8

1.4K 219 39
                                    

Setelah kejadian putus itu Haruto seolah menghilang dari dunia ini. Junkyu sama sekali ngga ngedenger kabar apapun dari dia.

Orangtua Junkyu sendiri ngejaga Junkyu dengan ketat. Hp diganti, pergi ditemenin dan rumahnya mulai dipasang cctv disegala penjuru.

Junkyu natap pantulan dirinya dicermin. Menyedihkan.

Junkyu hanya menghela nafas dan milih pergi turun ke lantai bawah. Karena mamahnya nyuruh buat sarapan.

"Kamu gila?!"

Suara tinggi papahnya membuat atensi Junkyu teralih saat nurunin tangga. Perasaannya juga ngga enak.

Dengan cepat Junkyu ngedeket kearah sumber suara. Ruang tamu.

Dan saat itu pula jantungnya seolah berhenti.

Junkyu ngeliat Haruto bersimpuh didepan papahnya dengan pipi dan sudut bibirnya yang luka. Papahnya pasti mukul Haruto habis-habisan.

"Haruto" panggil Junkyu pelan.

Papahnya juga Haruto sontak noleh. Haruto berdiri dan berniat ngedeket ke Junkyu tapi badannya didorong sama papahnya Junkyu, "Saya udah bilang kalo kamu sama Junkyu udah ngga ada hubungan lagi!"

"Pah!"

"Apa Junkyu?! Mau ngebela dia?" tanya papahnya ketus.

"Om saya mohon, ijinin saya buat sama Junkyu. Saya bakal lakuin apapun" kata Haruto. Jujur aja Haruto udah ngga bisa berbuat apapun.

Dia masihlah anak usia 20 tahun yang masih terlalu dini dengan kejamnya kenyataan.

Papah Junkyu ngehela nafas kasar, "Apa sih yang ada di pikiran kalian? Kalian harus sadar, kalian itu cowok. Ngga bisa bersama. Gimana dengan masa depan kalian?"

"Hubungan saya sama Junkyu ngga bakal mempengaruhi masa depan Junkyu om" kata Haruto.

"Meskipun ngga mempengaruhi masa depan Junkyu, sekarang saya tanya gimana dengan keturunan? Kamu sama Junkyu butuh penerus. Tolong kalian pikir dengan logika. Hubungan kalian itu salah"

"Pah cukup" kata Junkyu.

Haruto sendiri diam.

"Haruto kamu harusnya sadar, setelah ayah kamu meninggal kamu harusnya bangkit menjadi anak yang lebih baik. Kamu kira kalo kamu ngotot kaya gini, ayahmu bakal senang?"

Ucapan papah Junkyu terlalu menohok hatinya.

"Pulang Haruto. Jauhi Junkyu. Kalian punya kehidupan masing-masing" kata papah Junkyu.

"Pah Jun-"

"Kamu diam. Sekarang naik ke kamar" kata papah Junkyu dengan tegas.

Haruto cuma menatap punggung Junkyu yang pergi. Matanya memanas.

"Semuanya cukup sampai disini Haruto"

.

.

.

Dan bener aja. 2 minggu berlalu Haruto kembali menghilang.

Junkyu numpuin tangannya dipembatas balkon teras kamarnya.

Sial. Udah 2 minggu ini Junkyu ngga bisa ketemu Haruto.

Rasanya campur aduk.

Junkyu berniat masuk ke kamar sebelum denger suara seseorang manggil dia.

Junkyu sontak ngelebarin matanya pas ngeliat Haruto ada dihalaman depan rumahnya.

Junkyu ngomong pake isyarat tangannya seolah ngomong 'kenapa bisa disini?'

LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang