Bab. 5 MEMORY ASING

4.9K 400 40
                                    

*****†††††******
.
.
.
.
.
.

Kepala Marsella mendadak merasakan sakit yang teramat sakit, semenjak kejadian arwah Marsella yang asli menemuinya.

"Ughh...sial! Kenapa lagi ini sama kepala gue."

Perlahan, Marsella merasakan adanya memori-memori asing yang dengan paksa menerobos ingatannya bak kaset film yang diputar secara acak. Marsella sempat berfikir dan berucap."ingatan siapa ini?" Monolog Marsella disela rasa sakitnya.

Hingga, Marsella sedikit terkejut menyadari satu hal jika memori asing itu adalah miliknya Marsella yang asli.

"Sella bisa nggak sih kamu sehari aja nggak bikin masalah."

"Tapi pah aku....."

"Papah capek tau nggak setiap hari harus mendapat telpon dari pihak sekolah kamu."

"Denger dulu pah,! aku bisa jela-....."

"Sampai kapan kamu mau kaya gini. Papah kecewa sama kamu Marsella."

"Papah nggak punya waktu buat dengerin pembelaan kamu, papah harus pergi sekarang."

"Pahh....papah! Jangan pergi pah. Dengerin Marsella dulu.

Pahhh......hiks!! Kenapa papah nggak pernah mau dengerin penjelasan aku."

"Kenapa papah selalu pergi dan nggak pernah punya waktu buat aku.

"Hikss...hikss !! Aku sakit pah. Aku pengen papah ada disamping aku, bukannya pergi kaya gini pah."

*******

"Dasar Lo yah Mak lampir! Bisa nggak sih sehari aja Lo nggak bikin masalah.

"Dim- dimas! Dengerin aku dulu aku nggak..."

"Alah....udahlah banyak bacot loh."

"Lo mau ngelak apa lagi, udah jelas kan kalau elo yang udah bully Ranti."

"Enggak kak, bukan aku! Aku cum-....."

"Alahh....nggak usah munafik loh. Jujur yah, gue nggak habis pikir kenapa sih wanita sebaik momy bisa punya anak jahat kayak elo."

"Kak Stevan! Kenapa kakak bisa ngomong kaya gitu kak."

"Gue benci adik kayak elo. Kenapa sih loh harus hidup? Kenapa nggak mati aja ngegantiin bunda."

"Kak vano juga nggak percaya sama aku kak."

"Sella, Lo pikir ada yang percaya sama cewek ular kayak elo. Bahkan gue yang notabennya kakak Lo aja selalu ngeraguin semua tentang Lo Marsella."

"Kak....cukup...." Rintih marsella, hingga fokusnya teralihkan kala melihat seringaian kecil yang terlihat diwajah wanita ular didepannya.

"Kenapa ranty? Kenapa Lo nggak bilang yang sebenarnya."

Plakk.....

"Heh, neklam nggak usah nyari pembelaan disini udah jelas wanita busuk kayak elo emang salah."

"Kak Stevan kak-...."

"Lo keterlaluan tau nggak sella...."

"Dimmm.....Dimas kam- kamu...."

"Iya kenapa, sedari awal gue udah bilang sama elo. Kalau gue nggak pernah suka dan nggak akan pernah bisa bales perasaan Lo itu. Karena sampai kapanmu elo sama gue nggak akan pernah bisa menjadi kata kita camkan itu. Terlebih sikap Lo yang kaya gini, semkin bikin gue eneg tau nggak."

When Kasella Becomes Marsella The Bullying Girl (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang