Seseorang yang memperhatikan sejak tadi aran masuk rumah hingga dia masuk kamar dengan menggandeng gadis yang tak ia sukai sejak kecil. Dengan tatapan sendu dan tak suka.
Dia fiony, kakak aran.
Entah sejak kapan perasaan terlarang itu tumbuh, hari terus berjalan fiony malah enggan menghapus perasaan itu. Dia dulu udah pernah ingin menghapus dan menyangkal perasaannya dan itu malah menyakiti dirinya sendiri.Dia tidak bisa jauh dari aran. Apapun itu dia tidak suka oleh orang orang yang suka dengan adiknya, yang genit ke adiknya.
Makanya dia selalu deket sama aran karena kalau aran ada dekat dengan dia disampingnya, dia selalu memberikan penuh semua perhatiannya.
Memang sedari dulu SD Aran selalu memanjakanku selayaknya aku gadisnya. Sejak itu perasaan terlarang ini tumbuh.
***
FlashbckSaat itu aku kelas 5 SD dan aran kelas 4 SD kita hanya terpaut setahun.
Ada anak laki laki yang sangat benci padaku karena aku menolak dia, (idihh masih kecil juga, wkwkw)
Dia membuliku dengan teman temannya, merobek lengan bajuku mengmbil bandoku terus diinjak sampai rusak.
Ngga sampai itu aku dimasukin ke gudang sekolah.
Aku ketakutan dan terus berteriak, tubuhku sudah sesak kekurangan nafas.
Ditambah sedari tadi aku menangis.Tak lama dari itu tiba tiba ada orang yang menggedor pintu
"KAK.. KAK FIONY DI DALAMM"
"KAKAK DENGER AKU KANN"
Ucap aran tergesa gesa"Aran tolongin kakak, kakak takut ran"
Ucapnya sambil nangis sesegukan."Kakak tunggu bentar aku ambil kunci di satpam"
"Cepet ran, kakak takut"
Tak lama dari situ aran kembali dengan satpam yang membawa kunci gudang. Setelah pintu dibuka aran berlari langsung memeluknya.
Aran menangis sambil memelukku, entah kenapa dia menangis hingga seperti itu.
"Maaf in aran kak, ngga becus jaga kakak.... aku bukan adek yang baik, aku adek buruk yang nggak bisa jagain kakaknyaa, maafin aku kakkkk" sambil menangiss histeris.
"Udah aran, ini bukan salahmu kan kamu juga ngga bisa terus terusan sama kakak, kita aja udah beda kelas"
"Kamu adek terbaikk bagi kakak, udah ya jangan nangis jelek tau kayak anak SD aja" ucapnya menenangkan adiknya."Lahh aku kan emang anak SD kak, dan aku akan terus sama kakak, kakak ingat itu" aran sudah tidak menangis.
Setelah itu dia langsung menggandeng fiony menuju kelas orang yang membulinya tadi. Tanpa pikir panjang dia langsung memukul bagian perutnya dan menendang bokongnya. Anak itu pun nangis.
"Baru segitu doang aja udah nangis cemen luuu, coba lu yang gua kunci digudang yang ada nanti pipis dicelana luu. Awas aja ini baru pertama nanti penutup lu terima dengan lapang dada yee"
Pulang sekolah
Aran menjeput fiony di kelasnya setelah itu dia mengajak fiony menyaksikan apa yang ia buat untuk anak ingusan tadi.
"Liat ya kak, 1... 2.... 3.... skakkkakak rasaa in lu bau telur busuk kan "
Fiony tertawa sebentar, orang orang yang menyaksikannya juga tertawa."Ihh aran kasiann, udah ahh jangan gitu lagi ayok pulangg udah dijemput tu" ucap fiony
Semenjak itu perasaan itu tumbuh sendirinya. Itu awal dari perasaan terlarang ini.
***
Larut dalam kesedihan dan kecemburuannya fiony akhirnya terlelap tidur.Esok pagi.
Aran udah siap untuk mengantar chika pulang. Tapi tidak dengan chika malah terlihat sedih dan tidak antusian pulang. Duduk di tepi kasur sambil menunduk. Aran pun mendekatinya dan berjongkok.
"Kenapa chik, pulang ya... ga boleh gitu, kemarin mami khawatir cari kamu"
"Mami itu sayang sama kamu chik, dia ingin menebus kesalahannya yang dulu, tapi mami juga susah karna harus menjadi kepala keluarga juga. Ayolah chik coba buka hatimu kasih mami kesempatan" ucapnya hingga kedua tatapan saling terpaku.
"Iya aku pulang rann, tapi kamu sering sering ajak aku nginep kalau engga kamu yang nginep yaaa... janjii" ucap chika memohon.
"Iya janji, ya udah ayo makan terus pulang, pasti tu perut minta makankan wkwkw" ucap aran tersenyum.