𝘊𝘩𝘢𝘱𝘵𝘦𝘳 21

6.1K 582 9
                                    


Keesokan harinya li Ruirui telah bersiap untuk berangkat ke sekolah.

" ibu kami siap "

Li Ruirui mengangguk menggandeng mereka ke sekolah

Saat keluar li Ruirui melihat sekeliling seakan mencari seseorang

' apakah dia sudah kembali ke tentara ' pikir li Ruirui belum sadar akan perasaannya.

' eh kenapa aku memikirkannya ' li Ruirui menyadarkan diri.

Dalam perjalanan miao dan meng menceritakan kejadian lucu saat di sekolah bersama teman-teman li Ruirui terkekeh melihat kedua anak itu ternyata memiliki sikap jahil terhadap temanya.

Setelah mengatarkan mereka li Ruirui pergi ke ruang guru hari ini dia jadwal nya di Shift kedua jadi dia hanya harus menunggu.

Li Ruirui membaca beberapa buku belajar tidak menyadarai sedang ditatap oleh seseorang

" kamerad rui " panggilnya

Li Ruirui kaget

" eh iya maaf ada apa ? "

Pria itu meminta maaf karena mengagetkannya

" tidak apa " li Ruirui juga merasa bersalah karena dia terlalu fokus tadi.

" ini surat mu " pria itu menyerahkan suratnya

Li Ruirui menaikan alis bingung

" ini dari orang tua mu, paman shi tadi mengantarkan surat ini ke sekolah " jelasnya tersenyum ramah

Li Ruirui mengangguk berterimakasih lagi karena sering merepotkannya

" tidak apa aku pergi dulu " ucapnya berbalik pergi

Li Ruirui melihat guru pria itu pergi langsung membuka surat

Menatap surat itu li Ruirui semakin mengerutkan kening jijik, kesal dan marah menjadi satu. Pasalnya orang tua dari pemilik tubuh ini memaksanya untuk pulang karena dia akan di jodohkan bukan hanya itu pesan itu mendeskripsikan ciri-ciri pria itu sekitar 40 an, direktur pabrik, seorang duda yang di tinggal pabrik. Membaca setiap kata li Ruirui semakin tidak ingin kembali ke rumah itu.

Melihat tulisan dibawahnya yang terdapat ancaman dari saudara laki-laki li Ruirui hanya menatap dingin

" cih "

Meremas surat itu li Ruirui memasukannya ke tas

Ting ting

Bangkit dari kursi li Ruirui pergi ke kelas untuk mengajar tapi dia di hentikan kepala sekolah saat di Koridor

" kepala sekolah "

Kepala sekolah mengangguk ramah

" kamerad rui ada yang ingin saya sampaikan "

Li Ruirui tertegun " iya kepala sekolah "

Kepala sekolah dengan ramah menjelaskan lomba seni yang akan di adakan di kota setiap desa akan berpartisipasi jadi dia ingin li Ruirui dan beberapa guru mendidik anak-anak untuk lomba.

Li Ruirui bersemangat " benarkah "

Kepala sekolah mengangguk tersenyum

Tanpa fikir panjang li Ruirui setuju

Selesai berbincang dengan kepala sekolah li Ruirui pergi ke kelasnya dengan senyum yang mengembangkan di wajahnya

Bahkan dapat dirasakan murid-murid yang di ajar li Ruirui .

Pelajaran di mulai semua orang gembira sampai tak terasa bahwa sudah jam bergantian, mereka cukup enggan li Ruirui keluar karena kasihan li Ruirui memberikan masing-masing dua permen.

𝐋𝐢 𝐑𝐮𝐢𝐫𝐮𝐢  ❦ [ End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang