(+8) Salam Rindu 1986

103 45 9
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

Setelah mengirim para pembelot kembali ke negara asal mereka, Seka beserta Daka dan Juan pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan si bungsu team

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengirim para pembelot kembali ke negara asal mereka, Seka beserta Daka dan Juan pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan si bungsu team. Ketiganya berjalan dengan urutan Seka di depan dan Daka serta Juan mengikutinya dari belakangnya. Mereka berjalan bak model di drama-drama. Mereka bertiga juga sempat menjadi pusat perhatian orang-orang di lobby karena wajah tampan mereka dan juga tubuh tegap kekar yang dibalut oleh seragam TNI.

"Bagaimana dengan keadaan Jeremy?" tanya Seka pada Juno setelah sampai di ruang rawat Jeremy.

"Dia baik-baik saja bang, dokter berkata dia akan segera sadar," jawab Juno.

Seka menganggukkan kepalanya lalu menatap sekilas Jeremy yang masih memejamkan matanya di ranjang ruang rawat, setelah itu Seka memutar tubuhnya menghadap Daka.

"Saya akan pergi ke luar sebentar untuk menelfon," ucap Seka yang ditunjukkan untuk Daka. Daka mengangguk sebagai jawaban.

Setelah mendapat jawaban dari Daka, Seka kembali keluar ruangan untuk pergi ke luar rumah sakit. Seka berjalan pelan dengan wibawanya dan membuatnya kembali menjadi pusat perhatian.

"Permisi nak, boleh ibu bertanya?" Seorang wanita paruh baya tiba-tiba saja mencegat jalan Seka di lobby rumah sakit.

Seka berhenti kemudian menatap wanita paruh baya tersebut dengan senyuman ramah. "Silahkan," ucapnya.

"Kamu tampan sekali nak," ucap wanita paruh baya itu dengan matanya yang menatap Seka intens, hal itu membuat gadis muda yang berada di belakang wanita paruh baya itu malu dengan kelakuan ibunya.

"Terima kasih," ucap Seka masih dengan senyum ramahnya.

"Apa kamu sedang mencari seorang calon istri? Anak ibu masih gadis. Kalau kamu berkenan kamu bisa menjadi menantu ibu," ucapan wanita paruh baya itu sontak membuat gadis yang ada di belakangnya melotot tidak percaya.

"Bu..." Tegur gadis itu pada ibunya.

"Mohon maaf Bu saya sudah memiliki calon istri," Saka berucap sopan.

"Oh sudah punya calon istri rupanya, tapi belum terlambat jika kamu mau menikahi putri saya, putri ibu cantik loh. Kamu bisa meninggalkan calon istri kamu untuk anak ibu," ucap wanita paruh baya itu lagi membuat dirinya mendapat tepukan ringan dari sang anak.

"Sebelumnya terima kasih telah menawarkan hal tersebut kepada saya, tapi mohon maaf karena saya tidak bisa menerima tawaran anda. Saya mencintai calon istri saya, dan calon istri saya juga sangat cantik dan baik," Seka berucap tegas namun juga sopan membuat wanita paruh baya yang berdiri di hadapannya merasa kecewa.

Memories 1986 | Jung Jaehyun (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang