Seminggu kemudian.
"Menurut kamu gimana?" tanya Haruto saat mereka lagi ngeliat sekian banyak rumah.
Tiga hari belakangan ini Haruto sama Junkyu full ngabisin waktu mereka buat berburu rumah.
Junkyu bahkan mau nyerah saking capeknya. Soalnya selera dia sama Haruto itu beda banget. Jadi sekalinya Junkyu suka ntar Haruto kurang suka. Begitu sebaliknya.
Junkyu ngeliat sekelilingnya. Rumah bergaya modern namun terasa nyaman dan hangat.
Ngga terlalu gede. Dengan taman dihalaman belakang.
Junkyu noleh kearah Haruto dan senyum, "Aku suka"
"Aku juga" kata Haruto.
"Suka juga sama rumahnya?" tanya Junkyu.
Haruto geleng, "Bukan, suka kamu"
Junkyu ketawa pelan. Haruto aneh.
Haruto bergerak ngelus kepala Junkyu pelan dan dibawanya kepelukannya, "Yaudah kita ambil ini. Nanti aku bilang sama ownernya"
"Ntar bilang totalnya berapa. Kita bagi" kata Junkyu.
Haruto nundukin pandangannya sedikit sekedar buat natap Junkyu, "No need baby"
"Kenapa?"
"Aku yang mau beli rumahnya"
"Tapi kan kita berdua yang mau tinggal dirumah ini, jadi belinya harus patungan"
"Ngga perlu Junkyu. Aku ada duitnya" kata Haruto keras kepala.
"Aku juga ada Ru. Ayo patungan aja" Junkyu juga ngga kalah keras kepala.
Haruto ngehela nafas. Kalau mau jadi kepala batu semua ya ngga bakal selesai-selesai ini perkaranya.
Haruto diam berpikir sejenak. Nyari keputusan yang tepat.
"Oke tapi 7:3"
"Aku yang 7" kata Haruto ngasih keputusan.
"Tapi ma-"
"Yes or never"
Junkyu nutup kembali mulutnya. Akhirnya Junkyu ngangguk setuju, "Oke 7:3"
Haruto senyum dan makin ngeratin pelukannya, "Good boy"
"I always be good boy" kata Junkyu.
Haruto ketawa dan perlahan berbisik pelan, "And i always be good daddy, for my boy"
.
.
.
Junkyu ngerebahin badannya ditempat tidur setelah sampai apartement dan mandi.
Haruto belum.
Masih sibuk main hpnya.
"Mandi, Ru. Terus ayo tidur" kata Junkyu dengan mulai mejemin mata.
Haruto noleh dan nyimpen hpnya diatas meja, "Udah kepengin dikelonin ya" goda Haruto.
Junkyu ngedecih, "Kelonin pala lu. Aku ngga mau seruangan sama manusia berketek basah dan lembab kaya kamu"
Haruto ngernyitin dahi. Ngecek kemejanya bagian ketek.
Iyasih. Basah.
Dikit doang kok.
"Mau mandiin ngga?" goda Haruto lagi.
Junkyu natap malas ke arah Haruto, "Males. Dakinya banyak"
Haruto sekarang yang natap Junkyu ngga percaya.