Chapter 04: Euphoria

1.1K 174 38
                                    

tw/ sexual harassment, panic attack

•••

"Hmm, jawabannya kurang meyakinkan, tapi tidak apa-apa," monolog Soobin sembari melihat kertas jawabannya. Tugas yang diberikan bu guru kepadanya malah dikerjakan oleh Yeonjun.

Flashback

"Ngomong-ngomong, kamu ke perpustakaan untuk apa? Seingatku guru sejarah kelas dua belas A mengajar hari ini?" tanya Yeonjun karena bingung kenapa Soobin malah ke perpustakaan saat jam pelajaran.

"Yaah, aku dikeluarkan dari kelas karena aku tidak memperhatikan pelajaran."

"Dikeluarkan begitu saja, Soobin?"

"Hm, beliau juga sempat bilang kalau aku terlihat lelah dan menuduh aku habis melacur."

"...aku mau membunuhnya."

"Apa, Yeonjun?"

"Tidak, tidak. Lalu kamu diberikan tugas, begitu?"

"Iya, aku disuruh mengerjakan tugasnya di perpustakaan. Hahaha... Tapi aku tidak bisa mengerjakannya karena— kau tahu..."

"Oh, iya. Tidak mau mengerjakannya sekarang?"

"Tidak, tanganku gemetar dan otakku malas berpikir."

"Akan aku buatkan, kalau begitu," ucap Yeonjun dengan santainya. Ia membaca soal Soobin lalu menulis jawabannya.

"Kau yakin itu benar?"

"Aku tidak tahu."

"Baiklah, siapa peduli juga."

Flashback end.

Sampai di depan ruang guru, Soobin mengetuk pintu ruang tersebut hingga akhirnya dibukakan oleh seorang guru laki-laki; guru yang sempat menunjukkan rekaman CCTV toilet sebagai 'bukti' skandal Soobin.

Tapi kali ini, guru ini terlihat ramah..?

"Oh, halo Soobin. Bagaimana pagi hari ini? Eh ngomong-ngomong, ada keperluan apa?" tanya guru bernama Son Jaeha itu dengan ramah.

Sempat memandang guru di depannya ini dengan keheranan, Soobin akhirnya tersadar. "Kumpul tugas ke meja Ibu Jang Yumi," ucapnya tanpa basa-basi.

Jaeha mengerutkan keningnya kemudian menganggukkan kepalanya. "Guru sejarah ya? Di ujung sana, mau saya antar?" tawarnya.

"Taruh di sana saja, ya," ucap Jaeha kepada Soobin, menunjuk meja paling rapi.

"Oh, ya. Soobin," panggil si guru, Soobin menoleh dengan ekspresi kebingungan.

"Bisa pergi ke toilet jam makan siang nanti?"

Soobin langsung membeku di tempat. "Untuk apa, ya?" tanya Soobin dengan aksen kaku seperti robot, dia sempat merasa ragu untuk membuka mulutnya.

Jaeha tersenyum kecil.

Lalu tangannya bergerak untuk memeluk pinggang Soobin.

Menjijikkan.

Mata Soobin terasa panas, air mata siap menetes dari pelupuk matanya.

Rasa takut itu kembali naik ke permukaan, bayangan ketika dirinya ditampar lalu bajunya dibuka secara paksa berputar-putar di dalam benaknya.

Tubuhnya mati rasa, dia ingin lari namun keinginan itu tidak terealisasikan.

Kenapa dia lemah begini?

Orang-orang akan berpikir kalau dirinya terlalu dramatis.

Katanya sih, begitu.

Cklek!

EmpowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang