11

354 54 5
                                    

Tiba tiba pintu terbuka. Aran tidak jadi pergi. Tadinya dia cuman ngetest doang. Nggak mungkin juga dia ninggalin chika dalam keadaan belum makan.

Chika membuka pintu dengan wajah kesal, tapi gemas. Aran melihat itu pun merasa gemas ingin membawa pulang bidadari satu ini.

"Ngapain ke sini, katanya sibukk." Ucap chika masih dipintu dan aran diluar kamar depan pintu.

"Yahh elu si, beneran ga makan. Lagian aku becanda chik"
"Udah sekarang ayo kita cari makan" ucap aran menarik tangan chika.

Padahal Chika memakai baju kaos dan celana hot pants. Aran juga tidak menyadari itu, karena sudah keburu buru. Takut penyakit chika kambuh lagi.

Chika juga hanya diam saja, karena dia juga lupa dan sudah terlanjur senang makan diluar bersama aran.

Tibalah di tempat makan japan.

Chika turun motor dengan dibantu aran. Aran belum sadar dengan pakaian chika. Saat melepas helm, dan ingin melepas helm chika.

Dia sadar dan kaget

"Masyallah, chikkk kenapa pake baju sama celana kek gitu..." ucap aran kaget

Aran melepas jaket besarnya dan juga mengambil hoodie ditasnya.
Aran memakaikan hoodie buat chika, dan jaket untuk menutup celananya.

Saat masuk tempat makannya, aran dengan setia menggandeng chika. Karena banyak mata jelalatan disini melihat pakaian chika.

Chika dengan senang hati menempel dan merangkul aran. Ego ngambeknya udah luluh sedari tadi saat aran datang ke rumah.

"Kamu mau makan apa chik?"

"Aku mau sushi, ramen, takkoyaki, aromanis" ucap chika santai.

"Nahh mulai ngadi ngadi"

"Boleh ya ran, aku laperr terakhir makan tadi pagi" ucap chika memohon.

"Iya boleh kok"

Aran memanggil pelayan, yang melayani meja aran adalah perempuan. Sepertinya perempuan itu terpesona melihat aran. Aran pun juga merasa biasa saja tida ada yang aneh.

Berbeda dengan chika. Dia mengerti kalau mbak mbak ini sedang curi curi pandang ke aran.

Mata nya jelalatan amat si ni mbaknya. Batin chika

Aran mengucapakan apa yang dia pesan. Setelah itu mbaknya pergi dengan senyum senyum ganjennya.

"Lu dirumah ngapain aja seharian ini chik?" Tanya aran memecah keheningan.

"Biasa, aku cuma tidur terus baca baca buku. Mami ngeliburin homeschoolingnya. Katanya yang ngajarin aku juga udah males sama aku"

"Pasti gurunya lu kerjain lagi kan, aduh chik. Udah berapa guru lu gitu in" aran menghela nafas.

"Biarin, lagian aku juga ga mau homeschooling, sepi. Ga enak" ucap chika cuek

Waktu aran ingin menjawab. Tiba tiba makanan datang, akhirnya aran belum jadi ngomong. Yang mengantarkan makanannya adalah mbak yang tadi.

"Permisi mas, ini pesanannya" dengan senyum genitnya.

"Iya, makasih ya mbak" ucap aran

Chika sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dia tidak suka ada yang melihat aran segitunya apalagi berani menyentuhnya. Aran cuman punya dia, semua punya dia.

"Mbak bisa jangan genit gitu ga??? Saya sama PACAR saya risihh. Kalau taruh ya taruh aja, nggak usah pegang pegang PACAR saya" ucap chika berdiri.

Semua pandangan pengunjung restoran tertuju pada chika yang sedang marah marah. Memang selain chika pemurung, chika juga susah mengendalikan emosi.

Aran yang melihat chika seperti itu langsung berdiri ke sebelah chika dan menahannya untuk marah.

"Udah chik, jangan kayak gini dong. Tadi nampannya hampir jatuh soalnya. Jadi nggak sengaja kepegang" ucap aran berbisik

"Biarin suruh siapa nampannya mau jatuh, aku ga peduli. Emang dari tadi mbaknya tu matanya jelalatan" chika sambil menunjuk mata mbaknya.

"Maksutnya apa ya mbak, tau sopan santun nggak. Cowoknya dilihat ya wajar karna memang ganteng. Posesive amat mbaknya" ucap mbaknya

"Engga... kenapa, tapi cuman ke mbaknya, masalah. Berarti emang bener kan mbaknya matanya jelalatan" chika ketawa.

Wahh kacau ni lama lama bisa perang dunia 'batin aran
Aran langsung memotong meraka yang beradu mulut.

"Chika diem"
"Maaf ya mbak, maaf in pacar saya. sepertinya hanya salah faham. Mbaknya boleh kembali kok. Sekali lagi maafin ya mbak" ucap aran.

"Iya mas gapapa, lagian masnya kok mau sama mbak posesive ini" ketawa dan langsung pergi.

"Ishhh kurang ajarr, emang minta di jambak tu rambut" ucap chika ingin mengejar mbaknya.

Aran pun menahannya dengan cara duduk disebelah chika agar dia tidak bisa keluar.

"Minggir ran, gue mau ngejar tu cewek freakk" chika mengamuk ingin keluar.
 
"Chik, udah ya. Ayo makan ah... nggak usah diurusin" ucap aran lembut.

Setelah lama membunjuk chika. Akhirnya chika tenang dan sudah tidak marah lagi.

Selesai makan mereka jalan jalan hingga pukul 10 malam. Tapi tenang semua yang berhubungan dengan aran pasti aman dan tentram. Chika terus membujuk aran untuk tidur dirumahnya tapi aran tidak mau.

Jalan terakhir aran harus menidurkan chika dulu, lalu pergi. Biarlah chika ngambek. Lagian kenapa cewek selalu ngambekan si. Dikit dikit marah, dikit dikit cemburu. Entahlah. Mungkin sudah takdirnya.

Aran sampai rumah tengah malam lebih. Aran tidak dimarahin dan dicariin karena dia sudah ijin maminya.

Saat melewati kamar kakaknya, dia melihat pintu terbuka sedikit. Aran pun melihat melalui celah pintu tsb.

Dia melihat pintu balkon kakaknya terbuka.

Batinnya, lahh ada maling kahh. Gila si ini.

Buruburu aran masuk kamar kakaknya dan melihat dikasur tidak ada kakaknya, ternyata kakaknya lagi diluar.

"Ihh aku kira ada maling, udah malem kenapa keluar kak?, angin malem nggak bagus." Ucap aran sambil memakaikan jaketnya ke kakaknya.

"Nggak bisa tidur, cuman pingin cari angin aja. Lah kamu dari mana aja, kok baru pulang" fiony menoleh melihat aran

"Abis kumpul sama temen temen terus ke rumah chika" ucap aran santai.

Aran emang pelupa, dia juga tidak peka.
Yang awalnya fiony melihat aran, sekarang memalingkan wajahnya, moodnya langsung hancur.

"Ohh gitu" fiony cuek

"Ya udah ayo kak masuk, dah semakin malem nii, nanti masuk angin" ucap aran mengandeng tangan fiony.

"Nanti dulu ahh, sana kamu aja yang masuk. Lagian aku nggak nyuruh kamu temenin aku kan" ucap fiony menepis tangan aran.

Aran menghela nafas, sudah hampir jam 2, fiony yang awalnya berdiri hingga sekarang sudah duduk. Tetep kekeh tidak mau masuk. Tapi aran dengan setia tetap menemani fiony dengan bermain game.

Pukul 2 aran juga sudah mengantuk, mana besok harus sekolah, dia menaruh hpnya dan melihat kakaknya, dan ternyata kakaknya sudah tidur.

Yaelah, ternyata udah tidur. Ucap aran menggendong kakaknya ke kasur.

"Selamat tidur kakakku tersayang" aran mencium kening fiony dan pergi menuju kamarnya.

"Selamat tidur aran" ucap fiony dengan suara kecil.

Sebenarnya sedari tadi di gendong aran, fiony sudah bangun, dia hanya pura pura tidur.




















4 LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang