Budayakan VOTE dan
COMMENT!.
.
AKU BUKAN DIA!
.
.Happy Reading~
.
.
Keesokan harinya aku pergi ke sekolah seperti biasa. Aku merasa cukup puas setelah menghajar Kaffa tadi malam untuk melampiaskan kemarahanku padanya.
Sebelum dia memberiku penyamaran ini, dia setidaknya harus menyelesaikan semua masalah yang telah ditimbulkannya sehingga aku yang tidak bersalah dan tak tahu apa-apa ini tidak harus menanggung semuanya!
"Hei Kaf, kenapa kau tidak ganti baju?"
Saat aku sedang asyik mengumpat adikku, tiba-tiba ada yang muncul dan menepuk bahuku. Aku langsung menoleh saat menyadari bahwa itu suara Dafael, tetapi yang kudapatkan adalah si brengsek itu tidak memakai atasan dan hanya memakai celana olahraga sekolah.
Aku yang melihat langsung pipiku terbakar, asap keluar dari telingaku.
"ARGHHHHH!!" Teriakku malu. Wajahku tiba-tiba memerah.
Dan bodohnya lagi, Dafael yang melihat Kaffa berteriak malah ikut teriak karena mengira Kaffa melihat hantu.
Dengan kecepatan kilat, aku bersembunyi di balik loker yang agak sempit. Aku terus menutup mataku dengan telapak tanganku. Dalam hati aku berdoa semoga ini hanya mimpi. Aku tahu ini adalah keberuntungan bagi wanita saleh sepertiku, tetapi tidak seperti ini juga!
Aku melamun begitu lama, sampai-sampai aku lupa bahwa sekarang aku berada di ruang ganti. Semua orang sudah berganti pakaian olahraga, meninggalkan aku sendiri yang masih belum berani melepas pakaianku di hadapan mereka semua.
Aku tidak segila itu berganti pakaian di ruangan yang sama dengan sekelompok pria!
Dafael yang sudah berhenti berteriak, menatap Kaffa dengan heran.
"Ada apa denganmu?" Tanyanya, sedikit bingung dengan perilaku teman sekelasnya. Apa gara-gara semalam, Kaffa sudah menjadi gila?
"A-aku baik-baik saja, kalian tunggu saja aku di dekat lapangan. Kurasa perutku sakit lagi, aku harus ke toilet!" Aku berusaha sekuat tenaga untuk mengabaikan Dafael dan segera keluar dari sana.
Saat Kaffa menghilang dari sana, Dafael yang masih kebingungan tiba-tiba dikejutkan oleh kehadiran Raka yang sudah bersiap mengganti pakaiannya.
"Kenapa kau belum pakai baju? Dan...di mana Kaffa?" Tanyanya sambil mengedarkan pandangannya mencari Kaffa.
Dafael mengangkat bahu. "Entahlah, dia menyuruh kita pergi duluan, dia bilang dia akan menyusul. Hei Raka, menurutmu ada yang aneh dengan perilaku Kaffa sejak kemarin?"
Raka berpikir sejenak lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Aku tidak terlalu memperdulikan keanehan Kaffa. Menurutku dia terlihat sama seperti dulu, hanya saja 2 hari ini dia suka memanggil kita dengan nama-nama binatang."
"Dikejar Afgar membuatnya lupa nama kita kekeke!"
Mereka berdua tertawa sebelum Dafael segera meraih pakaian olahraganya dan berjalan bersama ke lapangan.
Sementara itu, aku bersembunyi di sekitar ruang ganti, mengintip diam-diam untuk memastikan semua anak laki-laki di kelasku benar-benar keluar. Setelah memastikan tidak ada lagi, aku kembali masuk dan mengganti pakaianku.
Tak lama kemudian, aku sudah mengenakan seragam olahragaku. Aku bergegas keluar dari sana dan menuju ke lapangan. Kulihat semua siswa laki-laki dan perempuan sudah berkumpul.

ANDA SEDANG MEMBACA
𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)
Short Story1 CERITA, 5 ENDING *** "Itu dia! Kejar!" "Berhentilah mengejarku, brengsek!" Pada awalnya Kalila bermaksud menggantikan saudara kembarnya untuk menolak cinta seorang pria yang terobsesi dengan adik laki-lakinya, Kaffa. Kalila berpikir tidak akan ses...