Bab. 4 BERTEMU MARSELLA

5.2K 389 32
                                    

*********"††††*********
.
.
.
.
.
.

Sudah beberapa jam lamanya sejak Marsella dinyatakan siuman, namun selama itu juga tidak ada satu orang pun yang terlihat menjenguk.

keluarga dan kedua kakak Marsella sekalipun tidak pernah menampakan batang hidungnya. Hanya ada bi imin yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayang kepada Marsella selama berada dirumah sakit.

Fokus, Marsella masih sama seperti beberapa jam yang lalu, mengamati pintu diseberang sana, berharap ada seseorang yang berhubungan dengan si pemilik tubuh ini untuk menjemputnya.

"ckk....sial!." Kesal Marsella, sambil terus menatap kearah pintu kamarnya.

"Percuma,! Sampai bumi terbelah pun orang yang Lo harapin kedatangannya nggak akan pernah ngejenguk lo."

"Astaga naga kodok beranak Miminya peri lepasss.....aishhh.....siapa sih yang ngomong, ngagetin gue aja." Rutuk Marsella dengan latahnya.

"Eh, Panjul ini gue! Yang tubuhnya elo tempatin sekarang."

"Loh kok, bukannya elo udah meninggoy yah. Kok bisa ngomong sih? Terus, kenapa gue nggak bisa liat wujud lo? Kenapa gue cuman bisa denger suara lo?." Cerocos Marsella a.k.a kasella.

Perlahan suara aneh namun terdengar sangat indah itu perlahan menghilang hingga sebuah helaan nafas terdengar sangat halus, menandakan jika sipemilik suara tengah berfikir.

"Gue juga nggak tau gimana ngejawab pertanyaan Lo. Karena gue juga ngggak tau."

"Yang jelas, mulai sekarang elo yang nempatin tubuh gue." Ucap Marsella asli sipemilik tubuh yang ditempati kasella.

"Gue harap, elo bisa jaga tubuh ini dengan baik melebihi gue. Satu pesan gue, sebenci dan semarah apapun elo sama keluarga gue nantinya gue harap Lo nggak akan pernah ninggalin mereka yah. Karena bagaimanapun juga mereka tetap keluarga gue. satu lagi, tolong jaga sahabat-sahabat gue yah, jangan bikin mereka terluka."

"Tapp....."ucap kasella ingin menolak namun terhenti tatkala mendengar suara yang terdengar begitu pilu.

"Gue mohon sama Lo. Cuman elo yang bisa bantuin gue." Ucapnya Dengan suara yang terdengar memohon.

"Kenapa harus gue. Kenapa nggak sama orang lain."

"Karena, itu sudah takdir. Cuman elo yang bisa bantuin gue. Ubah pemikiran buruk keluarga gue tentang gue dan perbaiki hubungan gue sama kakak gue juga sahabat-sahabat gue terlebih pandangan buruk tentang orang-orang terhadap gue."

"Salah elo juga sih. Ngapain juga pake acara kaya neklam suka marah, udah pakaian kaya jalang sikap kaya setan, hobinya ngebully orang, behhh....paket lengkap lo, Gimana orang nggak benci sama Lo. Elo emang pantes dibenci." Ucap kasella mulai terbawa emosi.

"Ihhh....kok Lo malah ngatain gue sih." Ucap Marsella merasa tidak terima dikatai meskipun dia akui jika yang dikatakan kasella memang lah benar adanya.

"Memang bener kan. Tapi dilain sisi gue juga salut sama perjuangan elo yang mental baja banget ngadepin tuh cowok gila Dimas itu."

"Ya, mau gimana lagi. Namanya juga cinta. Lo mah nggak bakalan bisa ngerti kasella."

"Ohhh, iya juga yah. kan elo bucin gobl**." Ucap kasella setengah kesal dengan suara si pemilik tubuh yang ditempatinya.

"Iya, serah Lo dah mau ngatain gue apa. Gue pasrah." Monolog Marsella, karena baginya tidak ada gunanya berdebat dengan wanita didepannya ini.

