****††††****
.
.
.
.
Semua orang pasti pernah peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentangmu, begitupun denganku. Beberapa dari kalian pasti pernah berada dalam posisi seperti, kita yang nggak peduli lagi dengan apa yang orang lain katakan atau penilaian dari orang lain tentang kita sama sepertiku yang kadang merasa lelah dengan setiap omong kosong yang selalu kudengar dari mulut orang lain.Merasa sedih dengan apa yang mereka katakan tentu membuat siapa saja pasti merasa terluka, bahkan hal itu merupakan sesuatu yang sangat menyedihkan untuk dilalui. Mereka yang tidak tau seperti apa kamu, apa saja yang kamu lakukan selama ini, dengan tidak tau dirinya berani menilai bahkan memberikan opini-opini buruk tentangmu. Kenapa mereka bersikap seperti itu? Kita bahkan tidak sedekat itu untuk saling mengenal terlebih untuk saling mengetahui tentang masing-masing dari kita. Mereka bersikap seakan mereka tau segalanya tentangmu begitupun dengan diriku.
Meskipun aku tau setiap orang berhak memberikan komentar, bahkan berpendapat tentang sesuatau. Apakah harus dengan kalimat-kalimat yang menyakitkan untuk didengar, terlebih jika itu semua hanyalah sebuah opini tanpa dasar kebenaran. Kalian bahkan tidak tau seberapa kuatnya mental seseorang telebih untuk wanita rapuh seperti diriku, yang hampir setiap hari merasakan penghinaan dan caci-maki dari semua orang.
Kupikir aku bisa melewati semua kebencian yang diberikan untukku tapi nyatanya hatiku semakin dibuat hancur kala menyadari bahwa sebagian dari mereka yang menyakitiku adalah keluargaku sendiri, sosok yang selalu kutunggu kehadirannya untuk memeberiku kekuatan, memberiku pelukan dan mengelusku kala mentalku sedang berada dititik terlemah, namun nyatanya semua itu hanya sebuah angan belaka kala yang kulihat hanya sebuah tatapan kebencian yang kudapatkan dari keluargaku sendiri yang mampu menghancurkan setiap kepingan dalam hatiku yang berhasil meruntuhkan pertahanan yang selama ini selalu kujaga selama ini.
Dengan tubuh lemah yang tengah meringkuk disekitar ranjang, dapat dilihat jika saat ini aku tengah menangis menahan rasa sakit yang sejak tadi coba kutaha. Tubuhku yang bergetar serta suara tangisan yang begitu menyayat hati, seakan mampu membuat seseorang yang mendengarka juga ikut merasakan kesedihan dari tangisan kecil yang terdengar sangat menyedihkan dan terdengar sangat rapuh.
Perlahan kucoba mengangkat wajahku yang terlihat sembab menatap datar kerah jendela kamara dengan posisi masih sama dengan melingkarkan kedua lenganku pada tubuhku seakan meminta perlindungan.
Rambut berantakan, mata yang membengkak serta hidung yang memerah membuatku Nampak terlihat buruk, hingga Sebuah kotak aneh membuatku tersadar, bagaimana bisa sebuah kotak cantik berwarna gold berada dibawah meja belajarnya, yang kini terlihat sangat berdebu dan usang. Dengan perlahan kucoba merangkak mendekati sebuah kotak yang terlihat sedikit usang dan berdebu itu.
Tes….tes….
Tanpa sadar begitu mengetahui isi dari kotak usang itu perlahan air matanku berhasil kelur tanpa seijinku dengan sangat deras seakan tak mampu menahan rasa sakit itu kala melihat sebuah foto wanita cantik yang sepertinya sangat dirindukan sipemilik tubuh. “apakah ini perasaan sella yang asli”. Ucapku yang merasa sedikit aneh dengan tubuhku, namun sebuah Kristal bening jatuh mengenai wajahku yang sontak membuatku seakan terhipnotis.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Kasella Becomes Marsella The Bullying Girl (Tamat)
Teen FictionDon't Repost 🙏❌❌ Bagaimana jadinya, jika seorang Kasella yang terkenal akan sikapnya yang bobrok, disayang keluarganya dan bad girl namun tidak mempunyai seorang teman mendadak bertransmigrasi ketubuh seorang cewek kaya, manja, suka membully, pemar...