Us : 01

8K 450 219
                                    

"Nghh.."

Matanya langsung melirik begitu suara lenguhan pelan keluar. Senyumnya bukan menyeringai karena bangga atas kemenangan ia sudah berhasil membuat suara desahan itu keluar, tapi justru lucu. Ya lucu karena ekspresi setelah mendesah itu buat ia hampir melepas tawa di tengah senggama.

"Jijik banget ya?"

"Nggak."

"Itu ketawa."

"Nggaak~" ya bilangnya sih nggak, tapi tawanya makin cekikikan. Bahkan sampai kena gebuk bantal pun tawanya makin dilanjutkan. Bukannya berhenti atau apa, malah makin tertawa melihat wajah yang makin memerah di hadapannya. "Kamu tuh lucu deh. Aku udah berkali-kali bilang, kamu boleh mendesah atau apa gitu. Tapi masih aja nyoba nahan-nahan."

"Abis geli sendiri dengernya."

"Ya fokus kamu jangan ke suara desahan kamu lah."

"Tetep aja." bibirnya agak mengerucut, yang kemudian dicuri kecupan singkat dari sana. "Elang... besok jadwalnya cuma dua kelas kan?"

"Iya. Kenapa?"

"Abis itu kemana?"

"Yaa pulang. Mau pergi? Tapi bukannya kamu harus kerja?"

"Iya..." itu yang buat malas, "Aku berhenti aja salah gak sih? Sumpah ya, aku keteteran banget tau gak?"

"Tabungan kamu? Kan kamu yang nolak aku bantuin."

"Tch. Aku tuh bener-bener mau beli ini pake hasil uang aku sendiri Lang. Tapi sumpah capeeek. Kuliah sampe sore, lanjut kerja, terus tugas, terus ini, terus itu. Aku capek tapi aku butuh uang. Gaji disana lumayan."

"Tabungannya kurang berapa?"

"Dikit lagi sih.."

"Hmm.. ya udah lanjut dulu aja. Tapi capek banget ya?"

"Banget Lang." makin pula merajuk setelah tadi mendumal ini-itu. "Aku pikirin lagi deh."

"Hm, pokoknya kalo butuh bantuan apa-apa, bilang langsung."

"Ya gimana mau bilaaang? Chat aku aja dibalesnya cuma kalo kamu udah keluar daerah kampus. Aku chat pagi, bisa sore baru bales. Ya males lah aku."

"Ya kan kamu tau-"

"Sesekali aku gak mau tau." katanya tegas, sambil mendorong, menyudahi senggama. Malah ngambek sungguhan. Pergi dari kasur sambil mendumal pinggang pegal.

Emm.. sebenarnya memang mereka habis menyelesaikan ronde ke dua, tadi itu siap untuk ronde ketiga, tapi ya malah bertengkar tidak mutu.

Elang pikir, yaa namanya juga anak-anak.

Padahal kalau dibilang anak-anak juga bukan, Prima Nurmansyah sudah 22 tahun, sudah semester enam di kampusnya. Tinggal satu tahun lagi siap lulus.

Lalu kekasihnya ini, Elang Setyo Adifana, tahun ini akan genap kepala tiga. Yaa... yaaa.... Elang ini sebenarnya dosen Prima di kampus. Mereka sudah pacaran sejak setahun terakhir. Masih belum lama sih, tapi ya tentu hubungan mereka amat-sangat dirahasiakan. Sama sekali tidak boleh ada yang tau. Keduanya tutup mulut, dan bersikap biasa di kampus.

Ah... sebenarnya Elang yang paling mendalami sikapnya di kampus. Berbanding 180° kalau mereka bersama si luar kampus. Aduh bucinnyaaa~ gak ada obat. Dingin dan galaknya di kampus juga gak ada obat. Malas Prima.

Awal mula mereka bisa bersama itu dari; ketika Prima masuk semester tiga, ketika Mata Kuliah IT jadi Mata Kuliah wajib di semua jurusan di kampus swasta tempat ia mengemban pendidikan Sistem Informasi ini. Kampusnya berbasis komputer, jadi mata kuliah Komputer dan IT ini wajib sampai semester akhir. Bahkan di semester 7 dan 8 nanti ada mata kuliah hardware. Euh. Kenapa juga sih Prima kuliah disana?

Recalling Us (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang