Chapter 18: The Terror

552 55 13
                                    

7.16 AM

Hari ini Hyunseok pergi ke sekolah seperti biasa. Disapa para adik kelas maupun siswa seangkatan.

Setiap Hyunseok datang, ia selalu menjadi pusat perhatian; karena Hyunseok adalah segalanya.

Tidak ada yang bisa berkomentar buruk mengenai senyuman ramah dari bibir tipis itu, tidak ada yang akan menatap sinis sepasang mata tajam yang mengintimidasi itu, dan tentu saja tidak ada yang bisa memandang rendah figur tinggi dan tegas itu.

Orang-orang berkata, jika Aphrodite pernah memberkati seorang pria dengan tampangnya, maka Hyunseok lah orangnya.

"Aku tak melihat Sungdae hari ini?" monolog Hyunseok ketika sudah sampai di ruang OSIS. Karena jujur, dia sedang merasa sangat kesal, dan dia ingin melampiaskan semua rasa kesalnya dengan bersetubuh dengan laki-laki itu di kamar mandi.

Sebenarnya Hyunseok akan lebih senang lagi kalau ia bisa bersetubuh dengan Soobin. Sayangnya, laki-laki menyedihkan itu berusaha melawan dengan mengatakan bahwa Hyunseok memerkosanya.

Hyunseok duduk di kursinya sembari tertawa kecil. Dia terlalu naif. Dia pikir, orang seperti dirinya itu mampu melawan Hyunseok yang memiliki 'posisi' di sini?

Tapi, tipe seperti dirinya lah yang sebenarnya Hyunseok cari. Agar Hyunseok bisa memuaskan egonya dengan menaklukkan Soobin; bisa membuat sosok seperti Soobin tak berdaya adalah suatu kepuasan tersendiri baginya.

Hyunseok jadi punya keinginan untuk menyeret anak itu lagi ke kamar mandi.

"Hyunseok— Hyunseok!" Sungdae tiba-tiba masuk ke dalam ruang OSIS dengan nafas tergesa-gesa, dan saat Hyunseok melihatnya, ia sontak membulatkan mata karena terkejut melihat penampilan Sungdae.

Ada ruam merah di kedua pipinya, rambutnya berantakan dan terlihat berjatuhan di sekitar bahunya, bajunya juga berantakan dan dasinya entah sudah hilang ke mana.

Menjijikkan, pikir Hyunseok.

"Apa?" tanyanya ketus, karena penampilan Sungdae sekarang sungguh membuatnya tidak berselera sama sekali.

Tapi jika Soobin yang berpenampilan seperti ini, mungkin masih cantik.

"Soobin menampar wajahku dan menjambak rambutku!" pekik Sungdae sembari menggebrak meja dengan kesal. "Dia bilang, jika aku tak memberitahukan alamat rumahmu, dia akan membunuhku! Dia membawa pisau di tangannya!"

Hyunseok menaikkan sebelah alisnya kemudian terkikik seolah baru saja mendengar sebuah lelucon.

"Soobin? Mengancam dirimu dengan sebuah pisau? Dia bahkan tak berani mengangkat kepalanya di depan orang lain, bodoh. Mau berapa kali lagi kau menjelekkan Soobin di hadapanku agar aku tak menyukainya lagi?" tanya Hyunseok sembari berdiri dari tempat duduknya.

Ia mendekati Sungdae dan menendang perutnya hingga Sungdae jatuh tersungkur hingga punggungnya menabrak pintu ruangan itu.

Hyunseok mencengkeram dagu Sungdae yang tengah meringis kemudian menatapnya tajam. "Menyedihkan sekali melihat kau seperti jalang murahan seperti ini," ucapnya.

Sungdae, dengan nafas menderu. Kemudian memaksa mencium Hyunseok tepat di bibir.

Hyunseok sedikit jijik dengan perilakunya, namun ia tak punya pilihan selain mengikuti permainan Sungdae. Dari ciuman itulah, berlanjut hingga membuka kancing baju, menarik resleting celana, dan berlanjut tanpa khawatir mengenai CCTV yang merekam mereka.

Anggap saja, salah satu anggota OSIS di bagian cyber yang sedang memantau CCTV sekarang sedang mendapatkan sebuah video porno baru untuk kali ini, yang eksklusif hanya untuknya sebelum harus dimusnahkan.

EmpowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang