Stephani membuka matanya dan langsung mengambil posisi duduk. Diatas tempat tidur Stephani bisa merasakan tubuhnya berkeringat padahal ia baru saja mandi dan rambutnya masih basah. Stephan masih ingat betul beberapa menit yang lalu ia bertemu dengan Maya, sosok mahluk tak kasat mata yang di utus kakeknya untuk menjaganya, tapi apakah itu nyata atau cuma bunga tidurnya mengingat sekarang pukul 00:03 mungkin saja ia tertidur dan tak sempat mengeringkan rambutnya.
Stephani memijat dahinya saat ia merasakan nyeri di kepalanya. lalu ia turun dari tempat tidur menuju ke meja rias untuk mengeringkan rambutnya. Seperti dejavu, rasanya stephani sudah melakukan hal ini sebelumnya dengan baju yang sama tapi sudahlah mungkin ini efek dari kepalanya yang sedikit pusing, batin Stephani.
Setelah menggunakan vitamin rambut, Stephani menghidupkan hair dryer lalu mulai mengeringkan rambutnya. Mata Stephani fokus kearah cermin sembari kedua tangannya secara bergantian mengangkat rambutnya. Lama kelamaan sorot matanya berubah, Stephani berkedip. tak ada apa apa, ia kembali fokus namun, tiba tiba matanya berubah lagi menjadi putih seluruhnya. Kedua tangannya mulai lemas dan menjatuhkan hair dryer yang ada di genggamannya.
Stephani membuka mata dan mendapati dirinya ada di depan tempat yang menurutya sangat kuno. Bangunan yang luas itu dikelilingi oleh pagar batu dan pintu kayu berukuran besar. tak ada bangunan apapun lagi disana, hanya pohon dan semak belukar yang mengelilinginya. Stephani teringat kata kata Maya beberapa menit yang lalu.
Ada yang ingin berkenalan denganmu
Sosok siapa lagi yang ingin memperkenalkan dirinya? apa dia sebangsa jin juga? Atau hantu yang mempunyai dendam mendalam kepadanya dan ingin mencelakainya?
"Itu yang aku rasakan dulu" Tiba tiba saja seorang laki laki berdiri disampingnya.
"Maaf telah mengejutkanmu, aku cuman minta pertolonganmu"
Stephani mundur satu langkah karena sekilas dia bisa melihat sisi wajah buruk dari laki laki itu yang bolong karena gigitan ulat ulat dan serangga serangga kecil pemakan daging.
"Pertolongan apa? " Stephani mulai mencium bau busuk.
"Kamu mencium bau busuk itu kan? Itu bau jasadku yang setengah membusuk. Mereka bilang kalau jasadku tak ditemukan dalam setahun, aku akan kekal disini dan akan menjadi budak mereka sampai hari akhir."
Benar saja, bau itu semakin tajam, Stephani bisa melihat jasad laki laki itu tergeletak disemak belukar dan menjadi santapan serangga kecil, setengah dari tubuhnya sudah berubah bentuk menjadi daging busuk dan menjadi sarang ulat ulat dan juga lalat.
"Bagaimana kamu bisa mati disini dan siapa mereka yang kamu sebut itu?"
Pria muda bernama Santo memutuskan pergi ke Banyuwangi karena mendengar salah satu tempat wisata yang ada disana mengandung kemistisan yang sangat kental. Santo adalah seorang vloger pemula yang pengikutnya masih dibawah seribu. Untuk menaikkan jumlah pengikutnya, Santo akan membuat videonya kali ini berbeda dengan biasanya. video terakhirnya tentang menantang rasa jijiknya dengan mukbang satu kilo ulat sagu hidup hidup. Video itu sukses mengundang banyak penonton dengan jumlah viewers mencapai 1 juta di kanal Tiki Toko miliknya. Santo akan melakukan hal yang sama dan kali ini ia akan mukbang sesajen di Alas Purwo. Ini terdengar sangat gila, namun bagi santo ini adalah ladang ketenaran yang akan mengantarkannya ke suksesan.
Santo sampai dilokasi dan telah menemukan spot yang pas untuk memulai vlog-nya. Dibawah pohon besar dan tinggi tergeletak sesajen yang telah santo analisa sepertinya makanan tersebut masih layak untuk dikonsumsi. Selain ayam satu ekor yang terlihat meragukan untuk dimakan dikarenakan warnanya yang tidak lagi menggiurkan ada juga aneka bunga dan dupa yang sudah mati. Santo memastikan sesajen itu belum lama ditinggalkan.
Santo membenarkan posisi kameranya yang nantinya akan menangkap gambarnya. Santo mulai dengan gigitan besar pada ayam. Rasanya aneh, bau tanah yang basah dan juga dingin dicampur dengan bau wewangian dari bunga yang sudah menempel pada kulit ayam. Rasanya ia ingin muntah. Tapi demi viewers santo rela menahannya. Tanpa Santo sadari, ada sepasang mata yang memperhatikannya dari jauh, Mahluk tinggi hitam berdiri dibalik pohon besar yang seakan menyatu denganya.
