Setelah acara pengajian, mereka berkumpul dikamar Hazby untuk melepas penat. Hazby berkutat dengan laptopnya dikarnakan pekerjaannya yang lumayan menumpuk, Dimas dan Marchel tengah menonton bola di Hp Dimas sambil sedikit berargumen sedangkan Rima dan Stephani berselfie ria sambil memamerkan kuku mereka yang telah dipoles cat kuku.
"Kapan lo balik, Chel ?" Tanya Hazby ikut menimbrung di sela sela Dimas dan Marchel yang tengah tengkurap sambil menonton bola.
"Minggu depan mungkin, jadwal kuliah gue juga nggak terlalu padat," ujarnya
"Besok gue ada seminar disekolah kita."
"Nusa bangsa ?" ini Dimas yang bertanya lalu Hazby mengangguk.
Sejenak mereka semua tertegun, kenangan yang kelam sekilas kembali terngiang. Stephani yang tadinya asyik mengedit foto mendadak diam dan menunduk. sama halnya dengan Marchel yang juga menundukkan kepalanya.
Keesokannya disiang hari. Marchel, Dimas dan Stephani bersiap untuk pergi ke sekolah mereka dulu. Hazby berangkat dengan sekretarisnya terlebih dahulu sedangkan Rima harus bersekolah. Sebenarnya Rima ingin ikut berangkat bersama Dimas namun meninggat waktu seminar yang dimulai jam 10 Rima pun tak jadi ikut.
Tibalah mereka disekolah, banyak yang berubah ternyata, mulai dari gerbang, cat tembok sampai penataan tumbuhan lainnya. Disana mereka diarahkan oleh sekretaris Hazby untuk menuju aula, tak lupa dengan pasang mata siswa dan siwi yang menatap mereka. Ternyata acaranya telah dimulai, Hazby dengan wibawanya membawa acara tersebut, mereka akui bahwa public speaking Hazby memang bagus.
Setelah lebih dari 30 menit acara tersebut ditutup dengan pembagian salah satu produk cemilan milik perusahaan Hazby. Disinilah tugas Marchel, Dimas dan Stephani. Membantu membagikan produk tersebut dan juga mengangkat barang barang kembali ke mobil. Tak lama Hazby meminta Marchel untuk menemaninya ke toilet.
Marchel menunggu Hazby dengan duduk dibangku yang depannya ia bisa melihat kerumunan siswa dan siswi sedang mengantre makanan. Salah satu dari mereka mengenakan almamater khas osis. Pikirannya kembali dimasa masa ia menjadi ketua osis dimana selalu dipandang berwibawa oleh junior. Ah Marchel rindu masa itu.
"Liatin apa, Chel ?" Hazby menepu pundak Marchel.
"Ah enggak, udah selesai ? buruan takut ditungguin yang lain."
"Bentar gue mau ketemu Rima hehe,"
"Kalau gitu lo sendiri aja, gue mau nyamperin yang lain."
Rima menyuruh Hazby untuk menunggunya diruang prakarya. Beruntung ruangan tersebut cukup sepi jadi Hazby bisa masuk sambil melihat lihat isi dari ruangan tersebut.
Banyak sekali kerajinan tangan yang tertata rapi disana. Mulai dari figura foto dari kardus, rumah rumahan dari stik es krim dan lain lainnya.
"Kak Hazby." Rima menghampiri Hazby, "udah lama ya nunggunya ?" Ujarnya sambil memberikan minuman yang dia bawa.
"Kok manggilnya kak, sih"
"Kenapa emang ?"
"Ya kan kita udah pacaran, masa nggak ada panggilan sayangnya." ini adalah sifat lain dari Hazby yang mungkin hanya Rima saja yang tahu.
"Emm, sayang ? Terlalu pasaran sih, ayang. Itu juga ter~"
"Ayang. Ayang aja lucu," ujarnya Hazby dengan senyum kecil.
Rima tersenyum melihat reaksi Hazby yang menggemaskan lalu menyubit pipi kiri Hazby sedangkan Hazby yang mendapat perlakuan tersebut merasa sangat amat senang sampai sampai rasanya ia ingin membenturkan kepalanya ke tembok terdekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETAKA
HorrorSeperti Dejavu, kejadian 4 tahun lalu kembali terulang dan menghantui Marchel dan yang lainnya. Cerita 4 tahun yang lalu ternyata belum selesai, para iblis terus terusan menganggu mereka seakan menuntut balik apa yang mereka renggut. Stephani hanya...