Chapter 11 : Tentang Dhavis

298 46 7
                                    

Sudah dua bulan lebih mereka berpisah dari Marchel dan kehidupan mereka pun berjalan semestinya. Mereka disibukkan dengan dunia mereka sendiri sama halnya dengan Rima yang dengan asyiknya membaca novel sembari menunggu pacarnya itu selesai berkutat dengan pekerjaannya. Dirumah Rima sendiri cuma ada mereka berdua, penghuni dirumahnya hari ini sedang sibuk kecuali dirinya.

Hazby sesekali melihat Rima yang tengah fokus membaca sampai seluruh mukanya tertutup oleh novel berjudul 'cerita kita' itu.

Hazby menghampiri Rima lalu mengalungkan tangan Rima kepundaknya.

"Seru banget sih baca novelnya."

"Kerjaan kamu udah selesai ?" Tanya Rima namun matanya masih fokus membaca.

"Udah. Temenin aku ke apartemen sepupu aku yuk," ajak Hazby.

Rima menutup buku novelnya lalu meletakkannya di atas meja.

"Cewe atau cowo ?"

"Cowo."

"Ganteng nggak ?" Tanya Rima sekali lagi

"Emm lumayan."

Rima menata rambutnya lalu mengoleskan sedikit liptint kebibirnya.

"Yuk !" Ajak Rima bersemangat

Singkat cerita mereka sampai di apartemen sepupu Hazby, Hazby Langsung memasukkan password pintu dan pintu tersebut terbuka.

Keadaan ruangan yang gelap, dan juga debu yang sangat sangat banyak menyebar ke seluruh ruangan.

"Mana sepupu kamu ?" Tanya Rima karena melihat ruangan tersebut sepi.

"Dia udah nggak ada," ucap Hazby setelah menghidupkan lampu. Rima seketika membungkam mulutnya yang tidak ada sopan santun itu.

Mereka berdua mulai untuk membersihkan tempat tersebut. Rencananya orang tua Dhavis akan menjual kembali apartemen tersebut lalu membawa sebagian barang barang Dhavis sebagai kenang kenangan dan sebagian lagi untuk dijual.

"Aku bersihin yang ada dikamar dulu ya," ujar Hazby kepada Rima yang tengah sibuk menyapu ruang tengah.

Hazby menghidupkan lampu kamar tersebut. Ia melihat keseluruhan ruang tersebut yang sangat sangat kacau. Kaca lemari yang pecah, botol alkohol yang berserakan dan juga keadaan tempat tidur yang terlihat sangat acak acakan.

Hazby mulai mengumpulkan serpihan kaca dan juga beberapa botol alkohol yang salah satunya terdapat bercak darah yang sudah mengering. Sempat terbesit dikepala Hazby sebenarnya apa yang terjadi dengan Dhavis ? Apakah dia depresi berat dan apa yang membuat dia sampai se depresi ini ?

Hazby mencoba untuk membuka lemari dan melihat beberapa barang kecil yang tertata sangat rapi. Hazby mengeluarkan barang tersebut lalu memindahkannya ke kotak yang sudah ia bawa, namun ada satu barang yang membuatnya bingung. Garis keturunan Hazby adalah Islam tapi mengapa ada salib didalam lemari Dhavis ?
Hazby memegang salib kecil berwarna merah tersebut lalu meletakkannya kedalam kotak disamping korek api berwarna putih.

Setelah itu Hazby beralih untuk memilah baju Dhavis yang layak untuk disumbangkan. Saat Hazby mengangkat tumpukan baju, sebuah kertas jatuh kebawah namun setelah Hazby cek, ternyata itulah bukan kertas melainkan foto seseorang yang fotonya pernah terpajang di dinding mading sekolah beberapa tahun yang lalu.

Adelia. Ya perempuan yang ada difoto yang sekarang ia pegang adalah Adelia, gadis yang meninggal karna dijadikan tumbal.

"Yang, udah selesai belum ?" Tanya Rima yang tiba tiba masuk.

"Dikit lagi yang, kamu tolong cek komputernya kali aja ada yang penting buat disimpan." Rima pun mengangguk lalu langsung menghidupkan komputer.

Tak berselang lama, Rima menemukan sesuatu yang sangat menarik.

"Wah ! Ternyata dia penulisnya !" Rima membaca satu draft tulisan yang ternyata itu adalah bagian dari novel kesukaannya yang tak dicantumkan di novel.

