(+4) Arunika 1986

119 51 31
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

Hari masih gelap, matahari masih belum menampakkan keberadaannya, dan begitu juga bulan yang sedikit bersembunyi dibalik awan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari masih gelap, matahari masih belum menampakkan keberadaannya, dan begitu juga bulan yang sedikit bersembunyi dibalik awan. Rey masih bergelut dengan selimut hangatnya. Semalam hujan membuat udara pagi ini terasa lebih dingin dari biasanya, membuat siapapun malas untuk beranjak dari tempat tidur.

Seseorang dengan seenaknya membuka kamar Rey dan melompat kearah kasur Rey membuat kasur itu bergoyang cukup keras dan membuat tidur Rey sedikit terusik, namun gadis itu tetap memejamkan matanya dan semakin mempererat selimutnya.

"Mbak bangun, mari kita olahraga," ucap orang yang melompat ke kasur Rey tadi.

Orang itu adalah Jinan Sansekerta Aksara sepupu dari Rey yang biasa dipanggil Jinan atau Jiji. Pemuda itu masih duduk di kelas 3 SMA, anak bungsu dari adik kandung ayah Reyna. Jiji merupakan si bungsu keluarga besar aksara membuat dirinya paling disayangi dan dijaga.

Pemuda itu semalam datang kerumah Reyna saat hujan deras. Anak nakal itu keluyuran sampai jam 11 malam dan tidak berani pulang kerumahnya sendiri takut dimarahi oleh ayahnya dan akhirnya memutuskan untuk datang dan menginap dirumah pamannya yang selalu memanjakannya.

Jiji itu nakal, anak itu ikut perkumpulan geng motor bersama dengan teman-teman sekolahnya yang lain. Namun begitu, dia tahu batasan, Jiji hanya mengikuti perkumpulan geng motor dan sering membolos sekolah, tapi dia tidak mabuk-mabukan atau merokok seperti teman-temannya yang lain. Walau nakal begitu Jiji sangat menghormati ayahnya, dan dia tidak akan mengecewakan ayahnya dengan merusak tubuhnya sendiri menggunakan hal-hal yang tidak baik dan terlarang.

"Mbak bangun, Jiji mau olahraga, ayo temani Jiji." Jiji menggoyangkan pelan tubuh Rey yang makin mengencangkan selimutnya.

"Jiji olahraga sendiri saja, mbak masih mengantuk," ucap Rey pelan dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Kalau mbak tidak mau bangun juga, Jiji akan mengambil air untuk mengguyur tubuh mbak, biarkan saja kasur mbak ikut basah." Jiji mengancam Rey dan pemuda itu juga masih tetap menggoyangkan tubuh Rey, namun sekarang goyangannya lebih keras dan intens.

"Mbak mengantuk Ji, semalam mbak tidak bisa tidur." Rey menarik selimutnya untuk menutupi seluruh kepalanya dan makin mengeratkan selimutnya.

"Salah mbak sendiri kenapa tidak bisa tidur." Jiji menarik selimut Rey yang menutupi seluruh tubuhnya, namun Rey menariknya kembali dan terjadilah peristiwa tarik menarik selimut di pagi buta yang dingin ini.

"Salahkan saja pria itu yang membuat mbak tidak bisa tidur dengan nyenyak."

"Apa? Pria? Siapa?" tanya Jiji penasaran dan makin semangat menarik selimut yang digunakan Rey.

Memories 1986 | Jung Jaehyun (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang