Jam 12 malam. Yoongi baru kembali dari tugasnya jam 10 tadi. Dia pergi mandi kemudian duduk menonton berita di televisi sambil menyesap wiskinya. Membiarkan dirinya terlelap sendiri di single sofa empuk itu. Sudah terlalu nyaman untuk sekadar beranjak ke kamar.
Ting tong
Tubuhnya terperanjat mendengar bel apartemennya berbunyi. Melihat jam di dinding, pukul satu lewat lima. Siapa yang datang jam segini? Yoongi berniat tidur lagi ketika tidak ada bunyi bel yang ia dengar lagi.
Tetapi baru damai, sedetik kemudian bel berbunyi lagi bersamaan dengan gedoran pintu nyaring. Pria itu beranjak dari sofa, mendekati layar seperti tablet yang menempel di dinding, terhubung langsung dengan kamera di depan pintu unit apartemennya. Ia melihat seorang gadis disana yang sangat familiar.
"Maaf, orangnya sudah tidur," jawab Yoongi. Terakhir dia melihat Elle tertawa sebelum kemudian layarnya mati.
Yoongi menaikkan alis. Ketika dirinya mau berjalan kembali ke sofa, perhatiannya jatuh kepada pintu apartemennya yang sedang dibobol masuk. Gadis itu mencoba menekan beberapa kode sampai dua kali gagal. Yoongi sudah tertawa, sebelum akhirnya percobaan ketiga bunyian pintu itu berbeda. Artinya dia memasukkan kode yang benar.
Tak lama selanjutnya dia sudah berada dalam satu ruangan dengan seorang gadis yang perawakannya sedikit lebih kecil darinya, tetapi tampak lebih mengerikan.
"Kau masuk secara illegal—"
Maurielle cepat melangkah mendekati Yoongi dan langsung mencium bibirnya. Sebelum Yoongi sempat mundur untuk menghindar, tangan gadis itu yang panjang sudah lebih dulu menekan kepalanya hingga dia kembali mencium bibirnya. Meskipun begitu akhirnya tenaga Elle kalah juga oleh tenaga seorang pria.
"Apa yang kau lakukan?" seru Yoongi beringsut mengambil jarak yang besar di antara keduanya.
Elle tersenyum mengusap bibirnya. "Aku suka berkenalan dengan orang-orang baru Darren." Dia terus menginvasi jarak itu sampai Yoongi terpojok di dinding. "Yoongi Min, 26 tahun. Lahir di Daegu, 9 Maret. Tidak punya siapapun lagi di dunia ini."
Yoongi terkekeh, dia menatap ke dalam mata yang berapi-api, kemudian menyadari kalau sebenarnya warna matanya tak cuma abu-abu, ada campuran biru juga mungkin dari Darren. Indah. "Informasimu itu semuanya tidak penting."
Maurielle mengedikkan bahu. "Aku tahu ukuran penismu," katanya begitu saja dengan tangan yang langsung bergerak turun meraba benda di balik celana pria itu. Nafas Yoongi tercekat.
Namun, ia segera menyingkirkan tangan gadis itu darisana. Selanjutnya begitu saja berjalan maju mengambil dominasi. Gantian Elle yang mundur sampai tubuhnya membentur punggung sofa di belakangnya. Yoongi menyeringai kecil, kesal setengah nati. "Masuk apartemen seorang pria tengah malam kemudian menciumnya. Kau jelas bukan orang sembarangan ternyata. Tapi perlu kau ketahui aku juga bukan orang baik, sebaiknya kau cepat keluar darisini."
Elle balik tersenyum. "Kau orang jahat?" Yoongi menaikkan alisnya. Dia terkejut ketika tangannya terasa dingin menyentuh besi dan beberapa waktu kemudian menemukan pergelangannya sudah dikunci dengan borgol oleh Maurielle. "Kalau begitu kau harus ditangkap."
"Fuck, lepas—"
"Aku mendapatkannya dari polisi kenalanku," bisiknya, meninggalkan kecupan basah di bawah telinga pria itu, kemudian merambat dan Elle kembali mencium bibirnya. Melingkarkan tangan di sepanjang leher Yoongi memperdalam ciuman.
Pria itu sempat menolak, tetapi pada akhirnya menyerah dan ikut dalam permainan Elle. Gadis berumur 25 tahun itu menyeringai melihat bagaimana pria itu memberikan izin. Pangutannya berubah panas, bergelut lidah dan bertukar saliva; kini bahkan ciuman Yoongi jadi lebih menuntut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ellegirl [M] ✔
Fiksi Penggemar❝𝘐'𝘮 𝘵𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘥, 𝘣𝘶𝘵 𝘵𝘩𝘦 𝘸𝘰𝘳𝘴𝘦 𝘢𝘭𝘸𝘢𝘺𝘴 𝘣𝘦 𝘺𝘰𝘶𝘳𝘴.❞ [21+] [M] [⚠️] [VERY EXPLICIT] [🔞] - Maunya Yoongi cuma pergi ke California dan menjadi anak buah pebisnis kaya raya, Pierson Group. Tinggal di apartemen dan dibayar ma...