"Tapi ingat jagain keluarga gue dan ingat pesan gue yang tadi." Marsella memperjelas ucapannya.

"Iya...iya....tapi kalau untuk sahabta-sahabat elo. Gue nggak janji solanya gue nggak yakin." Ucap kasella dengan ekspresi yang terlihat sendu.

"Gue paham perasaan elo dan gue nggak akan maksa. Lo bisa lakuin secara perlahan buat Nerima mereka. Tenang aja mereka baik kok." Ucap Marsella meyakinkan kasella yang sepertinya punya history tersendiri.

"Iya, gue usahain. Tapi sorry yah gue nggak mau bertingkah kek lintah sama berpenampilan kek jalang seperti yang elo lakuin dulu. Gue mau jadi diri gue sendir terlebih sama tuh Dimas gila." Enatah kenapa mendengar nama Dimas membuat emosi kasella selalu buruk. Mungkin karena ingatan dari novel yang dibacanya tentang Dimas tidak ada yang berkesan indah terlebih jika sekarang dia menempati jiwa dari sosok wanita yang sangat dibenci laki-laki itu.

"Iya terserah elo. Nah kalau gitu kan gue bisa tenang jadinya. Semangat yahhh nanti semua ingatan gue bakalan gue kasih."

"Iya, lo bahagia yah dialam sana jangan kaya jalang lagi." Cerocos kasella tanpa beban.

"Elo yah mulutnya. Nggak difilter kalau ngomong." Kesal Marsella.

"Hehe...sorry bejanda gue mahhh."

"Becanda kali." Ucap Marsella mulai jengah dengan sikap kasella.

"Nah itu. Yaudah gue bakalan berusaha buat ngejalananin hidup gue yang sekarang."

"Makasih, Lo kuat dan gue percaya Lo bisa. Selamat tinggal kasella. Semoga elo bisa nemuin kebahagiaan Lo."

"Iya...iyaaa.....pergi dah Lo. Ngomong Mulu perasaan dari tadi. Kapan perginya loh. Bikin takut tau nggak. Suara aja yang kedengar wujudnya kagak ada." Ucap kasella sambil bergidik menandakan dia sedikit merasa takut.

"Ihh.....dasar yah lo ngeselin banget. Yaudah gue pergi. Jaga diri Lo baik-baik yah. Semuanya nggak akan serumit yang elo bayangin." Jelas marsella mengingatkan.

"Iya...."
.
.
.
.

Shuttt..... (Hembusan angin) yang datang seakan membawa pergi suara yang sempat berbincang dengan kasella a.k.a Marsella, meninggalkan kesunyian yang mengisi ruangan rumah sakit.

"Huhh.....cepat banget tuh suara ngilangnya. Perasan baru tadi kita ngomong." Marsella, makasih yah gue nggak tau harus bersyukur atau bagaimana gue nggak tau. Yang jelas makasih untuk kehidupan kedua yang elo kasih buat gue dan makasih tuhan. Meskipun gue nggak tau gimana nanti kedepannya. Gue cuman berharap agar Tuhan bisa selalu ngelindungin gue dan Lo Marsella yang asli bisa tenang dialam sana dan bahagia.

********

"Aaa.....aduhhh,! Sakit." Teriak Marsella selepas tersadar dari lamunannya.

"Aduh, kenapa kepala gue jadi terasa berat dan sakit banget kayak gini sih."erang Marsella sambil sesekali memukul kepala dan meremas rambutnya guna menghilangkan rasa sakit.

Brukk.....

Naas ternyata tindakan yang dilakukannya justru bukannya menghilangkan rasa sakit justru rasa sakit itu kian menjalar ke seluruh tubuhnya, hingga membuat sang pemilik tubuh kehilangan fokusnya dan jatuh pingsan.

.
.
.
.
.

🙏🙏🙏

Gimana guys?? Suka nggak sama ceritanya.
Atau malah sebaliknya, membosankan. Maafin author nya yah. 🙏🙏🙏

When Kasella Becomes Marsella The Bullying Girl (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang