.
.
.
.Alunan musik menggema di seluruh ruangan yang terlihat sangat megah, sangat tidak habis pikir bagaimana bisa sebuah ruangan bekas kafe yang tidak terpakai dan terbengkalai disulap menjadi bangunan yang sangat megah yang dijadikan sebuah tempat tongkrongan anak Geng Blue Diamond yang ternyata itu adalah geng dari Dimas dkk dan kedua kaka Marsella Stevan dan vano.
"Asekkk....tarikkk mang, eh kevin! Kencengin lagi lah." Teriak laki-laki berbadan tinggi, putih, dengan wajah yang terlihat imut namun tidak dengan suara dan perkataannya yang hampir kaya cabek kiloan.
"Astaga lo budek yah. Ini udah kenceng banget dan Lo masih bilang ini belum cukup ky". Balas Kevin yang takkalah kencangnya, dan ya! Laki-laki bermulut pedas itu dialah Riky.
"Wah sarappp loh Ki. Periksa gih tuh telinga kali aja borokan."
"Astaga kalian ngomongnya sembarangan banget. Telinga gue masih waras yah. Kalian aja yang kupingnya kampungan. Makanya nggak bisa denger musik kenceng dikit aja tuh telinga kek mau meledak."
Disaat anak-anak yang lain pada ribut membahas musik dan telinga yang sangat tidak berpaedah. Dimas tengah asik mengajarkan Ranti bagaimana cara bermain basket. Ketika yang alin tengah asik dengan kegiatan dan dunianya masing masing sedangkan seorang cowok tengah asik menatap kearah jendela sambil mengamati indahnya langit malam yang dihiasi banyaknya bintang-bintang.
"Woyy, Lo Maxs ngelamun Mulu perasaan dari tadi kenapa loh." Ucap Riky kepo"
"Nggak papa." Balas Maxs singkat namun tanpa menoleh sedikitpun dengan lawan bicaranya.
"Dasar Lo yah kutub. Kayanya tuh mulut udah mulai kehilangan fungsi dah." Ucap Riky yang mulai kesal dengan sikap sahabatnya sang satu ini.
"Iya tuh perasaan makin hari making nggak digunain tuh." Timpal kevin.
"Iya bener, hati-hati loh keseringan nggak ngomong bisa struke entar." Balas Riky yang sejak tadi sangat kesal dengan sikap sahabatnya yang hampir menyerupai batu.
"Hust...kak Riki ngomongnya jangan gitu." Ucap seseorang dari arah pintu bersama dengan seorang pria tampan yang sepertinya tengah selesai bermain basket.
"Emm...heheh iya nih Ranti si Riki emang mulutnya nggak bisa di rem. Bawaannya pengen nyumpahin orang yang jelek-jelek Mulu." Adu Dika yang sepertinya dialah yang paling normal diantara yang lain.
"Jangan kayak gitu lagi yah. Kak aku takut kalau apa yang diomongin ka Riki bakalan jadi kenyataan." Ucap Ranti dengan wajah sedihnya.
"Kamu lucu banget sih." Ucap Dimas sang kekasih sambil mengusap-ngusap kepala Ranti kayak anak kucing, Dimas hanya akan bersikap ramah dan perhatian hanya kepada Ranti selebihnya dia akan bersikap cuek dan dingan jika dengan ornag lain terlebih jika itu adalah Marsella.
"Ihh....kak Dimas jangan dirusakin rambutnya." Ucap Ranti dengan wajah manyun, namun bagi Dimas Ranti sangatlah menggemaskan
"Iya-iya maaf. Habisnya kamu menggemaskan." Ucap Dimas lagi sambil membenarkan rambut kekasihnya.
"Ihh kak Dimas jangan kayak gitu aku kan jadi malu." Balas Ranti sambil tersipu malu.
"Terooosss......terosss.....terus aja Sono pacaran, ngakak usah pedulikan kita bos, nikmatin aja tuh dunia sendiri." Cerocos Riky dengan mulut toanya.
"Hahah......cemburu loh liat ke uwuan pak bos." Timpal Kevin.
"Makanya cari pacar dong bair nggak ngenes amat tuh muka." Saut Dika.
"Iya bener percuma ganteng kalau nggak digunain." Balas Stevan Kaka Marsella.
"Heh Lo pada, jangan sembaranga yah. Bukannya gue jomblo gue tuh cuman lagi memantapkan diri, secara standar gue tinggi bro. Nggak kayak kalian main embat sana sini." Ucap Riky panjang lebar karena tidak suka dinistakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
When Kasella Becomes Marsella The Bullying Girl (Tamat)
Novela JuvenilDon't Repost 🙏❌❌ Bagaimana jadinya, jika seorang Kasella yang terkenal akan sikapnya yang bobrok, disayang keluarganya dan bad girl namun tidak mempunyai seorang teman mendadak bertransmigrasi ketubuh seorang cewek kaya, manja, suka membully, pemar...