Tap... tap... tap...
Suara langkah kaki di koridor sekolah yang sepi membuat Soobin merinding. Dia yakin hanya ada dia sendiri di sini, mengingat ini masih pukul 6 pagi.
Teman sekelasnya bertanya mengapa Soobin datang sangat pagi, namun ia akan selalu menjawab bahwa ia perlu banyak belajar sebelum kelas dimulai.
Tapi bagaimana dia bisa belajar jika kepalanya selalu saja dipenuhi dengan pikiran-pikiran buruk?
Cekrek!
Suara jepretan kamera tiba-tiba terdengar entah dari mana.
Jantung Soobin berdegup semakin kencang, nafasnya tersengal-sengal, kepalanya pusing, dan tangannya gemetaran.
Inikah yang namanya ketakutan? Soobin rasa, ini sudah terlalu parah.
Hawa panas itu mendekati punggungnya, dia sudah tidak bisa mengelak lagi.
Puk!
"Oh ada Soobin..."
Soobin berbalik dengan gerak kaku ketika seseorang menepuk bahunya.
"Pagi!" sapa seorang laki-laki dengan ceria, membuat Soobin menghela nafas dengan tenang. "Sungdae? Tumben sekali datang pagi-pagi," ucapnya kepada pemuda yang lebih pendek darinya itu.
"Oh itu... Aku lupa membuat tugas! Jadi aku datang pagi-pagi untuk membuatnya, kamu sudah buat, Soobin?" tanya Sungdae dengan mimik wajah panik.
Soobin menganggukkan kepalanya lalu berjalan beriringan dengan Sungdae. "Tentu, mau meniru punyaku?"
"Heheheh kalau boleh?"
"Tentu saja."
Pagi hari ini, Soobin mengkhawatirkan banyak hal. Tapi kekhawatirannya pasti akan sirna ketika bertemu teman-temannya di kelas.
Semuanya berjalan lancar awalnya, sebelum di tengah-tengah jam pelajaran, ia diperintah oleh wali kelasnya.
"Soobin, datang ke kantor guru!"
Awalnya, Soobin tidak berpikir yang aneh-aneh. Dia mencoba positif seharian ini.
Namun, sepertinya hari ini tidak akan berakhir dengan mulus.
"Masih kecil sudah jadi jalang..." celetuk seorang guru perempuan kepada Soobin ketika ia memasuki ruang guru.
"Eh?" Soobin langsung kaku di tempatnya.
"Iya, kau. Kau dan Hyunseok berbuat tidak senonoh di toilet, 'kan?"
Jantung Soobin seperti berhenti sejenak. Apa? Situasi apa ini?
"T-tidak! Kami tidak melakukannya! Kenapa Anda menuduh—"
"Menuduh?" seorang guru laki-laki mendekat, ia memperlihatkan video rekaman CCTV di toilet yang berisikan dirinya dan Hyunseok; ketua OSIS di sekolah mereka.
"Ini yang namanya bukti, Choi Soobin. Kamu tidak bisa mengelak lagi."
"Saya benar-benar minta maaf atas kejadian ini," ucap seorang laki-laki dari belakang Soobin, dia datang dan berbicara secara tiba-tiba.
"Kami tidak akan mengulanginya lagi." Itu Lee Hyunseok, si ketua OSIS, ia membungkuk dengan hormat di hadapan para guru.
Sementara Soobin mematung, apa dia juga harus meminta maaf di sini? Dia tidak melakukan kesalahan!
Dia adalah korban!
Hyunseok memperkosanya di toilet pada saat itu. Di mana bajunya dilucuti secara paksa, dan bibirnya dicium hingga membekaskan luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empower
FanfictionSoobin mengungkap kasus kekerasan seksual yang dialaminya bersama stalker yang selalu membuntuti dirinya; Yeonjun. ⚠️trigger warning: mention rape, stalking, sexual harassment, grooming, bullying, violence, drugs dom: yeon sub: bin ©2022, sauceiopath