*****†††††*****
.
.
.
."
Kenapa jadi kayak gini sell, kenapa sikap Lo berubah kekita." Monolog Stevan dalam hati dengan pandangan sendu dan terus memandang kepergian Marsella adiknya. Adik?? Sejak kapan dia mengakui sella sebagai adiknya.
"Lo berubah, apa tujuan Lo berubah sekarang." Ucap vano dalam hati sambil memikirkan perubahan adiknya.
******
Setiba sella dihalaman rumahnya, sella sempat dibuat pangling dan kagum bagaimana tidak halaman seluas itu terlihat begitu indah dengan banyaknya pohon dan tanaman buah terlebih lapangan basket, gazebo kecil untuk beristirahat dan juga beberapa kandang hewan peliharaan baik itu kucing, kelinci, burung dll.
"Astaga, ini beneran halaman rumah. Gilaa.....halama rumah kok kaya kebun binatang yang disatui sama taman juga kebun saking luasnya. Behhh anak orkay emang beda yah." Ucap sella sambil terus berjalan membawa barangnya dengan pandangan kagum kesetiap objek yang dilihatnya.
Oke lebih baik nih barang gue bakar disini, biar nggak bikin polusi." Ucap sella sambil mengeluarkan semua barang yang dibawanya dalam kardus.
Perlahan sella menyalakan api dan membakar semua barang yang menurutnya tidak berguna mulai dari pakaian yang kurang bahan, dress ketat, dan masih banyak lagi, hingga fokus sella jatuh pada benda terakhir yang akan dibakarnya. Yupp, benar benda terakhir itu adalah semua foto-foto kenangan sella asli bersama Dimas tunangannya, yang parahnya tidak pernah dianggap Dimas sebagai tunangannya. Mengingat kejadian buruk yang pernah dilakukan Dimas pada sella asli membuat sella yang sekarang merasa b gitu emosi. Tanpa buang waktu sella langsung membakar semua foto-foto itu tanpa beban.
"Sorry Dimas, sudah saatnya sella bahagia dengan kehidupan barunya tanpa adanya elo dihidupnya yang sekarang. Ijinin sella untuk bahagai dengan cara melupakan elo. Hikss.... Gue tau selama ini gue egois dengan maksa elo buat jadi milik gue tanpa gue sadari semua itu juga menyakiti elo. Tapi sekarang Lo tenang aja, mulai sekarang sella bakalan berhenti mengejar cinta elo hikss....." Ucap sella dengan air matanya yang sejak tadi tidak berhenti keluar.
" Ckk....anjir ini kenapa mata gue nggak berhenti nangisnya dan kenapa dada gue rasanya sesak banget, apa ini perasaan Dari sella asli, sorry sell gue cuman nggak mau Lo terus-menerus mikirin dia yang nggak pernah mikirin elo, bahkan sampai elo mati pun dia nggak akan pernah sadar. Gue tau elo sakit liat apa yang gue lakuin tapi ini semua demi kebaikan elo."ucap sella dalam hati sambil sesekali mengusap dadanya yang terasa sakit hingga akhirnya sella memutuskan untuk kembali ke kamarnya dengan sedikit berlari.
Tanpa sella sadari adanya seseorang yang sejak tadi melihat semua yang dilakukannya. Dengan perasaan sendu orang itu melangkah pergi menjauh.
Vano POV
Setelah kepergian sella vano merasa sedikit bingung dan penasaran dengan aapa yang akan dilakukan sella adiknya dengan semua barang yang dibawanya, begitu sella sudah tidak nampak lagi vano memutuskan untuk mengikuti sella, karena rasa penasarannya mengabaikan pertanyaan Stevan adiknya yang sejak tadi berbicara dengannya. Vano merasa ada yang aneh dingan sikap adiknya sejak bangun dari koma satu Minggu yang lalu, hingga vano berhenti didekat pohon mangga didekat halaman rumahnya.
Awalnya semua yang dilakukan sella tidak ada yang membuatnya merasa aneh dan memutuskan untuk pergi karena merasa tidak ada yang aneh dengan sikap wanita yang dilihatnya dia memutuskan untuk kembali namun tindakan wanita itu kemudian membuatnya kaget, bagaimana tidak seorang Marsella membakar semua pakaiannya karena setau vano adiknya yang dia kenal adalah wanita pecinta pakaian ketat dan mini terlebih semua pakaiannya tidak ada yang tidak bermerek jadi bagaimana bisa dengan mudahnya semua pakaian itu dibakarnya. Keterkejutan vano tidak sampai disitu saja, mata vano dibaut melotot dengan tidakan adiknya bagaimana bisa adiknya membuang semua foto-foto kenangan dia dengan Dimas karena setaunya diknya begitu menggilai seorang Dimas. Hati vano merasa tersentuh kala mendengar perkataan sella yang meng membuatnya merasakan sedikit luka yang dipikul adiknya.
"Sorry Dimas, udah saatnya sella bahagia dengan kehidupan barunya tanpa adanya elo dihidupnya yang sekarang. Ijinin sella untuk bahagai dengan cara melupakan elo. Hikss.... Gue tau selama ini gue egois dengan maksa elo buat jadi milik gue tanpa gue sadari semua itu juga menyakiti elo. Tapi sekarang Lo tenang aja, mulai sekarang sella bakalan berhenti mengejar cinta elo hikss....."ucap sella dibalik pohon sana.
Vano merasa bersalah, dia menyadari sebesar apa rasa cinta adiknya kepada sahabatnya Dimas tapi dia juga tidakembenarkan semua tingkah adiknya. Vano sadar sesakit apa sekarnag adiknya.
"Maaf sell, gue salah. Seharusnya gue ada dipihak elo. Tapi dengan bodohnya gue malah membiarkan elo terluka sendiri seperti itu. Maafin Abang sella" monolog vano sambil berjalan menjauh kala sella adiknya sudah tidak ada ditempatnya.
"Ngeliat elo yang sedih kayak gitu bikin hati nurani gue juga ikut guyah, sekuatnya ego gue, gue lebih nggak bisa kalau harus liat elo kaya tadi, entah kenapa perasaan elo yang tadi bikin hati Abang sakit sell. Ini kali kedua gue ngeliat elo nangis kaya gitu karena sebelumnya lo juga nangis sebelum elo koma dan entah kenapa tangisan elo yang sekarang begitu menyiksa hati gue dek." Ucap vano dalam hati sambil sesekali melirik kearah lantai dua kamar adiknya karena saat ini dia ada didekat kolam renang sambil merenungi kejadian tadi sore yang dilihatnya.
.
.
.
.
.
.
.
.Annyeong yeorobun....
Gimana nih kabarnya, semoga baik selalu yahh.....
😁😁😁😁
Lanjut nggak nih guyss.....
Sebenarnya Author kangen banget sama kalian, jangan sampai sakit yah.
Jaga kesehatan karena Covid19 masih belum berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Kasella Becomes Marsella The Bullying Girl (Tamat)
Teen FictionDon't Repost 🙏❌❌ Bagaimana jadinya, jika seorang Kasella yang terkenal akan sikapnya yang bobrok, disayang keluarganya dan bad girl namun tidak mempunyai seorang teman mendadak bertransmigrasi ketubuh seorang cewek kaya, manja, suka membully, pemar...