Budayakan VOTE dan
COMMENT!
.
.
AKU BUKAN DIA!
.
.Happy Reading~
.
Di sana, di sebuah kafe yang terletak tak jauh dari sekolah, mereka duduk bersama. Dengan Afgar yang menikmati wajah Kaffa yang sedang minum jus apelnya, sementara Afgar sendiri memesan teh hijau untuknya.
Kalila telah berganti pakaian dengan seragam sekolahnya. Memberi pesan kepada kedua temannya bahwa dia akan membicarakan sesuatu dengan Afgar, Raka dan Dafael pun tak tinggal diam dan mengintip mereka berdua dari jauh.
"Jadi...untuk apa kau ingin bertemu denganku?"
Afgar bertanya dengan santai padahal dalam hatinya dia sudah menari disko karena Kaffa mengajaknya keluar, yang sebelumnya selalu menolak ajakannya.
Aku tidak langsung membuka mulutku, atau lebih tepatnya aku tidak tahu harus mulai dari mana. Afgar pasti akan curiga jika aku tiba-tiba meminta kesepakatan dengannya. Jadi aku harus bagaimana?
"Kau pasti ingin membicarakan rencana licikmu yang menyewa seseorang untuk menghapus foto Raka, kan?" Kata Afgar tiba-tiba.
"Eh?" Aku terkesiap.
"Pertama-tama, aku tidak menyangka kalian akan bertindak seperti itu. Rivan menjadi marah karena dia sudah menyukai wanita yang kalian bayar itu."
Tunggu sebentar!
Bukan ini tujuanku memintanya untuk bertemu. Tapi karena Afgar sudah memulainya, aku harus mengikuti alur ceritanya. Mustahil bagiku untuk tiba-tiba menyuarakan keinginanku tanpa basa-basi.
Senyum tipis terbentuk di bibirku, hampir tak terlihat. "Ada alasan kenapa aku melakukannya."
Wajah Afgar berubah serius.
"Jika kau pikir aku hanya akan duduk diam dan tidak melakukan apa-apa, kau salah. Kau telah menantang orang yang salah sejak awal. Jika itu orang lain, mereka akan menangis dan bersujud di kakimu. Tapi... itu tidak berlaku untukku."
Aku tersenyum sinis, sengaja memancing Afgar. Kalau Afgar sudah lepas kendali, dia mungkin akan setuju dengan mudah. Sedangkan pihak lawan, tidak mengatakan apa-apa. Dia tahu masih ada lagi yang harus dikatakan Kaffa.
"Jadi kupikir, apa salahnya bermain-main juga? Memutuskan 'tali' yang membuat kita saling tarik menarik. Tapi kurasa itu tidak akan bertahan lama..."
"Kau pasti punya seribu rencana untuk mendapatkanku kembali. Jadi, sejauh apapun aku berlari, kau pasti akan mengejarku dan aku akan jatuh ke tangan yang sama lagi dan lagi."
"Tidak usah bertele-tele, Kaffa. Jelaskan saja apa yang sebenarnya kau inginkan?" Afgar berpeluk tubuh, entah mengapa ia merasa Kaffa sengaja memlambat-lambatkan waktu seolah sedang merencanakan sesuatu.
Tanpa sadar aku tersenyum. Nah, ini reaksi yang kutunggu-tunggu, Afgar telah jatuh ke dalam perangkapku.
"Begini saja, Afgar. Aku terlalu malas menjelaskannya panjang lebar. Aku tak ingin ada lagi kejar-kejaran di antara kita, tak ada lagi diantara kita yang lari ataupun yang mengejar."
"Maksudmu?"
Mwhehe bersiap sedialah kau Afgar karena setelah ini kau akan dipenuhi dengan penyesalan dan patah hati yang sangat menyakitkan.
Aku tersenyum.
"Ya, kuakui selama 2 bulan terakhir ini hidupku tak pernah tenang karena terus memikirkanmu. Setiap kali aku berusaha menghindar dan lari dari kenyataan namun kenyataannya aku tak mampu, aku pasti akan merasa ada yang kurang dan aneh di sini." Aku mengarahkan jariku tepat ke tempat jantungku berada.
ANDA SEDANG MEMBACA
𝙰𝙺𝚄 𝙱𝚄𝙺𝙰𝙽 𝙳𝙸𝙰;【AFGAR】(Dalam Proses Editan)
Humor1 CERITA, 5 ENDING *** "Itu dia! Kejar!" "Berhentilah mengejarku, brengsek!" Pada awalnya Kalila bermaksud menggantikan saudara kembarnya untuk menolak cinta seorang pria yang terobsesi dengan adik laki-lakinya, Kaffa. Kalila berpikir tidak akan ses...
