Chapter 03: Lonely Bird

1.2K 181 86
                                    

tw/ sexual harassment, guilt tripping

•••

"Kita akan mengungkap kasus Hyunseok dengan bantuan teman-temanmu?" tanya Soobin sembari meletakkan teh hangat di depan Yeonjun.

Si stalker datang mengunjunginya sepulang sekolah jam 5 ini. Dia juga sempat ke bengkel untuk mengambil motornya lalu datang ke halaman rumahnya dengan suara motornya yang berisik. Soobin sampai heran bagaimana bisa motor se-berisik itu berlalu-lalang tanpa suara saat Yeonjun masih mengawasi rumahnya dulu.

Yeonjun menganggukkan kepalanya merespon pertanyaan Soobin. "Kalau berdua saja, siapa sih yang akan mendengarkan 'suara' kita?" tanyanya sembari mendengus geli.

"Andai ayahku masih ada, mungkin kasus ini bisa langsung diselidiki polisi dan diproses secara hukum..." gumam Soobin memalingkan wajahnya dari Yeonjun. Air mata menetes dari pelupuk matanya.

"Kamu menangis?" tanya Yeonjun membuat Soobin buru-buru mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

"Sedikit, tapi tidak apa-apa," sahut Soobin kemudian memutarkan bola matanya saat melihat ekspresi cemberut Yeonjun.

"Serius! Aku tidak apa-apa, lihat!" ucap Soobin sembari menunjuk-nunjuk matanya.

"Baiklah," ucap Yeonjun lalu menyeruput teh yang disajikan Soobin. "Teh buatanmu enak," pujinya.

"Ya, itu karena aku pernah bekerja di café," ucap Soobin sembari mengendikkan bahunya.

"Aku tahu, aku dulu langganan di sana," ucap Yeonjun membuat Soobin bergidik ngeri.

"Yang benar saja? Itu sekitar setahun yang lalu, Yeonjun."

"Hm? Aku ingat kau berhenti saat memutuskan untuk pindah ke SMA ini 'kan? Perintah keluarga kalau tidak salah," tutur Yeonjun dengan santai.

"Pindah SMA... Jangan bilang kamu pindah ke SMA ini karena..?" Soobin tercengang menatap Yeonjun yang masih tenang.

"Ya? Kita bahkan satu sekolah lho di SMA-mu dulu. Tapi SMP kita beda sekolah, kita sempat bertemu dan aku menyukaimu. Jadi aku mengikutimu ke mana-mana," jelas Yeonjun dengan secepat kilat.

"Bagaimana kau tahu? Maksudku, bagaimana kau mendapatkan semua informasi itu?" tanya Soobin terlihat frustrasi tentang bagaimana Yeonjun mendapatkan informasi tentangnya.

"Aku bertanya ke pegawai lain di café itu. Tidak lewat website website mengerikan, kok," jawab Yeonjun sembari tersenyum kecil.

"Tapi informasi yang lain?" tanya Soobin sekali lagi. Yeonjun tertawa canggung menanggapinya.

Soobin menarik nafas dalam-dalam, lalu bertanya, "Sebenarnya apa tujuanmu sampai seperti ini, Yeonjun?"

Mendengar pertanyaan itu, sekali lagi Yeonjun tersenyum dan menjawab, "Membuatmu aman dan bahagia."

•••

3 hari Soobin kena skors. Yeonjun selalu datang ke rumahnya setiap pulang sekolah. Bahkan Yeonjun kadang baru pulang jam 9 malam karena memohon untuk ikut belajar bersama Soobin. Itu alibi saja sih, dia hanya ingin menghabiskan waktu dengan Soobin lebih lama.

Dan kemarin adalah hari terakhir Soobin belajar di rumahnya yang sunyi.

Brum! Brum!

"Sebentar, Yeonjun. Aku kunci pintu dulu!" ucap Soobin sembari mengunci pintu rumahnya dengan terburu-buru.

"Nih, helm," ucap Yeonjun sembari memberikan helm berwarna putih kepada Soobin.

"Seperti telur," ucap Soobin kemudian tertawa kecil. Ia memasang helm itu dan naik ke atas motor.

EmpowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang