Chapter 11: Dilemma

690 119 50
                                    

Di tengah ruangan OSIS yang sunyi itu, tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan yang penuh semangat. Bertujuan untuk mengapresiasi si ketua klub majalah yang melakukan pekerjaannya dengan baik.

"Keren sekali, Taehyun. Gaya penulisan milikmu memang luar biasa," ucap Hyunseok setelah melihat majalah online milik sekolah mereka.

Taehyun tak tersenyum, ia hanya berterimakasih lalu izin pergi keluar ruangan OSIS.

Klub majalah sekolah sudah kembali dibuka, banyak pendaftar yang mengajukan diri dan membuat mereka (Taehyun, Beomgyu, dan Hueningkai) cukup kewalahan.

Taehyun terlihat sangat lelah. Dia seolah tidak punya semangat belakangan ini, sudah terlihat jelas dari ekspresinya.

Setiap ia melangkah, ia rasa ada sebuah rantai yang menjerat pergelangan kakinya.

Setiap ia menulis, ia rasa dirinya diikat di sebuah kursi, duduk lama dan menulis artikel mengenai betapa hebatnya seorang Hyunseok Lee.

Setiap ia memilah kata-kata, ia rasa ada sebuah pistol yang ditodongkan tepat di pelipisnya.

Kebebasan ini membuatnya sulit untuk bernafas. Bagai mencoba terbang tanpa sayap.

Semua ini terasa terpaksa.

Bukankah ini yang mereka inginkan?

Atau...

Hanya Taehyun yang menginginkannya?

Bahkan Taehyun sendiri pun tidak merasa puas. Apa yang kurang? Dia dibayar kok.

"Putus asa?" tanya seseorang yang baru saja datang.

Sungdae...

"Aku tidak mengerti pertanyaanmu," ucap Taehyun sembari menyingkirkan dirinya dari pintu ruang OSIS.

Sungdae mengendikkan bahunya. "Apalagi aku. Aku juga tidak mengerti gaya pikiranmu," ucapnya.

"Dulu kau terlihat seperti sangat membenci Hyunseok. Tapi sekarang kau malah bekerja sama dengannya... demi uang?" Sungdae menggelengkan kepalanya sembari berdecak.

Taehyun masih menatap Sungdae dengan tatapan malas.

"Dan kau juga tidak pernah suka kelakuanku, kan? Aku juga dekat dengan Hyunseok demi uang. Lalu apa bedanya kau denganku?"

"Aku tidak tertarik dengan basa-basi ini. Pekerjaanku banyak," ucap Taehyun kemudian.

"Pfft- segitu saja kemampuanmu? Kupikir teman baru Soobin keren-keren..." Sungdae membuka pintu ruangan OSIS lalu mengacungkan jari tengah ke arah Taehyun. "Ternyata lebih sampah dariku."

Cklek.

Dan saat pintu ruangan OSIS tertutup, Taehyun mulai berjalan dengan cepat, lalu perlahan-lahan berlari menuju ruangan klub majalah. Harga dirinya baru saja dicoreng.

"Sialan, sialan, sialan!"

Drap! Drap! Drap!

Suara derap sepatunya cukup menarik atensi orang-orang yang lewat, bahkan membuatnya dikejar-kejar oleh penggemar dadakan yang baru mengetahui kalau ketua klub majalah itu 'lumayan' juga.

Lalu langkah kakinya semakin pelan, di depan sana ia melihat Soobin dan Yeonjun. Berjalan beriringan, bercanda berdua meskipun banyak mata yang menatap mereka dengan tidak senang.

"KAK TAEHYUN!"

Sontak Yeonjun dan Soobin menoleh ke belakang, menemukan Taehyun yang dikerumuni oleh para adik kelas.

EmpowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang