(+11) Swastamita 1986

74 21 12
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

Rey berlari keluar kamar untuk turun ke bawah setelah ibunya datang dan memberitahunya bahwa Seka datang untuk menemuinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rey berlari keluar kamar untuk turun ke bawah setelah ibunya datang dan memberitahunya bahwa Seka datang untuk menemuinya. Tentu saja Rey terkejut karena Seka datang tanpa pemberitahuan sebelumnya.

"Jangan berlari, nanti kamu jatuh," ucap Seka setelah melihat Rey berlari dengan terburu-buru menuruni tangga.

"Kamu kenapa datang tanpa pemberitahuan?" tanya Rey setelah gadis itu sampai dan berdiri di samping ayahnya yang menatap kelakuannya sambil menggelengkan kepala.

"Kenapa? Apa tidak boleh saya datang tanpa memberitahu?"

Rey menggeleng, "Bukan seperti itu, hanya saja ini terlalu mendadak."

Seka terkekeh pelan, "Saya ingin mengajak kamu pergi jalan-jalan."

"Benarkah? Tapi saya bahkan belum siap, penampilan saya saat ini tidak pantas untuk diajak jalan-jalan." Rey menatap penampilannya yang hanya menggunakan baju rumahan sederhana. Gadis itu baru saja bangun dari tidur siangnya, dan tidak memperdulikan penampilannya ketika sang ibu memberitahu dirinya bahwa Seka datang untuk menemuinya.

"Kamu tetap cantik walau berpenampilan seperti ini."

"Jangan terlalu berlebihan dalam memuji dia Seka." Pamella ibu Rey mengusap pelan punggung Seka yang berdiri di sebelahnya.

"Saya rasa saya tidak berlebihan, Reyna memang cantik walau dengan penampilan sederhananya." Seka tersenyum ke arah Rey membuat gadis itu tersenyum malu.

Yudi tertawa pelan lalu mengusap lembut rambut Rey yang sedikit acak-acakan. "Putri saya memang cantik, dia adalah malaikat tercantik di hidup saya setelah istri saya."

"Dan sebentar lagi dia akan menjadi malaikat saya." Seka menatap lekat tepat di kedua manik Rey membuat gadis itu lagi-lagi tersenyum malu.

Yudi tersenyum, "Ya, saya akan menyerahkan malaikat saya untuk kamu cinta dan kamu jaga selamanya."

"Tentu saja, tanpa ayah minta, saya akan menjaga Rey bahkan akan menyerahkan nyawa saya untuk menjaga Rey dan memastikan dia selalu baik-baik saja."

Yudi tersenyum, dalam pikirannya dia telah berhasil memilihkan calon suami yang baik untuk putrinya. Hatinya lega ketika Seka berucap dengan yakin bahwa dia tanpa berpikir panjang akan menyerahkan nyawanya hanya untuk melindungi putrinya dan memastikan putrinya selalu baik-baik saja.

Yudi memang bukan ayah yang baik, pria paruh baya itu tidak banyak mengambil bagian dalam membesarkan Rey karena kesibukannya. Yudi sangat menyayangi Rey walau dia selalu keras dalam mendidik Rey. Tapi Yudi tetaplah seorang ayah yang selalu menginginkan yang terbaik untuk putrinya, dan dalam bagian ini dia merasa berhasil menjadi ayah karena berhasil memilihkan calon suami yang baik untuk putrinya.

Memories 1986 | Jung Jaehyun (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang