BAB. 16 PAGI YANG BERBEDA

3.8K 246 57
                                    

****††††****

"Aku selesai. Pah aku berangkat." Ucapku tanpa memperdulikan perdebatan mereka yang menurutku sangat unfaedah.

_____________________________4___

"Tunggu, didepan jangan coba-coba untuk pergi duluan kalau Lo masih mau kaki Lo utuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tunggu, didepan jangan coba-coba untuk pergi duluan kalau Lo masih mau kaki Lo utuh." Ucap Vano dingin yang ternyata mampu membuat sella berhenti sejenak berharap sang adik mau mendengarkannya meski dengan sebuah ancaman karena vano yakin jika sekarang sella adiknya tidak seperti dulu yang akan kesenangan jika bersama mereka, entah kenapa vano merasa jika adiknya yang sekarang seakan selalu ingin menghindar dan menjauh darinya sekana ada ketakutan yang dirasakannya.

Mendengar ancaman dari sang kakak membuat bulu kuduk sella merinding, selama hidupnya dia tidak pernah diancam ataupun dibentak. Bahkan sella hampir saja kehilangan kesabarannya karena sella bukan orang yang suka dibentak dan diperintah tapi karena sadar jika dia bukanlah sella yang dulu jadi tidak ada salahnya untuk menurut selama itu tidak merugikannya.

"Baiklah. Jangan lama!! Karena aku tidak suka menunggu terlebih jika itu bukanlah suatu hal yang penting seperti kalian." Ucapku santai sesaat setelah keterkejutanku.

"Apa maksudmu sella....hei kemari kau Dasar tidak tau diri." Geram Stevan dengan omongan adiknya sella, entah kenapa setelah pulang dari rumah sakit sella adiknya selalu saja membuatnya marah.

"Kenapa sakit yah denger dia bilang gitu, bukannya dulu kita selalu dari hal yang terpenting dalam hidup Lo dek." Ucap vano dalam hati

"Apa kesalahan kita sefatal itu dek, kemana sifat Lo yang dulu dek. Lo seakan menjauh dari gue bahkan Lo baru mau ngomong sama gue kalau gue ngomong kasar dan Ngentak Lo dulu." Ucap Stevan dalam hati setelah meneriaki adiknya, jujur Stevan merasa sangat kehilangan.

Tanpa mendengarkan teriakan kakak keduanya, Sella justru semakin mempercepat jalannya karena mulai jengah dengan keluarga barunya yang sekarang.

***********

Sebuah mobil mewah menembus jalanan dengan kecepatan sedang, sedangkan para penumpang didalamnya tengah asik dengan dunianya sendiri, Vano yang tengah sibuk menyetir, Stevan yang tengah asik main game dengan dunianya, sedangkan sella hanya diam membisu sambil menatap kearah jendela mobil sambil melihat indahnya jalanan didunia yang ditempatinya sekarang yang ternyata tidak jauh berbeda dengan dunianya hanya saja didunianya yang sekarang terlihat lebih maju dan modern.

Tindakan dan gerak-gerik sella tidak pernah luput akan perhatian kakak pertamanya vano entah kenapa sejak kejadian waktu itu, vano merasa ada yang berbeda dari adiknya mulai dari membakar semua koleksi baju kesayangannya, membakar semua album foto kenangannya bersama Dimas yang adalah laki-laki yang sangat dicintai adiknya dan juga kejadian tadi malam masih membekas diingatkannya.

Vano POV

Saat itu vano dan Stevan Tengah asik dengan kegiatan masing-masing hingga lupa jika sekarang sudah waktunya makan malam, bertepatan dengan itu juga pembantunya bi Mimin mengetok pintu kamar mereka.

When Kasella Becomes Marsella The Bullying Girl (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang