Ia tidak menjawab sama sekali, mengabaikan tangan kanannya yang digenggami Elang. Matanya sayu, sendu, ia usap pipi Elang, sampai Elang yang semula fokus pada tangannya kini menoleh dan membaca isyarat Prima.
Ciuman panjang dan dalam penuh kelembutan Elang berikan untuk Prima. Sambil ia usap-usap pipinya, tangannya yang sakit, Elang bawa Prima ke pelukannya, membiakan Prima mengatur napas di pundaknya.
"Baju aku basah Elang.. keringetan."
"Hm. Nanti pake kaos aku."
"Ngantuk.."
"Iya." dikecup pula leher Prima. "Tidur. Nanti aku yang beresin, aku gendong ke kamar."
"Gak mau... tapi kaki aku lemes banget."
"Ya makanya." senyum Elang lucu, makin lucu waktu ia dengar kekehan pelan Prima. Ia sandarkan lagi Prima di kloset, menatapnya yang masih senyum-seyum meski matanya masih sayu bekas senggama. "Maaf.. kasar ya?"
Prima menggeleng, "Ini kayak di manhwa ya?"
"Astaga Ima."
Dan makin-makin lah Prima cekikikan, "Bathroom scene gitu Lang. Tapi untung kamu sedia kondom. Bisa-bisa, genre hidup aku berubah MPreg. Omegaverse. Aku nanti bisa hamil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Recalling Us (BL 18+) [COMPLETE]
Romance❝𝑾𝒉𝒂𝒕 𝒊𝒇, 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒏𝒅 𝑰 𝒘𝒆𝒓𝒆 𝒎𝒆𝒂𝒏𝒕 𝒕𝒐 𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒘𝒂𝒚𝒔, 𝒐𝒏𝒍𝒚 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒘𝒆 𝒄𝒐𝒖𝒍𝒅 𝒇𝒊𝒏𝒅 𝒆𝒂𝒄𝒉 𝒐𝒕𝒉𝒆𝒓 𝒂𝒈𝒂𝒊𝒏.❞ Apa yang ada dalam benakmu, ketika dengar kata 'Space'? . . . ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ A...