****††††****
.
.
.
.
.
.
Sendirian disebuah taman dibelakan sekolah menyadarkan sella jika, tempat ini terlalu senyap dan sepi. Terlebih hampir tidak pernah ada yang datang kesini hal itu membuat sella nampak sedikit merasa takut pasalnya sella bukan tipe orang yang menyukai kesunyian yang terlalu sunyi seperti sekarang, bahkan sella dapat mendengar sebuah derap langkah kakak seseorang yang mencoba berjalan kearahnya terlebih sebuah bayangan yang perlahan semakin membesar menandakan jika seseorang itu sudah hampir dekat dengan posisi dimana dia berada.Perasaan takut kian memuncak kala sebuah tangan besar menyentuh bahunya dan refleks membuat sella gemetar dan berteriak histeris.
"Kyaaaa.....setann, lepasin gue. Jangan sentuh gue dengan tangan Lo itu. Gue yakin Lo pasti nggak pernah cuci tangan kan makanya lo- eh tunggu kok ta-tangannya lembut dan wangi sih setannya pasti pakai pelembut. Nyolong dimana nih setan." Racau sella kala menyentuh lengan yang sempat menyentuh pundaknya dan tanpa sadar tercium aroma mint yang begitu sangat segar dan candu di Indra penciumannya hingga sebuah suara yang tidak asing menyadarkannya.
"Heh, nenek sihir Lo kata gue apaan, mana ada setan seganteng gue dan mana ada maling se wahhh.....gue, Lo kalau ngomong sembarangan banget sih. Ta-tapi makasih loh karena udah bilang tangan gue lembut dan wangi, yaaa....meskipun gue sudah sering sih dipujian kalau gue tuh wangi banget mengalahkan aroma jutaan bunga didunia ini."ucapa laki-laki itu dengan gaya pedenga yang enatah kenapa mendengar celotehan pria itu membuat emosi sella sedikit menghilang.
"Ckk....apaan sih lebayy loo. Tapi jujur tangan Lo emang lembut dan wangi. Gue mah orangnya emang jujur dan gue nggak munafik. Kalau menurut gue gitu yah gitu dan kalau menurut gue nggak gitu yah nggak gitu. Gue mah apa adanya nggak suka jaim-jaiman apa lagi sama cowok Mampang kayak Lo." Ucapku sedikit judes kala mengetahui sipemilik tangan, dan sedikit. Merutuki ucapannya yang mengatakan jika tangan tuh cowok lembut dan wangi.
"Terus ngapain Lo kesini?" Ucapku sedikit bingung pasalnya sejak tadi Angga hanya melihatku tanpa berkedip.
Mata sella seakan dibuat membola kala melihat pergerakan Angga yang terus berjalan seakan memojokkannya, bahkan saat ini sella dibuat bungkam kala tanpa sadar sella sudah berada di sofa dengan Dimas yang tepat didepannya sangat dekat.
"E-ehh.....a-angga lo-elo mau ngapain. Ja-jangan macem-macem Lo yah, gu-gue Gibeng loh." Ucapku dengan sedikit terbata kala melihat Angga yang semakin mendekat tepat didepan wajahku dan mengabaikan setiap ucapanku.
Sella dibuat bungkam kala Angga semakin mendekatkan wajahnya dan dapat sella rasakan hembusan nafas Angga yang menerpa wajahnya seakan terhipnotis dengan aroma yang seakan membuat sella dibuat candu yang refleks membuat sella memejamkan matanya. Perlahan dapat sella rasakan jika sebuah benda lembut dan sedikit berbulu menempel pada ujung bibirnya, hingga sebuah rasa dingin menyadarkan sella yang spontan membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Kasella Becomes Marsella The Bullying Girl (Tamat)
Novela JuvenilDon't Repost 🙏❌❌ Bagaimana jadinya, jika seorang Kasella yang terkenal akan sikapnya yang bobrok, disayang keluarganya dan bad girl namun tidak mempunyai seorang teman mendadak bertransmigrasi ketubuh seorang cewek kaya, manja, suka membully, pemar...