"IHH ARANN, kakak kaget tau" ucap fiony
Dia fiony. Fiony terburu buru karena kebelet pipis.
Sekarang aran tidak sendirian dibangku taman, melainkan bersama fiony."Kakak tidurnya nyenyak" tanya aran
"Lumayan, kamu" balas fiony
"Nyenyak banget, soalnya disebelahku ada chika" tawa aran
"Ohh"
"ARAN" Tanya fiony setelah keheningan.
"Iya" jawab aran sedikit mengantuk.
"Kalau kakak lagi suka sama orang menurutmu gimana" fiony
"Haa, Yaiyalah kakak suka orang, masa suka hantu" canda aran
"Hem, ya udah deh" fiony jadi tidak selera untuk melanjutkannya. Langsung Pergi dari situ.
Aran tertawa, dia sudah menebak mungkin kakaknya sudah mulai jatuh hati dengan zean. Dia its okay, karena bisa disimpulkan zean sudah berkorban cukup banyak apalagi korban waktu.
***
Sekarang mereka sedang sarapan yang diberikan sekolah.
Chika tidak pernah jauh dari aran. Aran yang juga setia menemani chika.Shani dan fiony yang melihat itu sedikit kesal, tapi tidak bisa berbuat apa apa. Fiony juga pelan pelan ingin menghilangkan perasaan ini.
"Emang benar, terkadang kita harus mengubur sesuatu yang memang sudah seharusnya dihilangkan" ucap fiony dalam hati.
Setelah makan dan masih ada sisa waktu untuk istirahat. chika dan aran memilih taman sekolah. Aran memang suka sekali ke taman sekolah, udaranya sangat sejuk segar.
"Chik"
"Aku boleh minta permohonan ga" tanya aran melihat kechika
"Apa, kalau aku bisa kabulin akan aku kabulin" tanya chika
"Nanti ada saat kamu butuh orang tepat yang tinggal cukup lama, dan sepertinya orang tepat itu sudah datang. Kamu cukup terima dia walau dia orang baru."
"Maksut kamu apa, kayak kamu pengin ninggalin aku aja" tabok chika dikira aran bercanda. Sorotan serius menatap chika
"Ingat kan, kata kataku aku ga bakal ninggalin kamu. Itu memang benar. Tapi saat orang itu datang kita memang ga bisa seperti ini, tugasku sudah digantikan sama dia orang yang tepat. Jadi permohonan ku..."
"Terima orang itu." Tak lama dari itu vito datang. Aran tersenyum dan pergi dari situ.
Tapi sebelumnya dia membisikkan sesuatu ke vito
"Sukses bro" bisik aran dan sudah pergi meninggalkan tamanSaat chika ingin mengejar aran, ditahan oleh vito. Chika hanya nurut. Dia berfikir... apa maksut aran barusan.
"Chika, aku mau ngomong sesuatu" ucap vito pelan pelan memegang tangan chika. Chika kaget, bingung. Kenapa ngomong saja harus memegang tangannya.
"Waktu pertama kali ketemu kamu, lebih tepatnya melihat kamu waktu di kantin. Ga tau kenapa, pandangan aku ke kamu beda. Dan dimana saat pertama kali kita berkenalan membuat perasaan itu benar benar yakin." Chika menghempaskan genggaman tangan vito
"Aku tau kamu cukup kaget, karena terlalu cepet. Tapi sebelumnya aku sudah tau tentang penyakit kamu. Aku mau menerimanya" chika tambah kaget dan ingin pergi dari situ. Pikirnya udah kacau. Vito menahan
"Udah vito, maaf aku ga bisa" ucap chika lembut
"Kenapa. Sekeras apapun aku menyukaimu, aku tidak tau cara menghilangkannya. Jadi kasih satu alasan yang bisa membuat aku tidak lagi menaruh rasa ini" vito yang sudah menahan rasa sakit ditolak.