Setelah mendengar cerita dari Reza. Teman Marchel. Hazby langsung bergegas kembali ke apartemen lama Dhavis dan memeriksa lemari dan juga meja kamar. Hazby mencari sesuatu yang sekiranya dapat menjadi petunjuk.
Tak lama ia menemukan ponsel Dhavis yang tersimpan di laci meja. Ia langsung membuka ponsel tersebut dan beruntungnya tidak dikunci. Hazby memeriksa pesan dan juga riwayat panggilan. Satu nama yang sering ditelpon yaitu Adel. Tercatat lebih dari seratus panggilan keluar tak terjawab dan juga ribuan pesan yang dikirimkan.
Firasat Hazby benar. Dhavis dan Adelia saling mengenali. Hazby langsung menelpon Dimas, Stephani dan juga Rima untuk datang.
"Yang bener lo, By. Kata siapa lo ?"Hazby menjelaskan kepada mereka tentang Dhavis yang 'katanya' pemuja iblis dan hubungan Adelia dan dhavis.
"Gue juga nggak mau percaya tapi ini bener ada buktinya," ucapnya
"Dhavis itu bukannya se-umuran sama kita ya ?" Tanya Stephani.
"Nggak, beda 5 tahunan sama gue," jawab Hazby
Stephani merasakan hal yang ganjal. Beberapa tahun yang lalu kematian Dhavis bisa dibilang tidak wajar. Darah hitam pekat yang keluar dari mulutnya membuat ribuan pertanyaan muncul di kepala Stephani.
"Kalo bener Dhavis pemuja iblis berarti ada yang dia harus capai."Stephani bergumam.
Sementara mereka berdiskusi mengenai Dhavis, Marchel dengan ransel dipunggung sedang sibuk memilih cemilan di swalayan dekat rumahnya. Total ada 6 barang dikeranjang Marchel saat ini. Tiga makanan ringan, dua susu UHT dan satu minuman kopi kaleng. Marchel lalu beralih ke rak bagian mie instan, semenjak memasuki kuliah, Marchel gemar sekali mengkonsumsi mie instan. Sangking asyiknya memilih rasa mie instan, Marchel tak sadar menyenggol lengan seorang perempuan paruh baya yang tengah membawa setumpuk popok dan satu kotak susu formula. Alhasil barang barang tersebut jatuh.
"Eh maaf Bu, saya nggak liat liat." Marchel membantu perempuan tersebut untuk memungut barang baranya yang jatuh.
"Nak Marchel ?" Perempuan tersebut sepertinya mengenali Marchel yang saat ini berdiri dengan barang barang miliknya yang memenuhi tangannya.
"Kamu bener Marchel, kan ?" Sedangkan Marchel menatap perempuan tersebut dengan bingung.
"Saya mantan istrinya pak Agus."
Setelah bertukar sapa mereka memutuskan untuk mampir sejenak di toko kopi yang tak jauh dari supermarket.
"Semenjak beliau meninggal, saya memutuskan untuk pindah kesini, kebetulan disini rumah orang tua saya dan 2 tahun kemudian saya menikah lagi." Marchel hanya bisa mengangguk dan tersenyum. Awalnya ia menolak ajakan dia untuk kesini namun setelah ibu tersebut mengatakan ada sesuatu penting yang ingin ia tanyakan mengenai mantan suaminya.
"Jadi hal penting apa yang ingin ibu tanyakan ?" Tanya Marchel.
Mengingat kilas balik mengenai Pak Agus, kepala sekolah Marchel dulu yang ternyata adalah bagian dari sekelompok orang penyembah iblis yang menelan korban lebih dari 3 orang siswa.
Ibu Ani bercerita bahwasannya ia tidak tahu menahu kalau suaminya ini penyembah iblis. Namun ia merasakan sesuatu yang berbeda dari suaminya tersebut. Contohnya saat tiba tiba saja suaminya tersebut keluar rumah dengan alasan ingin mencari udara segar ditengah malam dan sering juga tidak pulang seharian penuh. Ibu Ani pun enggan untuk menanyakan kemana perginya karena takut kejadian tak mengenakan terjadi.
Seperti yang sudah sudah, ibu Ani pernah menanyakan kemana perginya namun suaminya tersebut malah diam dan terus menatap matanya lalu entah halusinasi atau bukan tiba tiba saja kepala suaminya tersebut berubah menjadi kepala kambing yang berwarna hitam pekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETAKA
TerrorSeperti Dejavu, kejadian 4 tahun lalu kembali terulang dan menghantui Marchel dan yang lainnya. Cerita 4 tahun yang lalu ternyata belum selesai, para iblis terus terusan menganggu mereka seakan menuntut balik apa yang mereka renggut. Stephani hanya...