"Kenapa ?" Tanya Hazby

"Sepupu kamu penulis terkenal, yang !" Rima menunjukkan sebuah draft tulisan itu kepada Hazby namun Hazby masih kebingungan. Rima pun menjelaskan padanya bahwa tulisan tersebut adalah bagian yang tak ada di novel aslinya.

Dengan nama pena tsxcreep. Dhavis menjadi penulis terkenal yang novelnya sendiri telah ribuan kali terjual dan selalu menjadi best seller. Salah satu novel Dhavis yang terkenal berjudul cerita kita yang bertemakan persahabatan.

"Tapi kenapa bagian ini agak sadis, ya ?" Rima membaca lembar kedua dari draft tersebut. Terdapat adegan adegan yang menurutnya sangat sadis. Salah satu tokoh figuran diceritakan sebagai salah satu pemuja setan, disana diceritakan secara detail ritual yang dilakukan oleh tokoh bernama Roni tersebut. Namun anehnya, seingat Rima tokoh tersebut di versi novel adalah sebagai tokoh yang ramah dan sangat sangat baik.

Hazby mulai merasa bingung, sejak kapan Dhavis menjadi penulis ? Dan kenapa juga dia mempunyai foto Adelia ?

Keesokan harinya. Marchel dengan salah satu teman laki lakinya tengah sibuk membuat bahan presentasi untuk besok. Keadaan kelas cukup sepi karena kelas baru saja berakhir. Sedangkan dari ambang pintu, Arum memperhatikan Marchel dari jauh, ia tak berani masuk ataupun menyapanya, tapi kenapa Marchel terlihat sangat tampan meskipun dari kejauhan ? Arum hendak beranjak dari sana namun Marchel yang tak sengaja melihatnya apalagi mata mereka sempat bertemu jadilah Arum menyapanya dan Marchel pun mengajaknya bergabung ke kelompoknya sebagai narasumber tugasnya.

"Nggak pa-pa kan lo gue jadiin narasumber ?" Tanya Marchel lalu Arum mengangguk sambil tersenyum manis. Pikirnya kali ini ia tak bisa berhenti menyukai Marchel padahal sebelumnya ia bertekad untuk berhenti menyukainya namun hari ini hatinya berkata lain. Mungkin besok kalau wajah Marchel tak setampan ini ia akan berhenti menyukainya.

Tak lama notifikasi video call muncul dari laptop Marchel.

"Sorry, gue angkat sebentar nggak pa-pa ?"

"Nggak pa-pa, chel santai aja," ucap teman laki lakinya yang bernama Reza.

Ternyata panggilan tersebut dari Hazby yang menanyakan sesuatu tentang Adelia. Marchel pun memberikan informasi mengenai Adelia lalu mulai menanyakan mengapa Hazby menanyakannya.

"Gue nemuin foto Adelia di apartemen Dhavis. "Marchel tertegun sejenak, bagaimana bisa ? Dan ada hubungan apa mereka ?

"Gue tau ini gila tapi ada satu lagi barang yang menurut gue aneh." Hazby menunjukkan seluruh isi kotak tersebut lalu mengambil salib merah kecil yang ia ambil dari lemar Dhavis kemarin.

"Dia pindah agama ? Bukannya agamanya sama kek lu, by ?"

"Gue juga nggak tau dia tiba tiba pindah agama jadi Kristen, banyak banget hal aneh yang gue temuin disana."

"Bukan pindah Kristen dia." Reza memperhatikan dengan seksama benda kecil yang dipegang oleh Hazby.

"Maksud lo apa, za ?"

"Maaf kalau kesannya gue ikut campur, tapi dulu kakak gue punya benda itu cara pakenya juga beda, coba lu balik."

Sedikit kilas balik tentang Reza. Tiga tahun yang lalu kakak perempuannya meninggalkan diusia yang sangat muda dikarenakan overdosis obat obatan terlarang. Sebelum meninggal, Reza menemukan benda tersebut dibalik bantal milik kakaknya. Kakaknya sendiri adalah penyanyi terkenal yang mempunyai banyak sekali penggemar bahkan sampai saat ini.

"Gini ?" Hazby membalikkan benda kecil tersebut.

"Nah ! Salib terbalik, kalian tau artinya apa ?" Reza menatap Marchel dan juga Arum lalu kembali melihat layar.

"Pemuja setan"

Untuk yang masih kebingungan siapa sih Dhavis dan apa hubungannya sama mereka, coba baca cerita aku yang pertama.

Maaf sebelumnya saya disini membawa nama salah satu agama. Jadi saya mohon maaf apabila sebagian kelompok merasa tersinggung.















PETAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang