Maurielle tidak tahu dengan apa yang terjadi dengan pria itu sejak semalam. Pergi tidur tanpa banyak bicara dan mengabaikan pertanyaannya, pagi ini juga cuma menyuruh Elle yang kelaparan untuk menghangatkan makanan yang dibelinya dari restoran semalam untuk sarapan. Bicaranya irit, wajahnya dingin tak bersahabat, enggan berada dekat Maurielle juga.
"Aku seperti sedang bersama anak remaja labil yang suasana hatinya sering berubah-ubah," gumam Elle, saat ini posisinya berbaring menyamping di atas paha Yoongi yang duduk di single sofanya. Dia bisa di posisi itu dengan usaha yang keras. Yoongi tak mungkin berani mendorongnya jatuh. "Hei kau belum 17, kan? Dilarang minum-minum alkohol, anak muda." Elle merebut botol bir dari tangan pria itu kemudian menenggaknya. "Cuma untuk orang dewasa."
Pria itu memutar bola mata. Membiarkan Elle melakukan semaunya.
"Perlu kuingatkan lagi kemarin malam kita sudah sepakat untuk tinggal bersama, kau tidak boleh lupa," sahut Elle, memukul satu kali tubuh pria itu. Dia cuma takut Yoongi mengusir dirinya disaat moodnya lagi buruk. "Aku perlu mengemas pakaianku untuk pindah kemari. Sepertinya kau harus buang setengah bajumu untuk menaruh barang-barangku."
"Enak saja," desis Yoongi.
"Hei, kau akhirnya bicara!" seru gadis itu tertawa senang. Duduk dengan benar di atas paha Yoongi kemudian mengalungkan tangannya di leher pria itu. Memberi satu kecupan kecil di rahangnya. "Ayo bicara lagi."
Yoongi menyesal dan kembali menutup rapat bibirnya. Sejenak dia baru menyadari kalau saat ini tidak sendirian atau kesepian seperti kehidupannya yang lama. Entah sejak kapan Elle masuk dalam hidupnya sedalam ini, para pemain ahli. Hangat. Berisik, bukan cuma dari suara deruan nafasnya atau dentingan bibir botol alkohol dengan gelas.
Kalau ditanya apakah ini yang pertama kali? Tentu saja tidak. People come and go. Tetapi Yoongi harap suatu hari akan ada kalimat people come and stay dalam hidupnya. Jangka waktu selama-lamanya.
"Sana pergi." Dasar pria tidak percaya diri, lain di kepala lain di bibir. Tangannya mengambil botol bir yang ditaruh Elle di atas nakas lalu menenggak habis dalam satu shot. "Aku mau ke club."
Elle menarik bibirnya yang semula tersenyum lebar, kemudian menyatukan alisnya marah. "Kelab mana? Kalau begitu aku bakal ikut untuk memperhatikanmu." Elle menangkap guratan penolakan dari wajah Yoongi, kembali ia melingkarkan tangannya di leher pria itu, mendekatkan tubuhnya. "Aku akan menjagamu dari wanita-wanita jalang disana."
Yoongi tertawa, tiba-tiba ikut dalam permainan dan menggoda Elle dengan mengecup ringan lehernya. Kemudian dalam satu gerakan menggendong tubuh gadis itu di depan, meremas pantatnya, berjalan ke kamar tidur mereka. "Kau kan juga jalang, tapi cuma jalang milikku. Sekarang cuma aku yang boleh menusukkan penis ke dalam vaginamu."
Elle terangsang. Ia mencoba menempelkan bibirnya dengan bibir Yoongi, namun kemudian tubuhnya dihempas ke atas ranjang. Tangannya pergi ke kancing kemeja milik pria itu untuk dilepaskan, sebelum melihat Yoongi meninggalkannya masuk ke dalam kamar mandi. Dia bangun duduk, tertawa kesal, berlari ke depan pintu toilet, selanjutnya menggedor-gedor dengan nyaring. "Berhenti menggunakan trik tengil dengan merangsangku kemudian meninggalkanku!"
~❉~
Yoongi memilih duduk di bar seperti biasa daripada menyewa meja. Dia memesan glenfiddich, menyesapnya sedikit demi sedikit sambil melihat Maurielle yang menari di dance floor—yang juga sengaja menggoyangkan tubuhnya sambil menatap ke arahnya. Katanya sebelum kemari dia bakal membalas perbuatan Yoongi sebelumnya dengan bercinta dengan seorang pria tepat di depan matanya. Kemudian Yoongi juga membalas, "aku juga mau melakukan threesome dengan dua wanita sekaligus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ellegirl [M] ✔
Fanfic❝𝘐'𝘮 𝘵𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘥, 𝘣𝘶𝘵 𝘵𝘩𝘦 𝘸𝘰𝘳𝘴𝘦 𝘢𝘭𝘸𝘢𝘺𝘴 𝘣𝘦 𝘺𝘰𝘶𝘳𝘴.❞ [21+] [M] [⚠️] [VERY EXPLICIT] [🔞] - Maunya Yoongi cuma pergi ke California dan menjadi anak buah pebisnis kaya raya, Pierson Group. Tinggal di apartemen dan dibayar ma...