Chapter 07: Run Away

1K 153 50
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Jelaskan, Yeonjun. Semuanya," ucap ayahnya sembari menatap tajam ke arah Yeonjun.

Sementara mamanya masih lemas melihat ruangan pribadi anaknya yang memiliki dinding khusus untuk menempel foto-foto Soobin.

"Seperti yang kalian ketahui, aku membuntuti Soobin," jawab Yeonjun seperti tanpa niat.

"Kenapa, Choi?" tanya ayahnya sedikit geram.

"Karena aku ingin memastikan dia aman dengan mengawasinya terus-menerus."

"ANAK BODOH!"

Yeonjun menatap ayahnya dengan malas. Itu terlihat sedikit tidak sopan di situasi yang seperti ini.

PLAK!

"Jangan menampar putraku!" ucap mamanya sembari langsung memeluk Yeonjun.

"Kamu seharusnya tidak terlibat dalam hal-hal seperti ini, Yeonjun," ucap ayahnya, "kenapa kamu menjadi seorang kriminal? Tindakan menguntit itu ilegal!"

"Dasar bodoh, sialan. Kenapa sih punya anak bodoh sekali, bangsat!" gerutu ayahnya sembari meninggalkan ruangan pribadinya.

Yeonjun lemas di dalam pelukan mamanya yang masih menangis.

"Jangan melakukannya lagi ya, Sayang? Mama tidak ingin Yeonjun dicap sebagai anak yang tidak baik," ucap Mamanya sembari memeluk Yeonjun dengan erat.

"Dan Mama tidak menyangka kamu menyukai laki-laki, Yeonjun."

Kalimat itu sedikit membuat Yeonjun tersulut. "Ya, dan kenapa?"

"...maaf karena Mama mengatakan ini, Sayang. Tapi sepertinya kamu harus berhenti. Hiduplah dengan normal, Yeonjun. Jadilah normal."

"Normal?" Yeonjun melepaskan pelukan mamanya lalu tersenyum mengejek. "Apakah aku terlihat seperti tidak normal di mata Mama?"

"Apakah karena aku gay, itu artinya aku memiliki kekurangan di sini? Tidak normal? BUKANKAH PERNIKAHAN KALIAN YANG TIDAK NORMAL?"

Mamanya sedikit terkejut ketika mendengar Yeonjun meninggikan suaranya.

"Aku lelah dengan kalian. Kalian mungkin pasangan heteroseksual. Perempuan dan laki-laki. Menikah di usia muda, memiliki pekerjaan, memiliki anak. Orang-orang bilang, 'itulah hidup normal'. Tapi lihatlah sekarang? Apa hanya dengan sampul yang seperti itu, kehidupan kalian bahagia?"

Yeonjun mulai menitikkan air mata. "Kalian mungkin membesarkanku dengan kasih sayang Ayah dan Ibu. Tapi aku merasa aku tidak pernah merasakan keharmonisan di keduanya."

"Kalian bertengkar setiap hari, lalu berpura-pura baik-baik saja ketika di depanku. Tapi jujur saja, kalian adalah aktor dan aktris yang buruk."

"Kehidupan normal itu penuh skenario yang disusun, ya? Skenario kalian payah."

EmpowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang