✏ 5Belas

12 11 1
                                    

Happy reading 📖
🎶

-------------------------
Don't forget for vote 🤍
---------------


"Assalamualaikum" Ucapku membuka pintu rumah yang tertutup tak dikunci. Tidak ada teriakan Doni yang sedang bermain game, tidak ada aroma bau masakan ibu dari dapur, dan tidak ada suara teriakan ka Kira yang mencari barang apabila barang nya tidak ada ditempat.

Langkah ku segera berputar arah yang tadinya akan melangah ke kamar tidak jadi karena mendengar suara mobil yang tidak asing berhenti didepan pekarangan rumah.

Tawa yang terlihat bahagia, dan sepertinya apabila aku berada di antara himpitan mereka dapat aku pastikan ibu tidak akan sebahagia itu.

"Ka Camell" Panggil Doni setelah melihatku berdiri diambang pintu hendak menyapa. "Ayah beliin kk balon tuh" Sambung nya lagi sambil cengengesan tak jelas

"Donii.." Ucap ayah agar berhenti menggodaku, segera kusalimi tangan ayah dan bergiliran dengan tangan ibu yang anehnya ia menerima nya. Aneh, ibu sudah tidak marah lagi? Lihat bahkan ia sekarang tersenyum

"Ini buat kamu" Ucapnya memberikanku satu paper bag, dengan senang hati segera kuterima dan kubuka isinya. Strawberry?

Baru saja aku hendak mengucapkan terimakasih, dengan cepat ia melangkahkan kakinya kearah dapur.

"Kira, sini bantuin ibu nyiapin semuanya" Panggil ibu menyuruh k kira untuk membantu acara masak-memasak nya, mungkin untuk makan malam nanti. K kira yang baru saja mendaratkan bokongnya untuk duduk di sofa bareng doni tidak jadi, dan langsung bergegas menghampiri ibu yang sudah memasuki dapur

Aku yang melihat doni yang sedang duduk sila di sofa segera menghampirinya.

"Habis dari mana?" Tanyaku sambil membuka kotak strawberry yang diberikan oleh ibu tadi.

"Habis belanja, sekalian tadi jemput k kira karena mobil nya mogok" Jawabnya dengan tangan memencet-mencet remot tv

"Owh" Jawabku sambil memasukkan satu buah strawberry kedalam mulut, ah ini sangat manis campur masam.

Kutepuk tangan Doni yang merangkak masuk kedalam kotak untuk mengambil buah strawberry

"Pelit!" Ucapnya menatapku tajam

"Ini kan dari ibu, jadi gak bisa di bagi-bagi" Balasku sambil memeluk kotak tersebut

"Orang k kira yang beliin" Jawab Doni yang beranjak dari duduknya dan melangkah kan kakinya kedapur

Ah, kukira ibu sengaja memberikan itu kepadaku sebagai bertanda, damai? Dan nyatanya? Ayolah, dia akan selamanya seperti itu. Instingku semakin kuat kalau aku bukan anak ibu, lalu? Aku anak siapa?

"Camell, kenapa belum ganti baju? Ayo ganti dulu, setelahnya kita makan malam!" Perintah ayah yang menuruni tangga dengan penampilan sudah berubah, tentu pakaian santainya.

Segeraku beranjak dari dudukku dan melangkah kan kaki panjangku menaiki tangga.

:::::::::::::::::

Attar, satu nama yang terlintas dikepalku. Sudah hampir satu bulan aku tidak bertemu dengan pemilik mata manis itu saat tersenyum. Mungkin aku harus mengetuk kentungan seperti jaman dulu agar bisa bertemu Attar? Ayolah itu terlalu kolot!

Beauty stress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang