Chapter 10: Golden Hour

794 125 69
                                    

tw/ penggambaran suasana yang sedikit disturbing.

•••

Dan benar kata Soobin. Mereka ketahuan oleh penjaga sekolah dan diseret ke ruang BK. Sinbi sampai mau muntah karena terus-menerus melihat wajah dua siswa itu.

Lalu Yeonjun dan Soobin mendapatkan hukuman yaitu membersihkan toilet sekolah besok. Dan karena mereka itu sedang dalam mode 'pembangkang' jadi Yeonjun dan Soobin memutuskan untuk tidak pergi sekolah besok!!

"Bu Sinbi tidak akan marah," ucap Soobin sembari tertawa seperti maniak.

Yeonjun menggelengkan kepalanya, Soobin benar-benar mengambil celah untuk membebaskan dirinya dari masalah.

"Mau menginap di rumahku? Kita bisa melakukan lebih banyak hal gila kalau dimulai dari sekarang," ajak Soobin dengan senyum sumringah di wajahnya. Ia berjalan mundur di depan Yeonjun.

"Hati-hati menabrak," tegur Yeonjun dengan khawatir.

"Kan ada Yeonjun yang selalu menolongku," ucap Soobin, "aku mengandalkan dirimu, Yeonjun."

Kata-kata itu membuat Yeonjun tambah percaya diri. Keberadaannya di sini begitu penting bagi Soobin.

Bagai pangeran dan ksatria yang melindunginya.

Atau mungkin dua raja yang berjuang membangun kerajaan mereka?

"Hei, Soobin. Berjalan di sampingku," ucap Yeonjun. Soobin otomatis berjalan lebih lambat dan kini menyamakan langkahnya dengan si stalker (yang sepertinya lama-kelamaan meninggalkan kegemarannya itu).

"Ingat saat pertama kali bertemu di sekolah?" tanya Yeonjun membuat suatu ingatan terbesit di benak Soobin.

"Ah, sebulan yang lalu! Kau mengantarku ke UKS dan kau mengatakan untuk berjalan beriringan," ucap Soobin sembari menunjuk kakinya.

"Yup, benar sekali."

Soobin lanjut berjalan sembari sesekali melihat langit yang mulai berubah jingga. "Kalau sekarang, rasanya beda, ya? Ada yang berubah," ujarnya.

"Berubah bagaimana?" tanya Yeonjun sembari mengisyaratkan Soobin untuk menghindari genangan air di depannya.

"Saat kau bertemu denganku di sekolah, aku sangat ketakutan. Aku takut dicap begini dan begitu oleh orang-orang. Aku juga merasa derajatku itu jauh lebih rendah dari mereka, dan merasa lebih rendah lagi ketika kejadian 'itu' menimpaku."

"Tapi sekarang kupikir aku berubah? Aku mulai tidak peduli dengan itu dan mencoba untuk berbicara lebih frontal. Aku... sangat berubah," ucap Soobin mengakhiri kalimatnya.

Yeonjun menyisir surainya sendiri lalu tertawa. "Iya, kau berubah," ucapnya, "berubah kembali jadi Soobin yang pernah aku kenal."

Soobin menoleh ke arah Yeonjun dengan senyum di wajahnya, semangat mendengar bagaimana Soobin yang dikenal Yeonjun.

"Soobin yang aku kenal itu begini. Dia tidak 'lemah', dia sangat pemberani dan punya kekuatan super seperti mamanya," ucap Yeonjun terdengar seperti celotehan anak-anak.

"Ibuku punya kekuatan super? Konyol hahaha!" Soobin mendorong pelan bahu Yeonjun sembari tertawa.

Yeonjun juga tertawa, ia melanjutkan ceritanya, "Ibumu keren sekali, Soobin. Beliau membantuku keluar dari mobil yang hancur dengan cara melepaskan pintu mobil itu dengan tangannya sendiri!"

"Oh ya?? Itu awal kita bertemu?"

"Iya. Dan kau juga ikut menyelamatkan diriku, Soobin." Yeonjun tersenyum ke arah Soobin.

Soobin tambah antusias. "Oh wow, itu gila, Yeonjun! Ceritakan lagi padaku!!" pintanya dengan binar di netranya. Ini Soobin yang dulu, Soobin yang pernah Yeonjun kenal.

EmpowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang