Chapter 15: Weakest Man

889 111 38
                                    

Sejak pertama kali menatap, orang-orang pasti akan berpikiran kalau Soobin adalah orang yang lemah.

Gesturnya, visualnya, dan segala-galanya di Soobin dianggap lemah.

Soobin selalu merendahkan dirinya. Berpura-pura kuat setiap hari, namun memiliki ketakutan yang sangat besar.

Sedikit kompleks jikalau harus diceritakan lebih lanjut.

Dan Soobin benci dirinya karena ia percaya terlalu mudah, mudah tersinggung, dan memaafkan terlalu mudah.

Dia benci dirinya karena dia lemah dalam segala hal.

Lalu datanglah Yeonjun, seolah pangeran penyelamat.

Tidak, Soobin bukan putri yang hanya berteriak dan perlu diselamatkan.

Dan kalaupun ia putri, ia tidak akan perlu pangeran untuk menyelamatkannya. Soobin akan berusaha melawan sendiri.

Setidaknya itulah keinginan Soobin.

Tok! Tok!

"Masuk!"

Soobin menghela nafasnya sebelum membuka pintu besar itu. Kemudian ketika ia membukanya, Soobin menemukan si ketua klub majalah sedang sibuk dengan laptopnya.

"Apa aku mengganggu?" tanyanya memecah keheningan ruangan itu. Si ketua: Taehyun, seketika mengalihkan atensinya dari laptop dengan ekspresi terkejut.

Batin Taehyun seketika berteriak panik, Kenapa dia di sini kenapa dia di sini kenapa dia di sini kenapa dia di—

"Err... Kalau mengganggu aku akan menemui kau lain kali," ucap Soobin sembari berbalik.

"Tidak— tunggu!"

Soobin menghentikan langkahnya dan Taehyun segera berdiri dari tempat duduknya untuk menghalangi Soobin.

"Kita perlu bicara," ucap Taehyun sembari membentangkan kedua tangannya di hadapan Soobin.

"Itulah alasanku kemari," ucap Soobin sembari tersenyum. Taehyun seketika merinding.

"Silahkan duduk..."

Tik! Tok! Tik! Tok!

Soobin melirik jam besar yang menunjukkan pukul 11.37, sedikit kebingungan dengan apa yang harus ia katakan.

Tadinya Soobin sudah punya keberanian untuk masuk ke tempat ini. Tapi saat dipikir-pikir kembali, Soobin jadi kikuk.

BRAK!

"AKU MENDAPATKANNYA!" pekik Hueningkai dengan tubuh Beomgyu yang lunglai di bahunya, seperti karung beras.

"Dia mencoba berbaur dengan klub basket, tapi malah berakhir hampir adu pukul dengan salah satu anggotanya," ucap Yeonjun sembari menghela nafas.

"Dia bilang aku kurus!" protes Beomgyu masih di bahu Hueningkai. Kemudian Hueningkai menurunkannya dan Beomgyu segera duduk di sebelah Taehyun.

"Memang kurus," ucap Yeonjun sembari ikut duduk kemudian melotot horor saat menyadari ternyata Soobin ada di sini.

"Wah..." Hueningkai menggelengkan kepalanya. "Sepertinya aku memang ditakdirkan single," ucapnya sembari menuju kulkas untuk mengambil es krim.

Soobin mengerutkan keningnya. "Kenapa Beomgyu ke sini lagi, Taehyun? Bukankah..."

"Kami menculiknya," jawab Yeonjun. "Berhenti jadi anggota klub bukan berarti kami tidak berteman, bukan? Lagipula aku juga bukan anggota klub," sambungnya.

"Oh iya?" tanya Soobin. "Tapi aku tidak bertanya tentangmu," ucapnya kemudian membuat Yeonjun tersenyum dengan sabar dan seketika diam.

"Heh, kau melukai hatinya," ucap Beomgyu sembari menyisir poninya ke belakang, pergelangan tangan Beomgyu yang terlilit perban membuat Soobin sedikit penasaran. Karena Beomgyu selalu memakai jas klub sebelumnya, Beomgyu tak pernah memperlihatkan pergelangan tangannya. Dan Soobin juga tak berniat memperhatikannya.

EmpowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang