BAB. 10 PULANG PT. 2

4.2K 319 54
                                    

Ada apa ini, kenapa perasaan gue jadi rumit kayak gini waktu gue mencoba ngebales Ranti, apa ada seseuatu yang gue nggak tau dari si pemilik tubuh ini tentang hubungan dia dan Ranti."ucap sella dalam lamunannya sesaat.

"Jadi gue mohon stop nyari masalah sama gue. Bukannya elo sudah memiliki semuanya. Apa lagi yang elo mau ambil dari gue, toh semuanya sudah elo ambil dari gue." Ucap sella sambil memalingkan tubuhnya membelakangi mereka semua yang ada disana yang tengah menatapnya dengan pandangan yang rumit.

..............

Suara ketukan pintu dari luar menyadarkan sella dari emosinya, hingga seornag wanita tua yang sangat dikenali sella masuk dengan perasaan sedikit takut, bagaimana tidak ruangan yang awalnya begitu tenang dan nyaman berubah menjadi menakutkan dan menyeramkan karena aura yang dikeluarkan sella benar-benar tidak main-main, bahkan mampu membuat siapa saja merasa takut dengan aura yang dikeluarkannya terlebih bagi dimas dkk dan kedua kakak Marsella, karena sejak kapan Marsella yang mereka kenal bisa semenyeramkan ini.

"Emm....bi Mimin udah Dateng. Gimana udah selesai kan." Tanya sella pada bi Mimin dengan nada yang sedikit lembut karena tidak ingin membuat wanita itu merasa takut padanya

"Iya non, biaya administrasi nya sudah saya urus dan yang lainnya juga." Balas bi Mimin ramah.

"Yaudah kalau gitu, bi Mimin bisa pesenin aku taxi, solanya aku mau naik taxi aja." Balas sella dengan senyuman.

"Loh non sella kenapa mau naik taksi, bukannya kedua kakak enon dan juga tunangan sama teman-teman enon mau ngejemput enon tapi kenap-..." Ucap bi Mimin tanpa sadar dengan ucapannya dan refleks menutup mulutnya

"Bi Mimin...."

"Ohhh, maaf non sella, maaf atas kelancangan saya, kalau begitu akan seya pesankan." Ucap bi Mimin merasa takut kalau anak majikannya marah.

"Yaudah kalau gitu, sekalian bawain tas aku yah bi soalnya badan aku masih agak sakit, masih belum bisa bawa-bawa barang yang agak berat. Nggak papa kan bi Mimin. " Ucap ku dengan ramah.

"Enggak papa kok no sella bibi bis-...." Balas bi Mimin sedikit bingung namun juga merasa senang karena nonanya sudah tidak temprament seperti biasanya.

"Sini biar aku aja yang bawa, kamu pasti capek jadi aku mau ban-..." Ucap Ranti yang berjalan perlahan menuju barang sella untuk mengambilnya

"Ehhh....ehh...apa-apaan lohh. Lepas nggak, nggak usah berani-berani buat nyentuh barang-barang gue, gue nggak Sudi." Balas sell karena tidak suka jika barangnya harus disentuh wanita itu.

"Sell kamu kok gitu hikss....aku kan cuman mau bantu kamu, kamu sendri yang bilang kalau kamu nggak bisa bawa berat makanya ak-...." Ucap Ranti terpotong kala mendengar ucapan sella yang begitu melukainya.

"Ranti, bisa nggak sih Lo sekali aja nggak usah cari muka didepan gue, please gue nggak suka. Harusnya Lo sadar mau sampai kapan pun sikap elo ke gue mau sebesar apapun perbuatan elo buat gue. Sorry sampai kapanpun gue nggak akan pernah bisa Nerima elo cukup sampai disini aja, harusnya Lo sadar dengan semua sikap gue ke elo dan jangan jadi orang yang nggak tau diri." Ucap ku karena mulai jengah dengan sikap Ranti.

"SELLAAA.....cukup!! gue bilang berhenti bicara seperti itu, apa elo nggak punya rasa simpati sedikitpun. Apa elo nggak bisa liat sedikitpun kebaikan Ranti ke elo." Balas Dimas kekasih Ranti sekaligus tunangan Marsella dengan wajah marahnya.

"Nggak!! gue nggak bisa liat semua itu, mungkin hanya kalian yang bisa dan gue nggak bisa dan mungkin sampai kapanpun gue nggak akan pernah bisa liat kebaikan yang dia lakuin ke gue karena nyatanya nggak pernah ada satupun kebaikan yang gue liat dari dia buat gue." Balasku dengan entennya.

"Yaudah biar gue aja." Ucap seseorang yang sejak tadi hanya memperhatikan perdebatan yang sejak tadi tidak ada habisnya.

"Ehh....Lo maxsimus ngapain!! Nggak gue nggak mau yah nta-...." Ucapku terpotong"

"Gak ada bantahan, cepet ikut gue." Jawab Maxs dengan ucapannya yang seakan mampu membuat sella mau tidak mau harus mengiyakan.

"Emmm.....yaudah deh, rase Lo yah maxsimus suka banget maksa orang. Hehh....." Dumel sella sambil berjalan mengikuti langkah Maxs.

"Kenapa tuh Maxs nggak biasanya kayak gitu." Ucap Riky yang bingung dengan sikap sahabatnya.

"Kok sella berubah yah." Ucap Dika sahabat Dimas yang paling normal dan nggak terlalu benci sella.

"Kenapa Lo jadi kaya gini dek." Ucap Stevan dalam hati dengan pandangan sendu kearah pintu.

"Lo berubah." Ucap Dimas dalam hati dengan tatapan dinginnya.

"Kok sakit diginiin yah apa ini yang Lo rasain selama ini dek." Ucap vano dalam hati namun wajah dan tatapannya tetap datar kek pintu yang abis di cor.

"Ngeliat tingkah Lo yang sekarang justru membuat gue semakin benci sama Lo sell. Gue pastiin kalau Lo bakalan ngerasain sakit yang gue rasain sama yang dulu Lo lakuin ke gue." Ucap sella sambil tertawa dalam hati.

"Hei!! Ngapain masih disini coba, malah ngelamun, itu sellanga udah pergi kita juga cabut ngapain masih disini. Orangnya aja udah pergi." Balas Kevin yang entah sejak kapan datengnya karena setau mereka Kevin sempat minta ijin keluar untuk BAB karena perutnya mendadak mules tanpa melihat perdebatan yang membagongkan yang sempat terjadi

"Iya yah, kok gue baru ngeh." Balas Riky bingung.

"Cabut." Ucap Dimas dingin sambil berlalu membawa Ranti keluar dari ruanga itu.

"Siap pak bos." Balas Kevin dan Riky sedangkan kedua kakak Marsella hanya mengikuti dari belakang tanpa mau menjawab karena perasaan mereka saat ini sedang dalam mode tidak mood.

.-
.
.
.
.
.
.
.

Happy good, good day temanku....

Hihi gimana seru nggak, sama part ini, maaf yah kalau fealnya nggak terlalu dapet, tapi aku janji aku bakalan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi dalam memberikan yang terbaik untuk kalian para pembaca setiaku.
.
.
.
.
.
.
.
Jadi jangan lupa kasih komentnya sama kasih bintang dipojok bawah itu,
.
.
.
.
.
.
.
Makasihhhh.....

When Kasella Becomes Marsella The Bullying Girl (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang