Malam hari dijalanan yang sudah sepi,
motor aran melaju dengan kecepatan sedang."ARAN AKU GA MAU PULANG" Ucap chika dengan teriak agar
Aran mendengarnya."HAAA... APA CHIK" Ucap aran juga teriak.
Chika mendekat hingga terpaut beberapa senti ke pipi aran.
"Aku ga mau pulangg, aku mau ikut kamuu aja" Ucapnya sedikit lebih pelan dari tadi.
"Lahh... aku mau pulang chik, jangan ngadi ngadi deh" Ucap aran.
"Ya udahh aku ikut kamu pulangg, TITIK. Kalau kamu ga mau ajak aku turunin aku disinii" ucap chika.
"Cepettt turunin" Ucap chika dengan memberontak hingga motor aran menjadi oleng.
"Eh..eh...lohh...chikk nanti jatuh wehh, IYA IYA KITA PULANG KE RUMAH AKU. Udah ya diem nanti jatuhhh" ucap aran dengan penuh kesabaran.
Memang kalau sudah bersama gadis ini butuh kesabaran yang melebihi tangki kesabaran.
*dirumah aran
"ASSALAMUALAIKUM WAHAI PENGHUNI RUMAH YANG ARAN SAYANG, ARANN TERCINTA PULANGGG NII" Ucap Aran
Tak lama dari situ, aran disambut oleh pawang penghuni rumah wkwk. Yap siapa lagi kalo bukan ami nya.
Dengan kekuatan super dan ke titisan ami nya melemparkan sandal hingga mengenai perut aran. Untung nggak kena kepala kek waktu ituu, bisa benjol tujuh hari tujuh malem.
"Aduhhhhh miii sakitt" Ucap aran sambil memegang perutnya
"Padahal aran bawa peri kecil lo, pasti chika ketakutann tu sama mamii" masih dengan memeggang perut."Ehhh adaa chikaa, sini sayang" Ucap maminya sambil memeluk chika.
"Mami kangennn... udah lama ga kesini, aran bilang kamu lagi sibuk apalagi dia bilang kamu udah punya pacar" sambil merapikan rambut chika gegara naik motor tadi.Ishh siapa yang punya pacar, ngadi ngadi ni bocah awas aja ya. Sambil menatap aran dengan mata melotot.
"Engga kok mi, aran aja yang nggak mau jemput chika kesini padahal aku pingin main kesini" jawabnya.
"Ohh awas aja aran, ARANN uangg jajan kamu mamii potongg" Ucap maminya.
"Chika tidur ya nak udah malem, tidur di kamar aran aja gapapa kalau aran ngapa ngapa bilang mamii"
"Udahkan, byee mii muach" Ucap aran mengecup pipi maminya.
Aran menggandeng tangan chika ke kamarnya. Entah kenapa chika selalu senang mendapat sentuhan atau bentuk apapun dari aran.
Chika dengan senang hati menggandeng aran dengan erat sampai enggan melepaskan, padahal udah sampai ke dalam kamar.
"Heh udah sana bersih bersih, ngapain megang tangan aku gitu kayak seneng keliatannya" ucapnya pede
"Ihhhh siapa bilang" Chika sambil menghempaskan tangannya.
Aran mengerti chika sedang tidak baik baik saja, dia menarik chika lebih dekat membenarkan rambutnya yang sedikit menutupi wajahnya dan akhirnya memeluknya sambil mengelus kepalanya.
Chika yang memang sudah tau aran peka dengan hatinya yang sedang buruk, menerima perlakuan aran dan menikmatinya.
Entah kenapa setiap aran memelukku tubuhku merasa nyaman dan damai. Aku membalas pelukan aran hingga 10 menit lamanya.
Yap aku duluan yang melepaskan pelukannya. Aran selalu menunggu aku hingga aku merasa cukup. Dia selalu sabar dengan semua sikapku. Maka dari itu aku tidak mau melepaskan aran untuk siapa pun.
Aku ingin egois. Tuhan sudah ambil papa dari aku, aku ga mau kehilangan aran juga karena dia satu satunya yang kumiliki sekarang
Selesai bersih bersih kita pun langsung tidur.
Kita memang sekasur sedari dulu denga aran yang selalu memelukku saat aku tidur disampingnya. Tangan aran dijadikan bantalan untukku.
Dilain tempat.
Seseorang yang memperhatikan sejak tadi aran masuk rumah hingga dia masuk kamar dengan menggandeng gadis yang tak ia sukai sejak kecil. Dengan tatapan sendu dan tak suka.
Terima kasih.