BAB. 19 KANTIN

3.5K 231 29
                                    

****††††***
.
.
.
.
.

Suasana kantin terlihat begitu ramai, bunyi bel membuat suasana kantin yang mulanya sunyi mendadak dipenuhi lautan manusia yang siap Mengantri membeli makanan guna mengganjal perut selepas mengisi otak mereka dengan ilmu dan pengetahuan yang cukup menguras energi mereka.

Suasana kantin terlihat begitu ramai, bunyi bel membuat suasana kantin yang mulanya sunyi mendadak dipenuhi lautan manusia yang siap Mengantri membeli makanan guna mengganjal perut selepas mengisi otak mereka dengan ilmu dan pengetahuan yang cukup...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huhhh....

"Kupikir hanya diduniaku saja, semisal kekantin ricuh ternyata disekolah seelit ini juga kek kambing. Maksudku hampir seluruh siswa disekolah ini merupakan siswa-siswi dari kalangan Sultan tapi tidak dipungkiri sikap dan tingkah laku ternyata tidak berbeda jauh dengan siswa pada umumnya." Ucapku sedikit bergumam sambil menelusuri setiap kantin.

" Tidak buruk juga!! Sepertinya aku akan suka disini". Ucapku lagi sambil berjalan kearah stan makanan yang menyediakan menu makanan kesukaan ku sewaktu diduniaku dulu.

"Bu, pesen baksonya satu, sama nasi goreng satu, minumnya ice tea sama jus jeruk yah." Ucapku sambil melihat jejeran menu.

"Ba-baik lah akan saya siapkan secepatnya." Ucap penjaga kantin sedikit gugup.

"Huhh."ucapku sedikit bingung kenapa wanita didepanku ini kaya ketakutan gitu yah. Gue nggak berbuat yang salah kan? Apa jangan-jangan sella asli?? mungkin iya.

"Kalau gitu saya tunggu dimeja yang itu yah. Ucapku sambil menunjuk kearah meja yang terlihat kosong dipojok." Ucapku sambil menunjuk kearah tempat yang ku inginkan.

"I-iyaa....." Balas ibu itu lagi dengan masih dengan keadaan yang gugup.

"Ckk, kayanya gue bener-bener harus nyelesain semua ini deh, kenapa semua orang yang gue temui selalu berwajah ketakutan seperti itu. " Monologku dalam hati sambil mengusap dadaku yang sedkit terasa nyeri.

Tanpa kusadari, ternyata kantin yang mulanya riuh dan berisik mendadak sunyi senyap bak kuburan dimalam hari. Hal itu membuat ku nampak sedikit murung.

"Hei liat itu kan sella, si Queen bulliying. Kenapa dia sekolah lagi sih."

"Iya padahal kan sekolah adem-adem aja kalau tanpa dia."

"Husstt.....jangan keras-keras ntar dia dengar, mau loh dibully kek Ranti!! Gue mah enggak."

"Iyaa...iyaaa...."

"Tapi liat keknya sella nggak kaya biasanya deh"

"Masa sih".

"Iya coba liat, dia keliatan lebih cantik dan modis apalagi dia nggak make make up tebal sama baju ketat lagi berasa kek beneran seorang Queen".

"Iya yahh, kok gue baru nyadar apalagi kalau liat dia kekantin sendirian nggak bareng sahabat-sahabatnya."

"Apa jangan-jangan sella-...."

Ucap sebagian anak-anak dikantin sambil sesekali melirik kearah dimana sella berada.

When Kasella Becomes Marsella The Bullying Girl (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang