Chapter 06: Zugzwang

907 163 45
                                    

Fyi: Zugzwang adalah posisi serba salah bagi pemain yang sedang dalam giliran melangkah. Dalam catur, kita tidak bisa mengatakan "pass" alias "lewat". Senang atau tidak senang, saat giliran kita tiba, kita harus melangkah.

•••

Hari ini adalah hari Selasa, empat hari yang lalu adalah hari di mana Soobin memutuskan untuk mengusir Yeonjun dari kehidupannya.

Dan benar, Yeonjun tidak lagi ada di sini. Dia tidak menjemput Soobin, auranya yang bersinar itu juga tidak ada dirasakannya.

Inilah kehidupannya dahulu. Tapi tetap saja, ketika waktu sudah berjalan, tidak ada yang bisa diubah seperti semula.

Tuk!

Dengan beberapa tambahan, seperti dilempari dengan kertas berisi tulisan kebencian, kekerasan fisik, loker yang dipenuhi oleh sampah.

Dulu, di loker itu pernah ada belasan permen yang sangat manis.

Ia merindukannya. Rindu ketika ia tak mengetahui dan memahami apa-apa. Rindu ketika ia menjadi bodoh dan menganggap dunianya baik-baik saja.

"Soobin? Kamu datang agak siang?" tanya Sungdae menghampirinya, seolah tidak ada yang terjadi sebelumnya di antara mereka.

Soobin menatapnya dengan tatapan datar kemudian berubah ekspresi menjadi ceria dengan tersenyum yang sangat manis. "Hai, Sungdae. Haha, aku menunggu taksi lumayan lama tadi. Uh— kupikir kamu marah denganku?" tanyanya dengan tatapan sedih.

Sungdae panik dan menggelengkan kepalanya. "Tidak, Soobin! Maafkan aku karena telah menuduhmu. Astaga, seharusnya aku tidak melakukan itu, aku benar-benar minta maaf," ucapnya sembari membungkuk berkali-kali, menggaet tatapan sinis dari siswa-siswi yang lewat.

Soobin menghela nafas dan menepuk bahu Sungdae, mengisyaratkannya untuk berhenti melakukan itu.

"Bagaimana kalau kita langsung ke kelas saja?" tanya Soobin dibalas anggukan semangat oleh Sungdae.

"Eh, Soobin. Apa aku boleh meniru PR fisika milikmu? Aku lupa mengerjakannya kemarin..." ujar Sungdae dengan mimik wajah sedih.

"Hm? Oh astaga!" Soobin memekik sembari menutup mulutnya. "Aku bahkan tidak tahu ada tugas. Bagaimana dong ini?!"

Sungdae menatap Soobin dengan tatapan tak percaya. Seorang Soobin? Si rajin Choi Soobin lupa membuat tugas?

"Sepertinya kita akan dihukum bersama hahaha!" ucap Soobin sembari tertawa lebar.

Sungdae masih merasa ada yang aneh. Soobin tidak biasanya seperti ini. Dia pemalu, dia tidak berani tertawa sekencang ini di depan orang-orang.

"Oh, bibirku kering karena tertawa," ucap Soobin sembari mengambil lipbalm dari dalam sakunya lalu memoles bibirnya dengan lipbalm itu. Bibir pouty Soobin seperti berkilauan setelah itu. Sungdae tambah heran.

Soobin tidak seharusnya memamerkan bibirnya begini, kan?

Dia bahkan tidak pernah mengikuti saran Sungdae untuk menyembunyikan bibirnya itu.

Kenapa Soobin tidak mengindahkan perintahnya?

•••

"Silahkan kumpulkan pekerjaan rumah kalian!" ucap guru fisika sebelum memulai pembelajaran.

Sungdae merinding. Dia tidak membuat tugas, dan sekarang ia tengah berhadapan dengan guru yang paling galak di sekolah.

Ia menoleh ke sampingnya, di mana Soobin berdiri sembari membawa buku.

Mata Sungdae melotot, ia seketika mencegat lengan Soobin dengan kasar.

"Aduh! Pelan-pelan, dong, Sungdae!" Soobin menggerutu dengan ekspresi kesal.

EmpowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang