cw/ explicit words
•••
Soobin melotot ketika mendapati dirinya bangun dengan keadaan kepalanya di atas dada si stalker. Ia menoleh untuk memastikan apakah Yeonjun sudah terbangun juga, tapi beruntunglah matanya masih terpejam dengan damai.
Ia melirik ke arah teman-temannya yang tertidur di kasur lipat di sebelahnya. Di mana Beomgyu masih terlelap dan Hueningkai yang memposisikan dirinya dengan lebih nyaman lalu kembali tertidur.
"Awalnya aku ingin membangunkan dirimu, tapi Yeonjun melarangku," ucap Taehyun tiba-tiba mendatangi dirinya dengan berpakaian seragam lengkap.
Dia baru ingat.
HARI INI MASIH HARI SEKOLAH!
Soobin langsung berdiri dan berjalan dengan sempoyongan.
"Santai saja Soobin, ini baru jam enam," ucap Taehyun sambil membangunkan Hueningkai, menanyakan apakah dia akan sekolah hari ini.
"Kau biasanya datang pagi-pagi 'kan?" tanya Taehyun merespon keheningan Soobin. "Kelas baru akan dimulai pukul 7.30, santai saja," ucapnya.
Soobin menunduk. "Ramai," gumamnya.
"Apa?" tanya Taehyun sembari kembali menyelimuti Hueningkai. Anak itu bilang dia tidak ingin sekolah.
"Ramai. Jam segitu koridor sangat ramai, ada banyak mata yang melihat..." Soobin memeluk tubuhnya sendiri, "menjijikkan," imbuhnya.
Taehyun menghela nafasnya. Ia mendekati Soobin dengan tatapan mata tegas. "Yang kau alami itu bukan salahmu, Soobin," ucapnya. "Dan untuk orang-orang itu, usahakan untuk tidak mempedulikan mereka."
Soobin mengusak surainya dengan frustrasi. "Aku mencoba! Tapi aku tidak bisa, kau tahu?!" ujarnya pada Taehyun.
"Karena ini, orang-orang akan menganggap aku dramatis. Keluargaku juga begitu. Ini salahku, semuanya salahku..."
Taehyun hanya menonton Soobin yang bergumam seperti orang hilang akal. Psikis Soobin pasti terganggu karena semua itu. Sudah pasti.
"Mandi dulu, nanti kita bicarakan di perjalanan ke sekolah," ucap Taehyun lalu keluar dari kamarnya. Mencoba mencari sesuatu di kulkas Soobin untuk dimakan.
Soobin menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nafasnya. Ia mengambil seragam di lemari dan selembar handuk miliknya. Sembari bergumam, "Aku aman, aku aman."
Perasaan yang sedang dirasakannya ini sampai tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Rasa takut yang membuncah ini mulai membuatnya mual.
Ia mulai berpikir lebih jauh. Bagaimana kalau sampai di sekolah nanti, dia diasingkan lagi? Bagaimana kalau ia bertemu Hyunseok lagi? Atau Yungseob? Bagaimana kalau dia berhasil diperkosa oleh Pak Jaeha? Bagaimana kalau... bagaimana kalau... bagaimana kalau...
Terhanyut dalam ketakutan, Soobin sampai tak menyadari Yeonjun masuk ke dalam kamar mandi dan mendapati Soobin menenggelamkan kepalanya ke dalam bak berisi air.
"Hei minggir, aku mau pi— SOOBIN?!" Beomgyu langsung menarik tubuh Soobin agar kepalanya tidak bertahan di posisi itu.
"KENAPA KAU DIAM AJA BANGSAT?!" bentak Beomgyu pada Yeonjun yang berdiri mematung.
"Kau juga kenapa hah?! Mau bunuh diri?!" tanya Beomgyu pada Soobin yang kini duduk bersimpuh di lantai kamar mandi. Tatapannya kosong seperti tak bernyawa.
Bertanya kepada dua orang yang membisu. Beomgyu tidak ingin bertahan lama-lama di sana.
"Ck, orang-orang kenapa sih?" gerutu Beomgyu berjalan keluar dari kamar mandi. Dia panik sekali tahu, emosinya jadi kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empower
أدب الهواةSoobin mengungkap kasus kekerasan seksual yang dialaminya bersama stalker yang selalu membuntuti dirinya; Yeonjun. ⚠️trigger warning: mention rape, stalking, sexual harassment, grooming, bullying, violence, drugs dom: yeon sub: bin ©2022, sauceiopath