Setelah mengambil video, Santo memutuskan untuk menyudahinya dan melihat video yang baru saja ia ambil. Tak ada yang ganjal selain rasa kantuk yang tiba tiba saja ia rasakan, entah ini karena angin yang bertiup pelan atau perutnya yang sudah kenyang santo berusaha untuk tetap membuka matanya sembari melihat hasil videonya. Namun apa daya rasa kantunya menyerang begitu kuat hingga akhirnya santo tertidur dengan handphone yang menyala.
Selang beberapa lama Santo tersentak kaget dengan bunyi deringan di ponselnya. Aneh, kenapa ia tak bisa menyentu ponselnya, dan kenapa tangannya ada 4 ?! Santo berdiri dengan mata yang terbelalak, dia bisa melihat tubuhnya sendiri yang to berkali kali mencoba untuk memegang tubuhnya yang lain namun tak bisa, seakan ia hanya kilasan cahaya yang tak bisa memegang benda apapun termasuk tubuhnya.
"Apakah aku sudah mati? Kenapa aku harus mati disini! Aku mau pulang!"
Datang dua mahluk mengerikan dengan postur tubuh tinggi berbadan kurus namun dengan kepala yang sangat besar, mata lebar yang memancarkan cahaya merah tanpa hidung dan juga mulut. Santo diseret secara paksa sembari meronta-ronta karean kedua lengannya yang terasa sangat sakit seperti ditusuk duri duri kecil.
Santo melihat seperti sebuah pemukiman kecil dengan rumah rumah gubuk kecil disekitarnya, Santo dibawa ke salah satu rumah gubuk yang lebih besar. Santo dilemparkan oleh kedua mahluk itu, Santo menoleh kesekitar. Matanya menagkap cahaya hitam besar dengan titik merah ditenganhnya. Lama-kelamaan titik merah itu terbelah menjadi dua dengan ukuran yang sedikit demi sedikit membesar. Cahaya merah yang menakutkan, cahaya itu membentuk sebuah mata dengan tatapan kosong menoleh kearahnya, lalu muncul garis merah dibawahnya yang membesar dan membentuk mulut dan juga taring yang mengerikan. Bak didalam mimpi buruk, mahluk itu membesar seakan ingin memakannya bulat bulat.
"Manusia bodoh! Kau tak kalah bodoh dengan manusia yang berlutut dan meminta sesuatu kepohon pohon besar! kau akan kekal disini dan akan menjadi budakku sampai hari akhir jika jasadmu tak ditemukan dalam setahun." Suara itu berasal dari cahaya mengerikan itu. Nyaring sekali sampai membuat dinding gubuk itu sedikit bergetar.
Setiap hari santo harus berpapasan dengan mahluk mahluk mengerikan menyerupai manusia yang selalu membuatnya ingin melarikan diri dari sini, namun sebuah rantai besi mengitari lehernya yang mana jika ia berlari sejauh apapun Santo akan selalu kembali ke tempat asal.
Saat pertama kali Santo melihat Stephani yang mempunyai aura yang berbeda. Seakan dia memanggilnya dan ingin menyelamatkannya. Ia memerintah mahluk yang ada dibelakanya untuk melepaskan rantai yang bergelantung dileher Santo dan disaat itulah Santo mulai mengikuti Stephani.
"Nggak heran kalo kamu ditahan sama mereka, kamu lancang menyentuh barang yang sudah mereka klaim milik mereka, apalagi sampai memakannya. Bukan aku yang minta Maya untuk melepaskanmu dari mereka, tapi Maya yang melepaskanmu. Maya juga butuh makan."
"M- maksudmu apa?"
"jasadmu akan ditemukan, tapi arwahmu akan dimakan oleh Maya." Sosok Maya yang berada dibelakang Stephani menatap Santo dengan wajah yang mengerikan, Setengah wajahnya terkelupas dan mulutnya yang menganga lebar siap menelan Santo.
"jadi selama ini-" Tak sempat melanjutkan kalimatnya, Santo sudah disantap oleh Maya hanya dengan sekali telan.
Stephani terbangun, dirinya masih ddidepan meja rias dengan rambut setengah kering, ia mengambil hair driyer yang tergelatak dibawah kali ini dengan ekspresi tenang atau bahkan tanpa ekspresi. Matanya beberapa kali berubah putih tapi Stephani masih dengan ekspresi yang sama. Setelah selesai, Stephani menuju tempat tidur lalu menggeletakkan tubuhnya begitu saja. Maya yang ada di ujung ruangan menyinggungkan bibirnya,
"Terima kasih telah meminjamkan tubuhmu ndoro putri"
Halo! Aku berusaha konsisten tapi kenapa ya susah banget :(
KAMU SEDANG MEMBACA
PETAKA
TerrorSeperti Dejavu, kejadian 4 tahun lalu kembali terulang dan menghantui Marchel dan yang lainnya. Cerita 4 tahun yang lalu ternyata belum selesai, para iblis terus terusan menganggu mereka seakan menuntut balik apa yang mereka renggut. Stephani hanya...