Aku gak enak sukanya kalo update tapi satu chapter isinya ngueue doang hikd...
Idk deh yang penting since you guys still here ya happy reading :" jangan lupaaa vooteee dan komeeenn ily :*
warning for this chapter: mentioning death, violence, abuse, murder
· · • • • 𓏸 • • • · ·
Saat ini keduanya duduk di meja makan menyuap semangkuk sereal. Yoongi menaruh sendoknya, mengamati gadis di hadapannya yang makan dengan lahap. Tangannya terulur mengacak-acak rambutnya. Elle terkejut, ia mendongak menatap Yoongi dengan wajah bertanya-tanya.
"Kau betulan kenyang cuma makan sereal untuk makan malam?" tanya pria itu khawatir. Mereka kehabisan bahan makanan dan cuma tersisa sereal dan susu yang bisa dimakan untuk malam ini. Di luar hujan deras, jadi Elle tidak mau pergi dari apartemen.
"Kenyang, kok. Kau masih lapar?" tanya gadis itu. Yoongi menggeleng kecil.
"Aku tidak tahu bagaimana kehidupanmu di mansion sebelumnya, pasti sangat... mewah. Kau tidak keberatan tinggal disini?" tanya pria itu, menggaruk tengkuknya. Melihat sekeliling apartemennya yang meskipun tak buruk-buruk amat, tetapi tetap saja sangat berbeda dari kesehariannya di mansion yang selalu diurusi para maid.
"Entahlah, aku pun jarang pulang. Aku lebih sering menginap di klub," katanya, terkekeh kecil sambil terus menyuap serealnya. Yoongi juga terus mengisi ulang mangkuknya karena yakin gadis itu masih lapar. "...atau di apartemen Jemisha."
"Benarkah?"
Elle mengangguk-angguk. "Tinggal di mansion megah itu bukan seperti bayanganmu yang: aku makan malam di meja makan besar, para maid yang di sisiku setiap detik, bermain di taman, pakai baju kerajaan—" Elle tertawa. "Sungguh, itu cuma sebuah rumah. Maid cuma datang untuk mengisi bak mandi atau membawakan baki berisi makanan saat aku ingin makan."
Yoongi mengernyitkan alisnya kemudian terkekeh. "Sama saja, tidak ada yang melakukan itu untukku." Elle tergelak. "Apakah Darren sering membuat pesta?"
"Perayaan? Tidak," jawab Elle. "Dulu Sierra yang sering mengadakan pesta. Entah setiap ulang tahunku atau dirinya atau perayaan tak guna lainnya."
Yoongi menenggak minumnya. Membawa mangkuk kotor dan gelasnya ke wastafel kemudian langsung mencucinya. "Kau dekat dengan Sierra?" katanya tanpa melihat Elle. Lebih baik tidak melihatnya, mengingat mungkin yang dikatakan Hoseok waktu dulu itu benar. Tentang apa yang dilakukan Sierra padanya.
"Dekat. Meskipun aku tahu apa yang dia lakukan selama itu dengan tubuhku," gumam Elle. Yoongi berhenti sebentar lalu kembali mencuci mangkuknya, terkejut kalau Elle ternyata tahu tetapi masih mau melakukannya. Tidak sepenuhnya ucapan Hoseok itu benar semua, batinnya. "Kau pasti tahu apa yang dilakukan Sierra, kan?"
Yoongi mengedikkan bahunya. "Bukan urusanku."
Elle muncul di sampingnya, menaruh mangkuk dan gelasnya juga yang langsung diambil alih oleh Yoongi untuk dicuci. Gadis itu berdiri sebentar disana, mengetukkan jarinya di meja dapur.
"Sierra terus mengambil foto telanjangku sampai aku berumur 14 tahun. Aku tahu dia menjual foto-fotoku ketika suatu hari temanku menyebarkan ke seluruh sekolah foto itu, katanya ada di folder ponsel ayahnya. Darren tahu lalu dia membunuh temanku... dan keluarganya," ucap Elle. Berbalik lalu duduk di meja, melipat tangannya, ingin terus menceritakan semuanya kepada Yoongi kisahnya, yang bahkan Jemisha tidak tahu—well, siapa yang mau berteman dengannya kalau tahu hidupnya sekacau itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ellegirl [M] ✔
Fiksi Penggemar❝𝘐'𝘮 𝘵𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘥, 𝘣𝘶𝘵 𝘵𝘩𝘦 𝘸𝘰𝘳𝘴𝘦 𝘢𝘭𝘸𝘢𝘺𝘴 𝘣𝘦 𝘺𝘰𝘶𝘳𝘴.❞ [21+] [M] [⚠️] [VERY EXPLICIT] [🔞] - Maunya Yoongi cuma pergi ke California dan menjadi anak buah pebisnis kaya raya, Pierson Group. Tinggal di apartemen dan dibayar ma...