✏ 6Belas

12 10 0
                                    

Hey, setelah sekian lama aku up untuk melanjutkan ceritanya Camell. Dan untuk kedepannya, insya allah aku up juga cerita Cheara. Maaf, karena aku fokus ke cerita Aileen..
Karena apa? Karena aku dapet banyak file buat kisah Aileen, jadi untuk kedepannya aku usahain up semuanya. Yang udah DM aku di wattpad dan di Instagram untuk cepat up cerita Camell, nihh aku lanjut.

Btw thanks ya udah support aku, lope lope dehhh. Penggemar Beauty Setress, suruh mampir sama Cakra di Cerita Kosong ya lope sekebon katanya.

________________

Don't forget to vote

__________________________

Malam tadi aku tidak bisa tidur dibuatnya, ah mengapa aku merasa kesal campur senang sih hari ini? Gara-gara perkataan Aiden di malam itu membuat aku susah bergerak. Ralat, susah mengontrol perasaan maksudku.

Hari ini aku berangkat lebih pagi dari biasanya, alasannya agar tidak bertemu Aiden. Pasalnya Aiden juga satu kelas denganku jadi apa yang aku hindari? Toh pasti ketemu juga. Ayolah Camell, jangan berlebihan seperti ini gak enak sama masyarakat bumi.

Aku sudah memantapkan perasaanku tentang apa yang akan aku jawab apabila nanti Aiden menanyakan tentang perasaanku, kita temanan aja ya? Seperti ini? Bukan, diantara kami berdua bahakan bukan seperti teman. Tepatnya seperti babu dan majikan, iya aku babu dan dia majikan. Atau? Kita adek kakak'an aja ya? Begini? Tapi, mana mungkin Aiden mau punya adek yang tololnya kelewat bodoh ini? Ayolah tolong siapapun.

"Mell..." Panggil seseorang yang aku kenal dari arah belakang, sepertinya bukan Aiden jadi rileks camell jangan gerogi kayak lihat setan yang jalannya ajlok-ajlok'an.

Dia tersenyum kearahku tasnya ia kaitkan di bahu kanannya, "Tumben pagi-pagi udah di sini" Tanyanya yang sudah ada di hadapanku.

"Mau nyontek PR" Jawabku yang berhasil membuat lelaki dihadapanku tertawa, kenapa? Ada salah dengan jawaban ku? Emang alasan itu yang biasa siswa-siswi katakan kan? Lebih tepatnya anak bodoh seperti aku ini?

Dahiku mengerut bingung, "Kenapa?" Memiringkan kepalaku dan kulihat matanya menyipit saat ia tertawa. "Oy, Martin anak pak bejo!"

Ia mengusap air mata yang keluar karena efek tertawa di pagi hari, "Gak ada alasan yang lebih akurat apa?" Tanyanya mulai menggiringku agar berjalan.

Aku menggeleng, selain itu apa lagi? Lagian aku benar-benar belum mengerjakan PR, perlu kalian tahu aku adalah anak perempuan ayah paling malas dalam mengerjakan PR. Kalian salah satu dari ku?

"Eko... Bastian..." Panggilku saat menengok kearah belakang karena mendengar suara derap langkah yang saling berkejaran.

Keduanya saling merangkul, "Widih.. tumben pagi tuli udah di sini?"

"Pagi buta!" Sewot Bastian disampingnya membenarkan perkataan Eko.

Aku hanya menyengir menanggapi, "Mau nyontek Pr kimia.." Jawabku dengan mata mencari salah satu dari mereka. Aiden.

"Duluan ya, piket soalnya" Pamit Martin yang emang pada dasarnya tidak sekelas dengan kami. Segera ku iya kan omongan Martin, dan dibalas usiran oleh kedua teman seperguruan nya.

Beauty stress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang